Mohon tunggu...
Mar Ham
Mar Ham Mohon Tunggu... -

tukang pinaq berite. Tinggal di Mataram Lombok. Ingin berteman dengan siapa saja di seluruh indonesia. Jayalah Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menguak Jejak Misteri Kerajaan Besar di Pulau Lombok

11 September 2015   20:52 Diperbarui: 11 September 2015   20:55 817
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam beberapa hari berikutnya, penulis kembali bermimpi berada di dalam areal kerajaan.  Banyak rumah dengan model masa lalu dan kehidupan masyarakatnya masih tradisional, namun kondisi mereka sejahtera. Selain itu, beberapa lokasi juga dibangun sepertinya agak modern dan cenderung maju dibandingkan kondisi kerajaan  lain yang sering ditonton di sinetron atau film-film kolosal. Namun, apakah itu berada di era kerajaan atau zaman modern, penulis tidak tahu, karena semua itu hanya mimpi.

Begitu terbangun, penulis kemudian merenung dan mencoba mengingat mengenai sesuatu yang beda di permukaan sungai itu. Apalagi mimpi tentang kerajaan di lokasi yang sama ini selalu berulang beberapa kali. Mimpi ini seolah-olah memberikan petunjuk pada penulis untuk mencoba mencari tahu, betulkah ada sebuah kerajaan besar yang pernah eksis di Pulau Lombok? Sementara dalam pelajaran sejarah yang penulis pelajari dari SD sampai kuliah di perguruan tinggi tidak pernah ada kerajaan besar yang pernah eksis. Kerajaan-kerajaan yang kata beberapa orang pernah ada di Pulau Lombok hanya sebuah cerita, karena tidak ada bukti peninggalan fisik yang bisa dibuktikan secara ilmiah.  

Mungkinkah dulu di lokasi ini pernah ada satu kerajaan yang pernah eksis dan memerintah di Pulau Lombok. Apalagi Gunung Samalas Rinjani yang meletus di tahun 1257 Masehi diklaim lebih dahsyat dari letusan Gunung Tambora di Pulau Sumbawa, Gunung Toba di Sumatera Utara dan Gunung Krakatau di Banten.

Penulis menduga, akibat letusan Gunung Samalas ini mengubur kerajaan-kerajaan yang pernah eksis di Pulau Lombok dan daerah lain di Indonesia. Bahkan, peneliti Eropa menemukan bukti bahwa letusan gunung api Samalas di Pulau Lombok menjadi penyebab perubahan besar cuaca pada 1257. Perubahan pada tahun itu ditandai dengan perubahan kimia di permukaan es kedua kutub Arktik dan Antartika.

Sebagaimana dilansir BBC, Selasa 1 Oktober 2013, teks abad pertengahan Eropa mencatat bahwa pada 1.257 iklim di bumi tiba-tiba mendingin dan terjadi gagal panen setelah Gunung Samalas atau yang kini dikenal sebagai Gunung Rinjani meletus.

Peneliti semakin yakin setelah mencocokkan belerang, debu jejak es di kedua kutub dengan data yang dikumpulkan dari wilayah Lombok. Hal ini dipertegas dalam naskah Babad Lombok.

Dalam naskah Babad Lombok, juga dijelaskan bagaimana dahsyatnya letusan Gunung Samalas saat itu.

‘’Gunung Rinjani Longsor, dan Gunung Samalas runtuh, banjir batu gemuruh, menghancurkan Desa Pamatan, rumah2 rubuh dan hanyut terbawa lumpur, terapung-apung di lautan, penduduknya banyak yang mati.

Tujuh hari lamanya, gempa dahsyat meruyak bumi, terdampar di Leneng (lenek), diseret oleh batu gunung yang hanyut, manusia berlari semua, sebahagian lagi naik ke bukit.

Bersembunyi di Jeringo, semua mengungsi sisa kerabat raja, berkumpul mereka di situ, ada yang mengungsi ke Samulia, Borok, Bandar, Pepumba, dan Pasalun, Serowok, Piling, dan Ranggi, Sembalun, Pajang, dan Sapit.

Di Nangan dan Palemoran, batu besar dan gelundungan tanah, duri, dan batu menyan, batu apung dan pasir, batu sedimen granit, dan batu cangku, jatuh di tengah daratan, mereka mengungsi ke Brang batun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun