Mohon tunggu...
Maria Fillieta Kusumantara
Maria Fillieta Kusumantara Mohon Tunggu... Administrasi - S1 Akuntansi Atma Jaya

Music Addict. Writer. Content creator

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Be A Queen of Universe, Mungkinkah?

26 Desember 2018   16:36 Diperbarui: 26 Desember 2018   16:44 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : www.imdb.com/title/tt8954732

Pernah gak sih kamu bermimpi jadi ratu sejagad? Ternyata menjadi ratu sejagad tidak seburuk yang dipikirkan semua orang seperti gila harta, cantik luar biasa, gila kekuasaan atau gila hormat lho. Malahan dapat membuat perubahan besar dalam perilaku, cara pandang dan kebiasaan seseorang. Hal inilah yang dialami Stacy Denovo, seorang pembuat sekaligus pemilik toko kue sederhana asal Chicago.

Berawal dari keinginan kuat untuk mengikuti kompetisi kue kerajaan Belgravia usai melihat sang mantan kekasih bermesraan dengan pacar barunya, tanpa disengaja salah seorang peserta bernama Brianna menumpahkan topping coklat hingga seluruh celemek Stacy kotor. Seolah enggan repot, Kevin yang notabene teman dekat dan rekan satu tim kompetisi menyarankan Stacy untuk berganti celemek baru. Akan tetapi, Stacy bersikeras untuk membersihkan noda tersebut, Dan voila! dalam perjalanan menuju toilet itulah Stacy bertemu 'saudara kembar identik' nya, Margaret Delacourt yang memintanya untuk melakukan pergantian identitas sementara selagi persiapan pernikahannya dengan Edward.

Berbagai pengetahuan seputar dunia kerajaan pun ditularkan kepada Stacy (meskipun dirinya banyak kebingungan) mulai dari cara duduk, cara makan, memberi hormat, berpakaian ala bangsawan hingga silsilah keluarganya dan keluarga Edward secara detail namun sukses memancing banyak gelak tawa guna menyamarkan maksud terselubung Margaret. 

Perumpamaan sepandai-pandainya tupai melompat sekali waktu pasti jatuh juga tampak sangat pas dengan kondisi mereka yang berusaha keras dengan berbagai cara untuk menutupi tindakan dari orang-orang terdekat namun eh ternyata tetap saja ketahuan dalam momentum mendekati hari pernikahan.

Yang menarik, untuk menutup tirai layar lebar sang sutradara, Mike Rohl memberi kejutan sebagai penghujung cerita. Tenang tenang tenang semuanya. Endingnya tetap bahagia kok, cuman Lady Margaret tak lagi bersanding dengan Edward nih guys tetapi dengan Kevin Richards. Walaupun bukan dari kalangan keluarga terpandang, orangtua Lady Margaret dengan senang hati menerima Kevin sebagai calon menantunya melihat kepribadian Kevin yang luar biasa dapat mengubah pandangan Lady Margaret. Inilah salah satu nilai positif film ini, don't see a book by its cover.

Lalu bagaimana dengan Stacy? Apakah dia jadi jomblo gara-gara gebetannya direbut 'sang kembaran'? Tentu saja tidak. Stacy telah berhasil memalingkan cinta Edward dari Lady Margaret yang telah terjalin beberapa bulan lamanya berkat sebuah pelajaran berharga kala ia sedang bersamanya. Pelajaran itu cukup sederhana, yaitu 'berbagi, akrab dan peduli dengan mereka yang berkekurangan dan tidak sempurna khususnya anak-anak' apalagi di golden Christmas moment seperti sekarang ini.

Potret keluarga broken home antara Kevin dan Olivia sejak lama juga bisa mengubah pandangan kita terhadap keluarga broken home. Broken home bukan alasan menjadi liar dan tak terurus bahkan hingga melanggar aturan kenegaraan. Olivia membuktikan bahwa anak broken home juga bisa bersikap baik, mendapat perhatian dan kasih sayang penuh serta meraih mimpi memasuki dunia tari balet idamannya.

Tidak hanya nilai positif yang ditawarkan, film ini juga mengajarkan betapa banyak risiko yang harus ditanggung apabila kita ceroboh ataupun berlaku jahat. Misalnya pada saat kompetisi kue dengan tema kue pernikahan sedang berlangsung, Brianna sengaja memutus kabel alat masak Stacy pada malam sebelumnya agar ia turun peringkat atau tersingkir. Nah, apa yang terjadi saudara-saudara sekalian?

Brianna lah yang menanggung malu luar biasa ditambah rasa iri karena kepongahan dirinya yang berharap penuh menyabet gelar jawara malah terjun ke titik podium kedua serta Stacy yang dilamar Edward tepat dihadapannya. Selain itu, salah satu pelayan kerajaan bernama Frank De Luca pun terjatuh usai memotret diam-diam moment perbincangan ganti identitas mereka. Wah, karma tuh ya yang diam-diam suka ngintilin kemana-mana, hahaha.

Tapi, dibalik jalan cerita yang seru plus nilai-nilai moral yang baik, menurut saya film ini masih punya kekurangan terutama pada karakter Stacy dan Margaret yang secara hitam diatas putih dalam cerita sama sekali bukanlah keluarga namun memiliki kemiripan wajah amat sangat disertai dengan acara pergantian identitas padahal cerita ini jelas-jelas bukan dongeng. Logikanya, hal tersebut mustahil terjadi di kehidupan nyata atau tidak wajar meski anak kembar sekalipun. Hmm apa lagi ya? Kayaknya itu aja deh, soalnya kalau dilihat dari akting Vanessa Hudgens sebagai pemeran dua karakter utama ini, begitu keren dan sangat menjiwai setiap perangai dari masing-masing karakter utama yang berbeda 1800 hanya Sam Palladio sebagai pemeran Edward kurang ekspresif ketika momen-momen indah saat mereka bersama.

Kata IMDb sih rating film ini 6.1 doank, biasa banget ya? Kalau menurut gw ini film layak dapet rating minimal 7.2 . Mau tau alasannya kenapa? Karena film ini gak cuma sekedar komedi, tetapi banyak sekali nilai-nilai positif tentang keluarga, pembangunan karakter dan perilaku manusia serta memaknai arti natal sesungguhnya yang bukan hanya sekedar suasana kemeriahan pesta saja. Cocok banget nih buat tontonan kalian sekeluarga di liburan akhir tahun ini. Go stream on Netflix now!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun