Mohon tunggu...
Maria Elisabeth Noviyanti Bili
Maria Elisabeth Noviyanti Bili Mohon Tunggu... Guru - Guru Bahasa Inggris, SMP Katolik ST. Gerardus Mayella

Hoby saya membaca saya senang membaca buku tentang pembelajaran yang kreatif dan menarik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Penerapan Model Problem Based Learning dengan Teknik TPR untuk Meningkatkan Keaktifan Peserta Didik dalam Pembelajaran Bahasa Inggris

3 Desember 2022   21:28 Diperbarui: 3 Desember 2022   22:02 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Nama saya Maria Elisabeth Noviyanti Bili, S. Pd, saya adalah seorang guru Bahasa Inggris di SMP Katolik St. Gerardus Mayella, desa Kalembu weri, kecamatan Wewewa Barat, kabupaten Sumba Barat Daya, propinsi Nusa Tenggara Timur. Sekolah ini terletak di pedalaman pulau Sumba, yang jauh dari hiruk pikuk perkotaan. 

Menjadi seorang guru Bahasa Inggris di pedalaman merupakan pekerjaan yang menantang bagi saya. Faktor karakteristik peserta didik dan keadaan alam menjadi tantangan yang berarti bagi saya. Terlebih lagi mata pelajaran Bahasa Inggris adalah mata pelajaran baru bagi peserta didik saya, karena mata pelajaran Bahasa Inggris belum diterapkan pada jenjang sekolah dasar. Selain itu, Bahasa Inggris adalah pelajaran yang sulit, dimana mereka kesulitan mengucapkan kata atau kalimat Bahasa Inggris, kurangnya pembendaharaan kata Bahasa Inggris, dan kesulitan memahami grammar. 

Akibatnya, peserta didik tidak memiliki motivasi belajar Bahasa Inggris yang menyebabkan mereka cenderung pasif dalam pembelajaran. Kondisi ini diperburuk dengan kurangnya pemanfaatan media pembelajaran dan penggunaan model pembelajaran yang kurang tepat dan inovatif oleh guru dikelas. Keadaan inilah yang ingin diatasi dengan memilih model pembelajaran Problem based Learning dengan teknik TPR (Total Physical Response) sebagai salah satu alternatif solusi yang diharapkan mampu mengatasi permasalahan ini. 

Adapun Tujuan yang ingin dicapai adalah membantu peserta didik termotivasi dan lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran Bahasa Inggris, dan juga bagi guru agar dapat menggunakan model pembelajaran yang tepat dan sesuai serta memanfaatkan media pembelajaran yang kreatif dan inovatif untuk membantu peserta didik aktif belajar di kelas.

Salah satu alasan penting mengapa praktik ini perlu dibagikan ialah berbagi pengalaman kepada orang lain yang mungkin juga mengalami permasalahan yang sama. Disamping itu juga, semoga praktik baik ini dapat memotivasi para guru lain untuk berbuat yang terbaik bagi para peserta didik yang telah dipercayakan pada mereka. Sebagai seorang guru, membuat rancangan pelaksaan pembelajaran (RPP), menyusun bahan ajar, membuat LKPD, asesment, dan melaksanakan serta mengevaluasi pembelajaran sesuai dengan perangkat yang telah dibuat. 

Pada pelaksanaan praktik pembelajaran ini, ada beberapa tantangan yang dihadapi oleh saya dalam mencapai tujuan tersebut, diantaranya pengalaman guru yang terbatas, siswa belum terbiasa belajar Bahasa Inggris, dan kurangnya sarana dan prasarana penunjang pembelajaran disekolah. Dalam pelaksanaan praktek pembelajaran ini, adapun pihak-pihak yang terlibat ialah kepala sekolah, rekan guru, dan juga peserta didik. Kepala sekolah dan rekan guru bertugas untuk menilai dan mengevaluasi praktik pembelajaran yang sudah saya laksanakan, melalui lembar observasi kepala sekolah dan rekan sejawat. Hasil evaluasi ini akan saya jadikan bahan refleksi saya untuk mengajar yang lebih baik lagi.

Langkah-langkah yang saya gunakan untuk menghadapi tantangan tersebut ialah, saya  berkoordinasi dengan pihak sekolah, seperti kepala sekolah dan rekan guru sejawat, setelah itu saya melakukan wawancara terkait masalah yang dihadapi Bersama dengan pihak terkait, misalnya kepala sekolah, rekan guru, orang tua peserta didik, dan juga masyarakat. Setelah itu, saya melakukan kajian literatur dengan membaca beberapa tulisan, buku, dan artikel terkait masalah yang saya hadapi. 

Kemudian proses selanjutnya ialah saya menggabungkan hasil wawancara yang telah didapat dan hasil kajian literatur untuk merumuskan alternatif solusi yang bisa dipakai untuk mengatasi permasalahan tersebut. Dalam merumuskan alternatif solusi, saya memilih alternatif solusi yang paling cocok untuk diterapkan pada peserta didik saya.

Berdasarkan analisis penyebab masalah, maka alternatif solusi yang dapat saya gunakan untuk menghadapi peserta didik yang pasif selama pembelajaran Bahasa Inggris ialah dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Model pembelajaran ini saya pilih karena dalam penerapan syntax PBL, peserta didik diberi kesempatan untuk menemukan masalah-masalah dari sebuah topik pembelajaran, kemudian secara individu atau berkelompok, peserta didik mencari dan menemukan jawaban atau solusi dari permasalahn tadi. 

Pada kesempatan itu, topik yang saya ambil adalah Giving Instructions. Topik ini dipilih dengan harapan, peserta didik akan aktif dalam merespon ungkapan memberi dan merespon perintah secara langsung pada saat pembelajaran di kelas.

Selain menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning, alternatif solusi berikut yang saya gunakan ialah menerapkan Teknik TPR (Total Physical Response). Asher (dalam LarsenFreeman 2000: 19) mencatat bahwa anakanak, dalam mempelajari bahasa pertama mereka, lebih banyak mendengar sebelum mereka berbicara. Kegiatan mendengarkan tersebut disertai dengan respon fisik seperti menggapai, merebut, berpindah, melihat, dan seterusnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun