Mohon tunggu...
Maria G Soemitro
Maria G Soemitro Mohon Tunggu... Freelancer - Volunteer Zero Waste Cities

Kompasianer of The Year 2012; Founder #KaisaIndonesia; Member #DPKLTS ; #BJBS (Bandung Juara Bebas Sampah) http://www.maria-g-soemitro.com/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Strategi Berburu Barang Diskon

5 Januari 2013   05:59 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:29 829
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_233770" align="aligncenter" width="625" caption="diskon hingga 80 % (dok. Maria Hardayanto)"][/caption]

Betulkah belanja diskon hanya menghambur-hamburkan uang saja? Tergantung kecermatan si pemilik uang mungkin ya? Beberapa retail menggelar diskon untuk "cuci gudang", atau menghabiskan stok lama distributor/ rekanan mereka. Tidak hanya baju, sepatu dan tas, Bukupun mendapat harga diskon. Beberapa toko buku sering menggelar diskon, salah satunya adalah toko buku G**m** di jalan Merdeka Bandung yang mempunyai jadwal diskon, khususnya diakhir tahun. Buku-buku terbitan terbaru, alat tulis kantor dan beragam produk yang berhubungan dengan pendidikan bisa dibeli dengan harga diskon. Toko buku tersebut mempunyai area khusus diskon untuk menampung buku-buku terbitan lama. Terkadang khusus penerbit tertentu, tapi lebih sering keroyokan berbagai jenis buku dari berbagai penerbit. Buku - buku yang pernah best seller: Harry Potter, Twilight Newmoon, Eclipse (termasuk DVDnya) serta karangan penulis terkenal dunia seperti Sidney Sheldon, Agatha Christie dapat dijumpai disini. Potongan harganya lumayan besar, sekitar 20 hingga 40 %. Untuk buku komik tertentu kita cukup membayar Rp 1.000/buku.

[caption id="attachment_233696" align="aligncenter" width="455" caption="area diskon (dok. Maria Hardayanto)"]

13573762041381727411
13573762041381727411
[/caption]

Jika mau teliti dan jeli di rak buku diskon 80 %, kita bisa membeli buku-buku bermanfaat yang diperlukan, salah satunya buku budi daya mentimun yang saya beli seharga Rp 5.000. Juga buku mempelajari photoshop yang dibanting dari harga Rp 461.900, kemudian Rp 100.000, dan kemarin saya beli dengan harga Rp 10.000 saja.

[caption id="attachment_233677" align="aligncenter" width="504" caption="harga awal buku ini RP 461.900, lho (dok. Maria Hardayanto)"]

1357364036284638855
1357364036284638855
[/caption]

Sebagai ibu rumah tangga, saya kerap menggunakan kesempatan diskon untuk berbelanja keperluan sehari-hari. Ada supermarket yang khusus memberikan diskon 10 % pada setiap hari Senin dan Kamis untuk pembelanjaan daging, ikan, sayur, buah (daisabu). Apakah itu berarti daisabu yang dijual rekondisi atau bahkan jenisnya tidak lengkap? Menurut pengalaman, daisabu yang disiapkan dirak-rak, lemari pendingin dan akuarium (ikan tawar hidup) sama dengan hari-hari biasa. Mereka tentu saja tidak mau mempertaruhkan nama besar supermarket yang sudah beranak-pinak keseluruh Jabar dan DKI Jakarta. Kesempatan diskon di hari Senin dan Kamis rupanya juga digunakan ibu rumah yang lain, terlihat dari membludaknya jumlah pembeli di hari-hari tersebut. Sedangkan pembelian deterjen, sabun pencuci piring dan lain-lain biasanya mendapat diskon di hari khusus: Jumat, Sabtu dan Minggu. Tentu saja tidak semua produk, tergantung distributor. Potongan harga yang diberikan cukup lumayan, misalnya deterjen berharga normal Rp 11.000-an didiskon hingga berharga Rp 7.000-an saja dengan maksimal pembelian 3 buah. Iklan diskon mereka terbit di setiap hari Jumat, sehingga kita bisa mengetahui  apakah produk yang didiskon kita butuhkan atau tidak. Sayuran berharga miring dapat diperoleh dibeberapa toko swalayan pada pukul 18.00 hingga waktu tutup toko, tapi jangan kecewa apabila mendapati jumlah dan jenis sayuran yang sudah tidak lengkap. Tetapi tetap menolong, khususnya untuk mereka yang tidak sempat berbelanja di pagi hari padahal harus menyiapkan makan malam. Selain kebutuhan sehari-hari, seorang ibu rumah tangga juga harus berbelanja baju, sepatu dan buku-buku anaknya. Khusus buku tulis, keempat anak saya mengajukan beberapa syarat yaitu: cover buku jangan aneh-aneh misalnya Batman atau bintang K-Pop (Oooo... mereka sangat tidak suka, walau saya katakan bahwa harga buku-buku tersebut murah, harga diskon. Tapi bakal tidak digunakan alias mubazir dan berarti hasil akhir pembelian menjadi mahal, jadi ya sudah saya ikuti), buku tulis harus berukuran tertentu dan sebaiknya sudah bergaris pinggir di setiap halaman. Karena itu apabila menemukan buku-buku sesuai syarat tersebut dengan harga diskon saya membeli sekaligus banyak. Untuk memenuhi kebutuhan sepatu dan baju, kini mereka memilih untuk mencari sepatu dan tas yang diidamkan kemudian meminta sejumlah uang untuk membeli. Sedangkan pemilihan baju, beruntung Bandung menyelenggarakan Kick-Fest (Kreatif independen Clothing Komunitas Festival) setiap tahunnya. Disini mereka bisa mencari dan memilih beragam keperluan. Tumplek blek, ada sekitar 140 brand clothing local berkualitas bagus berasal dari Kota Bandung, Jakarta, Yogyakarta, Makasar, Lampung, Surabaya dan Malang. Di hari terakhir anak-anak bisa membeli jaket seharga Rp 300ribu - 500ribu dengan harga Rp 100 ribu saja. Tapi bersiaplah gigit jari apabila produk clothing yang didamba ternyata sudah habis tandas. Menyiasati pembelian barang diskon, sebetulnya sudah saya mulai semenjak gadis. Dulu saya kuliah sambil berkerja sehingga harus cermat mengatur gaji agar masih bisa "bernafas" hingga akhir bulan. Sesudah menikah dan memiliki 4 anak, iming-iming diskon makin marak tetapi justru menguntungkan konsumen karena pilihan menjadi lebih banyak. Agar tidak membeli barang yang tidak diperlukan, saya membiasakan diri:

  • Membuat anggaran belanja. Pedoman utama sebelum berburu barang diskon adalah memeriksa pos anggaran agar tidak berdampak pada kebutuhan rumah tangga yang lain. Harus dipastikan bahwa dana tersedia dan barang diskon yang hendak dibeli memang dibutuhkan.
  • Tidak membawa uang melebihi jumlah yang dianggarkan, tinggalkan kartu kredit dan kartu ATM dirumah. Karena sering 'rayuan' maut barang diskon di dalam hati pembeli lebih berbahaya daripada bujuk rayu penjualnya. "Wah, barang diskon ini bagus dan murah. Jika tidak dibeli sekarang, takutnya nanti kehabisan" :D Jadi apabila mudah terbujuk rayuan ada baiknya menghindar saja, tidak usah masuk area diskon daripada akhirnya membeli barang yang tidak diperlukan.
  • Jangan kalap. Walaupun produk diskon yang dibeli sangat bermanfaat, contohnya buku. Ketabahan dan keteguhan hati tetap diperlukan, jangan sampai jumlah pembelian melampaui anggaran. Buku-buku best seller biasanya akan dicetak ulang. Agar tidak membeli buku yang sama, cek dengan teliti isi buku karena cover buku terbitan baru akan berganti sehingga kita 'pangling'.
  • Komparasi harga. Sebetulnya berkaitan dengan anggaran. Sebelum membeli produk diskon yang relatif mahal, luangkan waktu untuk membandingkan harga dan spesifikasi produk di toko online. Setelah mempunyai data barulah berbelanja dengan fokus, karena di toko offline banyak penjual yang berpromosi bahwa produknya lebih hebat, bla ...bla ...bla. Ya itu tugas mereka, tugas kita berbelanja sesuai anggaran dan spesifikasi yang dibutuhkan.
  • Membeli di sentra penjualan produk tersebut. Suatu kali kakak saya berencana membeli laptop di supermarket karena tertarik iklan diskon besar-besaran. Saya menyarankan untuk membeli di pusat pembelanjaan elektronik, untunglah dia setuju dan akhirnya pulang membawa laptop dengan brand dan spesifikasi lebih bagus tetapi seharga dengan iklan diskon yang dibacanya.
  • Tentukan brand yang cocok. Setiap konsumen biasanya nyaman menggunakan brand tertentu (brand lokal atau luar) karena menyangkut spesifikasi dan pelayanan purna jual. Saya berusaha loyal karena pernah membeli produk lain yang lebih murah, ternyata berakhir kecewa. Mau ngirit malah buntung, barangpun berakhir sebagai sampah ..... :P
  • Oh ya, saya juga kerap menunggu kesempatan diskon untuk membeli perlengkapan dapur seperti, steamer, panci tekan, ovenware tahan panas dan berbagai perlengkapan dapur berharga mahal lainnya.
  • Bagi penggemar produk branded, strategi seorang teman saya mungkin bisa ditiru. Dia menabung untuk berbelanja  tas/sepatu branded dengan harga diskon yang secara periodik diselenggarakan. Ada kalanya dia berhasil mendapat barang idamannya, tetapi sering juga yang diincar sudah lenyap dan biasanya dia akan berucap: "Bukan jodoh saya tuh barang, tapi kan nanti ada jenis baru lainnya". Cara menghibur diri sendiri yang ampuh. :D


Promosi barang diskon kiranya berubah menjadi bumbu keseharian konsumen, mulai dari penawaran produk kebutuhan sehari-hari hingga produk 'nggak penting' yang diobral akhir tahun. Sejauh mana penting tidaknya, bermanfaat atau berakhir teronggok tak berguna, semuanya kembali ke si pemilik uang. Karena ada pertanyaan yang harus dijawab sebelum memutuskan berbelanja: "Saya membeli produk ini karena butuh atau hanya sekedar ingin?" **Maria Hardayanto**

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun