Mohon tunggu...
Marhan Robiyannor
Marhan Robiyannor Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/Universitas Lambung Mangkurat

"Akar pendidikan itu pahit, tapi buah nya manis", Sebuah kutipan dari Aristoteles seorang filsuf Yunani mengenai pendidikan dan pentingnya belajar. Kutipan tersebut merupakan salah satu hal yang menjadi motivasi saya untuk belajar dan belajar. Hi, saya Marhan Robiyannor seorang pemuda yang kini tengah merantau untuk menempuh pendidikan di sebuah perguruan tinggi di kota Banjarmasin. Program studi yang saat ini saya jalani adalah Geografi, sebuah program studi yang sebenarnya tidak saya kuasai. Namun, hal itulah yang menjadikan saya lebih semangat untuk belajar dan belajar. Karena saya yakin ini adalah Jalan menuju kesuksesan saya di masa depan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Persebaran Wilayah Berpotensi Tanah Longsor di Kabupaten Magelang

21 November 2022   11:54 Diperbarui: 21 November 2022   15:03 1072
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: BPBD Kabupaten Magelang Tahun 2019

         Di tahun-tahun terakhir, intensitas terjadinya tanah longsor di Indonesia semakin meningkat dengan sebaran daerah rawan bencana semakin luas. Salah satunya adalah daerah Kabupaten Magelang. Berdasarkan catatan BPBD Kabupaten Magelang, pada tahun 2017-2019 terjadi tanah longsor dengan skala yang bervaritif sebanyak lebih dari 500 titik di Kabupaten Magelang. Kerugian yang dialami akibat tanah longsor ini Bervariasi tergantung dari skala kejadiannya. Daerah dengan kemiringan lereng dan daerah dengan curah hujan dengan intensitas tinggi merupakan wilayah yang sangat berpotensi terjadinya tanah longsor. 

         Berdasarkan data dari BPBD Kabupaten Magelang, bencana tanah longsor di wilayah ini dominan disebabkan oleh curah hujan yang sedang hingga lebat.  Suroso (2006) menyatakan bahwa intensitas curah hujan adalah ketinggian curah hujan yang terjadi pada suatu kurun waktu di mana air tersebut terkonsentrasi, dengan satuan mm/jam. 

         Berdasarkan data dari BPDB Kabupaten Magelang tahun 2019 tersebut, kasus tanah longsor disebabkan oleh hujan dengan intensitas sedang hingga lebat. Oleh karena itu wilayah dengan tingkat intensitas hujan yang sedang hingga tinggi dapat kita simpulkan merupakan wilayah yang rawan terjadi tanah longsor. Berikut adalah data curah hujan tahunan yang diperoleh dari pengolahan data yang diklasifikasikan dengan distribusi frekuensi. Wilayah Kecamatan Windusari, Bandongan, Secang, Grabag, Ngablak, Tegalrejo, Candimulyo, Mertoyudan, Tempuran, dan Ngluwar memiliki rata-rata curah hujan tahunan sebesar 2.041-2.313 mm/tahun. Sementara itu, rata-rata curah hujan tahunan sebesar 2.313-2.585 mm/tahun tersebar pada Kecamatan Windusari, Kaliangkrik, Kajoran, Salaman, Borobudur. Mungkid, Muntilan, Salam, Srumbung, Dukuh, Sawangan, Pakis dan sebagian kecil Kecamatan Grabag. Rata-rata curah hujan tahunan sebesar 2.585-2.856 mm/tahun tersebar pada kecamatan Dukuh, Kajoran, dan Windusari. Wilayah Kecamatan Kaliangkrik dan Windusari memiliki rata-rata curah hujan tahunan sebesar 2.856-3.128 mm/tahun. Rata rata curah hujan tahunan tertinggi dengan rentang 3.128-3.400 mm/tahun terdapat pada sebagian kecil Kecamatan Ngablak, Pakis, Sawangan, Windusari, Kaliangkrik, dan Kajoran. Berikut adalah Peta curah hujan tahunan Kabupaten Magelang.

Sumber: Jurnal Geosains dan Teknologi UNDIP 
Sumber: Jurnal Geosains dan Teknologi UNDIP 

         Selain disebabkan oleh curah hujan, tanah longsor di Kabupaten Magelang juga di identifikasi disebabkan karena digunakan nya daerah dengan kelerengan yang tinggi sebagai lahan permukiman. Menurut Arsyad, 2000 (Sahara, 2014) Kemiringan lereng menunjukan besarnya sudut lereng dalam persen atau drajat. Dua titik yang berjarak horizontal 100 m yang mempunyai selisih tinggi 10 m membentuk lereng 10%. Kecuraman lereng 100% sama dengan kecuraman 450 selain dari memperbesar jumlah aliran permukaan, semakin curamnnya lereng semakin besar, maka jumlah butir-butir tanah yang terpecik ke bawa oleh tumbukan butir hujan akan semakin banyak. Semakin miringnya permukaan tanah dari bidang horizontal sehingga lapisan tanah atas yang tererosi akan semakin banyak jika lereng permukaan tanah menjadi dua kali lebih curam, maka banyaknya erosi persatuan luas menjadi 2,0-2,5 kali lebih banyak.  

Sumber: Jurnal Geosains dan Teknologi UNDIP 
Sumber: Jurnal Geosains dan Teknologi UNDIP 

          Hasil klasifikasi kemiringan pada Kabupaten Magelang menunjukkan dominasi Kemiringan lereng datar dengan tingkat Persentase kemiringan 0%-8% persebarannya berada pada Kecamatan Mertoyudan, Mungkid, Muntilan, Srumbung, dan Ngluwar, dengan luas Totalnya sebesar 33.883 ha. Sementara itu, daerah yang memiliki persen Kelerengan sebesar 8%-15% dengan tingkatan Landai meliputi Kecamatan Mertoyudan, Candimulyo, Tegalrejo, Dukun, Borobudur, dan Sedang dengan persebaran totalnya seluas 31.158 Ha. Daerah yang yang memiliki persen Kelerangan sebesar 15%-25% dengan tingkatan Agak curam meliputi Kecamatan Grabag, Sawangan, Dukun, Tempuran, Salaman, dan Borobudur yang umumnya mendekati daerah Lereng dan kaki gunung, dengan persebaran Totalnya seluas 22.632 ha. Daerah yang Memiliki persen kelerengan sebesar 25%-45% Dengan tingkatan curam meliputi kecamatan Bandongan, Tempuran, Sawangan, Grabag,Srumbung, dan Dukuh dengan persebaran totalnya seluas 18.433 ha. Daerah yang memiliki Persen kelerengan sebesar >45% dengan Tingkatan sangat curam meliputi Kecamatan Windusari, Kaliangkrik, Kajoran, Tempuran, Salaman, Borobudur, Dukuh, Sawangan, Ngablak, Pakis, dan Grabag dengan persebaran totalnya seluas 8.528 ha. Daerah dengan Kemiringan lereng sangat curam pada umumnya merupakan daerah pegunungan dan perbukitan.

     Berdasarkan data analisis penyebab tanah longsor di Kabupaten magelang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka daerah-daerah di kabupaten Magelang diklasifikasikan menjadi beberapa kelas/tingkatan antara lain.

  • Daerah Rawan Longsor Rendah

Daerah dengan kelas rawan longsor rendah Berada pada umumnya daerah ini berada pada Wilayah dengan topografi datar hingga landai, Kemiringan lereng berkisar antara 0%-15%. Di samping itu, kecamatan dengan tingkat Rawan longsor rendah ini memilikiCurah hujan tahunan sebesar 2.041-2.585Mm/tahun. Pada Peta sebaran rawan longsor daerah dengan Tingkatan rendah ditandai dengan warna hijau.

  • Daerah Rawan Longsor Sedang

Daerah dengan kelas rawan longsor sedang berada pada pada wilayah topografi landai Hingga curam, dengan kemiringan lereng berkisar antara 8%-40%. Di samping itu, pada Kecamatan dengan kelas rawan longsor memiliki curah hujan tahunan Sebesar 2.041-2.585 mm/tahun.  Pada peta sebaran rawan longsor daerah dengan tingkatan sedang ditandai dengan warna kuning.

  • Daerah Rawan Longsor Tinggi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun