"Nggak apa-apa, nggak mengganggu kok. Oya, kenalkan saya Frater Odi, baru datang semalam dari Kupang"
Ohhh...ini frater too, batin Maria. Jauh di dalam hatinya yang paling dalam ada rasa kecewa. Ahh kenapa aku seperti ini sih, norak akhh...
"Oya frater, kenalkan saya Maria. Kami sore ini mau berlatih untuk tugas koor besok Minggu"
"Oya? Wah boleh aku ikutan donk", pinta Fr. Odi
"Dengan senang hati Frater"
"Baiklah. Tapi ijinkan saya untuk ibadat sebentar ya. Nggak apa-apa kan saya tinggal?" Tiba-tiba frater Odi sedikit menggoda Maria dengan senyumnya yang aduhh..manis buanget.
"Iya frater...nggak apa-apa kok. Sebentar lagi teman-teman pasti datang", Maria menjawab dengan sedikit malu-malu meong.
Kedua insan muda telah dipertemukan di rumah Tuhan. Tapi ada perbedaan besar di antara keduanya. Yang satu dipilih Tuhan untuk menjadi utusannya, menjadi pelayannya sebagai seorang pastur. Sedang satunya lagi menjadi pelayan sebagai awam.
Tidak seperti biasanya, malam itu Odi tidak bisa berdoa dengan khusuk. Dia teringat wajah manis Maria, yang baru ditemuinya sore tadi.
Batinnya bertanya-tanya, kenapa aku selalu teringat dia. Tuhan, berikan petunjukMu, doa Frater dalam hati.
Begitu pula dengan Maria. Semalaman tidak bisa tidur. Mata terpejam tapi pikiran melayang-layang ke wajah manis Frater Odi. Oh Tuhan, kenapa jadi begini, keluh Maria dalam doanya kepada Tuhan.