Ternyata tantangannya justru dari diri saya sendiri. Gatel pengin lihat notifikasi FB (biasanya juga nggak bisa karena HP saya offline-kan kalau dia muter lagu), gatel pengin nonton Upin-Ipin (yang nonton emaknya), gatel pengin motret si J lagi ngasih makan kelinci, dan sebagainya dan sebagainya. Bolak-balik saya lihat jam: jam 9, jam 10, jam 2 siang, terus pak suami pulang. Hore ...
Hebatnya, dengan memastikan anak nggak main gadget, justru ada kerjaan rumah tangga yang bisa dikerjakan. Biasanya saya cuma duduk di sebelah J, memastikan dia gapapa. Hari ini sempat goreng ikan segala dan nggak gosong. Agak capek sih, apalagi J masih suka minta bopong (gendong pakai tangan doang). Berat lho bawa bocah 20 bulan dengan berat 13 kg lebih dan bawa perut hamil 35 minggu itu. Tapi nggak papa. Lebih baik "capek di depan" kan daripada "capek di belakang"?
Sorenya, saya biarkan J main-main di halaman belakang nangkap-nangkapin ayam, lihat kelinci (lagi), dan nggangguin anak anjing.
"Hujan," kata pak suami. Tadi memang agak gerimis.
"Nggak papa, habis ini keramas air hangat."
"Dia nginjek eek anjing."
"Nggak papa, habis ini mandi dan ganti semua bajunya."
Saya melihat J riang sekali bermain di halaman. Sesuatu yang sudah lama tidak dia lakukan. Menikmati semua stimulasi yang tersedia, bukan hanya dari layar gadget.
Yah, begitulah. Setelah air mandinya siap, saya mandikan J dari atas sampai ke bawah. Jangan sampai ada sisa apapun yang diinjak dan dipegang saat main-main tadi.
Penutupnya sangat manis. Pukul 17.30, J selesai minum susu. Dia berbaring di kasur dan miring. Agaknya dia terlelap,kecapekan dengan hari yang sibuk. Saya pun ikut terlelap sekitar 20 menit. Capek juga tapi lega. Saya bersyukur hari ini kami bisa memberikan yang terbaik untuk J. Semoga bisa berlanjut besok, lusa, dan seterusnya.
