Mohon tunggu...
Marhento Wintolo
Marhento Wintolo Mohon Tunggu... Arsitek - Pensiunan Dosen

Ayurveda Hypnotherapist

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Tuhan Tidak Hilang, Kenapa Dicari?

3 Januari 2024   09:18 Diperbarui: 3 Januari 2024   09:21 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : https://www.booksindonesia.com/ 

Saya juga memiliki pemahaman bahwa Tuhan harus dicari. Dicari di hutan dengan bertapa dalam hutan, tetapi yang muncul adalah setan pikiran yang menggoda ini dan itu. Ingin kesaktian, lha mensyukuri bahwa bisa hidup pun ga bisa koq cari kesaktian. Sungguh goblok saya. 

Mencari Tuhan di kuil, gereja, vihara, dan tempat sepi lainnya. Ah... betapa tololnya diriku....

Kemudian ingat salah satu cerita dari Guru saya tentang pelita yang disembunyikan.......

Dahulu kala, di zaman ga tahu, mungkin kisah ini beneran atau sekedar dongeng, yang penting adalah pesannya. Demikian juga belajar sejarah. Dahulu nilai sejarah saya bagus, karena ketika ulangan yang ditanyakan tentang tahun dan tanggal. Bukan pesan tentang makna belajar sejarah. Ingatan saya cukup baik, sehingga bisa ingat tanggal dan tahun, maka nilainya bagus. Tetapi setelah itu lupa, pelajaran apa yang bisa dipetik dari sejarah masa lalu. Demikianlah para guru sejarah, ternyata terjebak hanya menggunakan otak kiri yang hanya bisa menghapal. Sehingga lupa menggunakan otak baru atau Neocortex, bagian otak yang hanya dimiliki oleh manusia. Dengan hanya menggunakan otak hewan, reptilia, kita belum hidup jadi manusia sesungguhnya. 

Para pendidik semestinya memahami pesan Bapak Revolusi, Soekarno. Bila kita melupakan sejarah, maka kita akan dimusnahkan oleh sejarah. Artinya, kita akan mengulangi kesalahan masa lalu. Belajar sejarah berarti kita mengerti atau memahami, misalnya kenapa kita bisa dijajah Belanda selama ratusan tahun? Karena kita gampang dipecah belah sehingga mudah diadu domba. Bukan disuruh menghapal tahun peristiwa. Dengan kata lain, kita lupa akar budaya kita. Bukankah kehancuran suatu bangsa terjadi ketika lupa akar budaya?

Ah koq ngelantur...........

Mariah kita kembali tentang cerita pelita........

Zaman para raksasa menguasai bumi, ada yang dinamakan pelita kesadaran......

Pelita kesadaran ini memberikan penerangan bagi manusia, sehingga memahami bahwa dirinya adalah percikan Tuhan. Dengan kesadaran ini, manusia tidak bisa dikuasai oleh raksasa.

Maka konon dikisahkan, para raksasa mencuri pelita kesadaran ini. Namun demikian, di manapun  disembunyikan, manusia bisa mendapatkan kembali sang pelita. Para raksasa pun pushing tujuh keliling, bagaimana caranya menyembunyikan pelita agar tidak bisa ditemukan manusia...

Konon dikisahkan, ada seorang raksasa muda yang cerdas. Ia menyanggupi bisa menyembunyikan pelita tersebut sehingga manusia tidak bisa menemukan kembali......

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun