Mohon tunggu...
Margaretha
Margaretha Mohon Tunggu... Dosen - A passionate learner - Ad Astra Abyssoque.

Margaretha. Pengajar, Peneliti, serta Konselor Anak dan Remaja di Fakultas Psikologi Universitas Airlangga. Saat ini tengah menempuh studi lanjut di Departemen Pediatri, the University of Melbourne dan terlibat dalam the Centre of Research Excellence in Global Adolecent Health.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Artikel Utama

Mengajarkan Kebaikan untuk Mencegah Siklus Kekerasan

3 Desember 2020   06:31 Diperbarui: 7 Februari 2021   17:33 547
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kebaikan intensional untuk menghentikan kekerasan - www.deseret.com

Beberapa contoh perundungan:

  • Menyingkirkan seseorang dari pembicaraan (baik secara langsung, online atau offline).
  • Bertindak tidak menyenangkan pada seseorang.
  • Menunjukkan mimik/gesture jijik, kasar, menghina pada seseorang.
  • Menyebarkan gosip atau kebohongan, atau dengan sengaja membuat cerita yang salah tentang seseorang untuk menjatuhkannya secara sosial.
  • Menghina secara berlebihan dan menyakiti orang yang dijadikan obyek hinaan.
  • Secara sengaja menyakiti dan berulang melakukan kekerasan fisik.
  • Secara sengaja menguntit dan menyebabkan perasaan tidak senang.
  • Mengambil keuntungan dan memanipulasi orang lain dengan menyalahgunakan kekuasaan yang dimilikinya.
  • Perundungan bisa terjadi di berbagai konteks, di rumah, di tempat kerja, di sekolah, dan juga di media sosial.

Isi dari perundungan bisa berupa kekerasan fisik (memukul, menendang, mendorong), verbal (kata-kata baik tulis maupun lisan), emosional (kekerasan psikologis dan penelantaran emosional dengan gossip atau perlakuan buruk), dan siber (cyberbullying di media internet).

Di manapun, pada siapapun, perundungan akan menyebabkan penderitaan pada korbannya. Dengan pemahaman ini, maka jelas perundungan tidak untuk dipermaklumkan dan tidak boleh dibiarkan terus terjadi.

Kekerasan di sekolah
Dalam masa usia sekolah (6-18 tahun), anak menghabiskan waktu lebih banyak di sekolah. Sekolah adalah lingkungan hidup anak dan remaja yang sangat penting. Artinya, kualitas relasi dan pengalaman anak di sekolah akan sangat menentukan kesejahteraan psikologisnya (wellbeing) secara umum.

Jika anak mengalami perundungan di sekolah, hal ini akan menurunkan kualitas hidup, performa akademik, kesejahteraan psikologis bahkan kesehatannya. Bukan hanya penderitaan psikologis dan ketidakbahagiaan, tapi anak korban perundungan mengalami lebih banyak persoalan kesehatan (dari psikosomatis maupun persoalan kesehatan lainnya). Perundungan juga ditemukan sebagai salah satu penyebab bunuh diri masa remaja.

Ketika perundungan terjadi di sekolah, maka baik pelaku dan korbannya sebenarnya mengalami persoalan psikologis dan membutuhkan bantuan.

Korban
Secara umum, profil korban perundungan di sekolah biasanya memiliki karakter lemah, rendah diri, memiliki kecacatan/hendaya, tidak punya banyak teman dekat, memiliki persoalan psikologis di rumah, dan kurang cakap dalam menyelesaikan persoalan pribadinya.

Dampak mengalami perundungan, anak bisa memunculkan perilaku:

  • Takut dan merasa tidak aman.
  • Menghindari pergi ke sekolah atau ke tempat tertentu di sekolah karena akan bertemu dengan pelaku.
  • Merasa bersalah, putus asa dan buntu.
  • Sulit berteman dan menyesuaikan diri secara sosial.
  • Sering cemas, stress, depresi dan mood negatif.
  • Menyakiti diri sendiri atau muncul ide bunuh diri.
  • Kesulitan menjaga motivasi belajar, bermasalah dengan tugas sekolah, dan kurang energi belajar.
  • Masalah makan atau tidur (berlebih atau menurun)

Perundungan bisa membuat korban makin kesulitan mendapatkan dukungan sosial. Kekerasan yang dialaminya sering membuatnya lebih merasa kesepian karena dijauhi teman dan dia pun semakin mengucilkan diri untuk menghindari kekerasan.

Sebagian anak akhirnya tidak melaporkan kekerasan yang terjadi padanya, bahkan berusaha menutupi karena malu.

Hal inilah yang justru membuat korban makin terpuruk ketika mengalami perundungan karena tidak mendapatkan bantuan yang dia butuhkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun