Mohon tunggu...
Maria Ayu
Maria Ayu Mohon Tunggu... Seniman - Seniman

Everything is art Email : ayudivayulita@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Berbagi Warta Untaian Subtansi tentang Multimedia

22 Februari 2021   14:00 Diperbarui: 22 Februari 2021   14:22 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Gambar dari www.pixabay.com

Baik, bolehkah saya curhat terlebih dahulu teman?

Hari ini tepat pada tanggal 20 Februari 2021 saya mengerjakan tugas kuliah pertama saya yang didapat ketika menginjak di bangku perkuliahan Semester 6. Tak terasa, waktu liburan terbuang begitu cepat, secara cuma-cuma. 

Saya menganggapnya seperti itu. Karena sebagian waktu liburan, saya habiskan untuk menatap layar ponsel, sembari bersantai ria, duduk, ataupun tiduran. Melelahkan karena saya merasa kurang produktif untuk beberapa waktu. Ya, jemari saya mulai kaku untuk mengetik karena banyak waktu yang tidak saya manfaatkan untuk menulis. Sangat disayangkan, menulis membuat saya kangen.

Tetapi, berkat hadirnya tugas meringkas materi ini, akhirnya saya bisa menulis lagi. Betapa bahagianya diri saya. Tentunya, saya mengerjakan tugas tidak hanya  sekadar meringkas saja, melainkan berusaha memahami, menjelaskan kembali,  dan  terpenting perihal berbagi. Saya berharap, wawasan yang saya baca dapat bermanfaat bagi kamu orang yang membacanya.

Pada kesempatan kali ini, saya akan menulis tentang arti multimedia dan menyebutkan apa saja elemen dari multimedia.  Ini adalah rentetan wawasan yang  berkesinambungan sudah saya dapatkan di Semester 5 lalu. Bahkan, salah satu artikel yang saya tulis di kompasiana, membahas perihal Jurnalisme Multimedia.

Mari kita mulai dari arti multimedia.

Saya membaca jurnal dari Mark Deuze yang berjudul "What Is Multimedia Journalism". Saya menangkap bahwa sebenarnya arti multimedia sendiri bisa diartikan dalam berbagai sudut pandang. Suatu hal yang menarik bukan? Tergantung dari konteks yang dibawa. Multimedia memiliki pengertian yang begitu luas.

Multimedia dalam berita itu suatu hal yang padat. Mengapa saya sebut padat? Karena kompleksitas yang menyangkut berbagai multidisplin ilmu untuk manajemen produksi medianya. Untuk memahami lebih sederhananya, dalam jurnal tersebut ditemukan bahwa multimedia dalam jurnalisme bisa dipandang menjadi dua cara.

Baik menyangkut format media yang digunakan "multi" (jadi lebih dari dua), maupun paket komplit yang ditawarkan dari segala aspek yang akhirnya koheren. Bersatu padu menjadi satu kesatuan yang utuh dan tercipta suatu sistem yang bekerja di dalam kerangkanya (Deuze,2004:140).

Wah, saya menjadi berpikir seperti ini ya. Ternyata, konsep multimedia itu diberangkatkan dari adanya media baru. Media baru yang hadir menawarkan sistematika yang berbeda sehingga terjadinya peralihan atau yang kerap disebut sebagai konvergensi. Konvergensi sederhananya merupakan tahap adaptasi bagi media lama untuk mengikuti perkembangan zaman.

Betul tidak?

Zaman bersifat dinamis, segala sesuatu dapat berkembang dan berubah. Apapun itu, mau manusia, alam semesta, budaya, termasuk teknologi. Koheren merupakan titik pamungkas dari tipe ideal multimedia. Media entah berlari atau berjalan pasti bertransformasi menuju konsep multimedia. Namun, perlu dipahami bahwa "proses" bergantung dari masing-masing kesiapan pihak produksi media. Tentunya, melihat segala pertimbangan bidang yang ada. Dikarenakan dalam konteks produksi media, merupakan kerja kolektivis.

Cara ataupun alur yang ditempuh pastinya berbeda, banyak alternatif yang ditawarkan untuk menuju ruang produksi konten multimedia. Multimedia membawa wajah baru dalam hal produksi konten media. Seperti yang dapat kita lihat, konsep multimedia dapat berusaha menyesuaikan ciri khas dari media baru. Tentunya, menonjolkan aspek konten yang interaktif.

Interaktif dimaknai tidak hanya dengan pemirsa saja, melainkan dalam proses produksinya pun juga. Serta, tersalurkan dalam berbagai format media baik dalam pendistribusiannya, ataupun hasil keluaran kontennya. Selain itu, multimedia melibatkan unsur interaktif, memberikan warna yang berbeda dari konsep lainnya. Yaitu, kemampuan konten untuk bertutur. Produksi konten menjadi digital menitikberatkan pada inovasi dan kolaborasi.

Ya, sehingga sudah jelas apa saja kira-kira yang menjadi elemen dari multimedia. Seperti foto, audio, teks, animasi, dan sebagainya.  Manajemen dalam menentukan produksi konten multimedia, tidak jauh mempertimbangkan karakter bertutur tersebut.

Dalam menghasilkan produksi konten sesuai konsep multimedia, perlunya perhatian pusat beberapa komponen  (Campbell,2013)  seperti gaya. Sebagai pihak produksi konten, perlunya menilik kecenderungan-kecenderungan yang terjadi pada target pemirsa seperti sesuatu yang sedang viral, menjadi kebiasaan, mode, dan sebagainya.

Kemudian, perlunya pemahaman kebiasaan yang berubah karena adanya selular yang memungkinkan orang untuk melakukan interaksi sosial melalui ponsel mereka. Selanjutnya, tentang konsep jurnalisme bentuk panjang. Pemahaman bagaimana konten dapat diproduksi secara banyak dan panjang.

Selain itu, bagaimana pengertian akan pemirsa dan seberapa luas jangkauan, serta melihat lingkungan, potensi ketersediaan ataupun kekurangan sumber daya.

Adanya jaringan internet dan media baru membuat kunci utama  keberhasilan produksi konten terletak pada kekuatan distribusi dan kreativitasnya.

Bagaimana? Setelah membaca wawasan tersebut, saya menyadarinya bahwa ada banyak peluang yang perlu kita petik di era multimedia ini. Manusia dituntut untuk kreatif. Sangat beruntung, banyak ruang yang tersedia untuk menumpahkan berbagai ide kreatif untuk dijadikan sebagai suatu konten.

Fleksibilitas terhadap ruang yang hanya terhubung melalui jaringan, memudahkan kita untuk mengeksplorasi. Terlebih, karena rasa kebutuhan untuk mencari informasi itu bertambah sehingga konten perlu secara optimal diproduksi dan sifatnya terus-menerus selaras dengan dinamika perubahan zaman.

Salam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun