Mohon tunggu...
Maria G Soemitro
Maria G Soemitro Mohon Tunggu... Administrasi - Relawan Zero Waste Cities

Kompasianer of The Year 2012; Founder #KaisaIndonesia; Member #DPKLTS ; #BJBS (Bandung Juara Bebas Sampah) http://www.maria-g-soemitro.com/

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Memotret Frasa

16 Agustus 2012   19:33 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:39 370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pengamat musik pasti tahu bahwa kiblat musik Indonesia adalah Bandung. Khususnya untuk aliran musik metal  yang tidak hanya bertahan tetapi juga  mampu unjuk kebolehan  menggelar  acara  “Bandung Berisik” setiap tahunnya. Tahun ini berlangsung tanggal 18 hingga 19 Mei 2012 silam di Lanud Sulaeman, Bandung dengan  menggandeng 60 grup underground berbagai aliran. Asyik kan? Berisik yang keren banget ..………pokona.

Mereka eksis karena ada kekerabatan yang erat. Saling mendukung ketika ada yang terpuruk dan ikut bergembira ketika ada yang berhasil. Bahkan performance Karinding Attack (salah satu dari 60 grup tersebut) di acara Radio Show TV One menjadi trending topic twitter. Tidak kalah dari Indonesia Idol walaupun secara materi dan kualitas mungkin lebih unggul karena mereka tidak dimanjakan oleh panggung megah dan promosi bertubi-tubi.

Salah satu tempat mereka berkumpul adalah di Commonroom Networks Foundation, jalan Kyai Gede Utama Bandung. Disanalah saya melihat hasil jepretan Kimung Blasted Core. Menarik, karena memadukan dua benda yang sulit dicari predikatifnya. Yang satu tentang buku ketika Peterpan berhibernasi selama dua tahun sebelum akhirnya menjadi Noah Band. Sedangkan lainnya adalah Floyd ukulele milik Kimung pentolan band metalcore, Burgerkill yang hijrah ke Karinding Attack.

Selama Ariel "menginap" di Kebon Waru, Kimung dkk memang kerap bertandang untuk memberikan dukungan. Mereka menyadari bahwa tidak mudah menerima kenyataan kemerdekaan yang terbelenggu, apalagi apabila hal tersebut menyangkut seniman.

[caption id="attachment_207119" align="aligncenter" width="432" caption="buku Noah dan Floyd Ukulele"][/caption]

Pada  rapat bersama membahas  evaluasi pergerakan  Commonroom, saya mencoba mengintip apa saja barang-barang yang melengkapi keseharian mereka. Hmmm ……Kimung  rupanya tak bisa lepas dari topi,  kunci motor dan ponsel. Standar dan sederhana  banget mengingat keriuhan penggemar Kimung Blasted Core, “sesepuh” Ujungberung Rebels. Walaupun tentu saja saya tidak berharap dia membawa benda tajam.

[caption id="attachment_207124" align="aligncenter" width="450" caption="punya Kimung"]

134514263940306965
134514263940306965
[/caption]

Cermin pemiliknya, mungkin itu kata yang tepat karena bukankah yang terpenting fungsinya bukan merk apalagi warna dan trend. Mirip seperti perlengkapan Iyo, anak kedua saya yang gemar mendaki tebing dan gunung. Perlengkapannya sangat khas. Pisau multifungsi, ponsel, dompet, permen, sarung tangan dan semua perlengkapan yang tidak membutuhkan predikat untuk menyatu dan digunakan sesuai kebutuhan.

[caption id="attachment_207140" align="aligncenter" width="455" caption="punya Iyo"]

13451465891885427043
13451465891885427043
[/caption]

Selain perlengkapan keseharian Kimung, saya melihat buku catatan  (entah milik siapa) yang tergeletak begitu saja bersama alat tulisnya.

[caption id="attachment_207126" align="aligncenter" width="325" caption="dalam rapat kini, terkadang buku catatan tidak diperlukan"]

1345143502535978341
1345143502535978341
[/caption]

Kemudian  beringsut ke ruang sebelah tempat staf Commonroom mengisi formulir evaluasi. Ternyataaaa…………walau tulisannya sudah malang melintang di media mainstream, Idhar masih mengetik dengan dua jari. Hmmm……berarti saya mempunyai teman senasib dong, walau ponselnya khas muda banget: BB  ^_^

[caption id="attachment_207127" align="aligncenter" width="446" caption="11 jari"]

134514372814304640
134514372814304640
[/caption]

1345145445375409976
1345145445375409976

Tengok kanan kiri, tidak ada yang special kecuali ponsel milik Sabine dan hmmm…….tempat bedak dan spidol. Mungkin milik Sabine yang kebetulan tergeletak karena Sabine harus berlari kesana kemari, sedngkan spidol memang biasanya ada disitu untuk menulis di whiteboard.

[caption id="attachment_207137" align="aligncenter" width="444" caption="bedak dan spidol"]

13451448851409494174
13451448851409494174
[/caption]

[caption id="attachment_207129" align="aligncenter" width="440" caption="gadget standar kini :BB"]

13451438892065300022
13451438892065300022
[/caption] Juga peralatan listrik yang sering lupa dicabut:

13451446071318632185
13451446071318632185

Eits sebentar ……….ada yang menarik tetapi sering terabaikan. Yaitu peralatan musik ketika anak-anak Commonroom berlatih Karinding.

1345144190472571742
1345144190472571742

Namanya? Nanti ya saya tanyakan……….jangan sekarang karena semua sedang sibuk mengisi formulir evaluasi. Kimung tidak bisa diganggu karena harus bolak balik ke ruang tamu menemui wartawan yang ingin mewawancarai juga harus menyiapkan pertunjukkan. Jadi daripada saya disemprot memotret kiri kanan dan mungkin menurut mereka : “Ih, si bunda mendadak aneh”, saya gabung dengan mereka dulu ya …………oh iya , tiba-tiba datang abah Felix nih, saya tambahin tas kerennya yang berisi macam-macam,  mulai dari paspor, ponsel, tempat minum, dompet ……….dan banyak lagi.  Tas abah Felix lainnya pernah saya posting disini.

[caption id="attachment_207135" align="aligncenter" width="389" caption="tas abah Felix"]

13451443532094294850
13451443532094294850
[/caption]

Photo-photo saya jelas nggak maksimal, apabila pembaca ingin melihat hasil WPC 17: Still  Live Photography yang keren-keren silakan ke TKP.

**Maria Hardayanto**

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun