Mohon tunggu...
Margaretha
Margaretha Mohon Tunggu... Dosen - A passionate learner - Ad Astra Abyssoque.

Margaretha. Pengajar, Peneliti, serta Konselor Anak dan Remaja di Fakultas Psikologi Universitas Airlangga. Saat ini tengah menempuh studi lanjut di Departemen Pediatri, the University of Melbourne dan terlibat dalam the Centre of Research Excellence in Global Adolecent Health.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Artikel Utama

Mengajarkan Kebaikan untuk Mencegah Siklus Kekerasan

3 Desember 2020   06:31 Diperbarui: 7 Februari 2021   17:33 547
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kebaikan intensional untuk menghentikan kekerasan - www.deseret.com

Selain bekerja dengan korban dan pelaku perundungan, program anti-bullying juga perlu membangun keberanian pengamat dan membentuk nilai pro-empati dan kebaikan.

Guru, orang tua dan komunitas perlu menyiapkan diri untuk memfasilitasi belajar empati, rasa bersalah dan welas asih bagi anak dan remaja kita agar menjadi manusia yang tidak melakukan kekerasan pada orang lain.

***

Referensi:
American Psychological Association (2013). What makes kids care? Teaching gentleness in a violent world. From here
Australian Human rights Commission (2012) What you can do to stop bullies -  Be a supportive by stander. From here
Farrington, D. P., & Ttofi, M. M. (2009). School‐based programs to reduce bullying and victimization. Campbell systematic reviews, 5(1), i-148.
Jacobson, S. (2011). Understanding violence: what causes it and how should you respond? From here

Penulis
Margaretha
Pengajar di Fakultas Psikologi Universitas Airlangga
Artikel ini juga dipublikasikan di www.psikologiforensik.com yang di kelola pribadi oleh penulis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun