Mohon tunggu...
Margaretha
Margaretha Mohon Tunggu... Dosen - A passionate learner - Ad Astra Abyssoque.

Margaretha. Pengajar, Peneliti, serta Konselor Anak dan Remaja di Fakultas Psikologi Universitas Airlangga. Saat ini tengah menempuh studi lanjut di Departemen Pediatri, the University of Melbourne dan terlibat dalam the Centre of Research Excellence in Global Adolecent Health.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Psikologi Kepahlawanan

10 November 2020   17:29 Diperbarui: 11 November 2020   02:34 486
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Walaupun dihadapkan dengan kondisi relatif ini, namun perlu digarisbawahi bahwa keberanian moral harusnya menampilkan kebajikan tertinggi untuk semua atau universal, bukan kebenaran parsial bagi segelintir orang saja, maka keberanian moral seharusnya dilihat sebagai sesuatu yang positif di berbagai konteks sosial budaya (Joh dkk., 2017).

Kompetensi

Kompetensi kepahlawanan adalah kemampuan untuk melakukan tindakan kepahlawanan, misalkan: kecepatan gerak, ketangkasan, intelegensi dan masih banyak jenis kecakapan lain yang membuat manusia mampu melakukan tindakan kepahlawanan. Contohnya, seorang laki-laki menyelamatkan anak yang hampir ditabrak oleh truk, dia akan menggunakan kompetensi gerak cepat dan kekuatan mengangkat anak untuk pindah ke tempat yang lebih aman di sisi jalan lain. 

Kadang, kompetensi ini telah menonjol tampak di diri seorang pahlawan dalam hidup sehari-harinya, misalkan: ia memang tampak tangkas sehari-harinya. 

Namun bisa juga ditemukan ketangkasan muncul hanya pada saat kritis dan tidak bisa dijelaskan dengan kondisi hidupnya sehari-hari, misalkan: sehari-hari tidak tampil sebagai orang kuat secara fisik, namun pada saat kritis ternyata bisa berlari dengan sangat kencang dan kuat. Tampaknya, kekuatan dan kompetensi manusia menjadi lebih kuat di saat-saat kritis. Krisis menyebabkan manusia akan mengerahkan seluruh upaya dan kemampuannya.

Aksi kepahlawanan

Dalam kepahlawanan, kriteria utamanya adalah aksi nyata yang dilakukan bukan untuk diri sendiri atau kelompok kecil, tapi untuk kebaikan bagi orang lain yang lebih luas. Perilaku kepahlawanan adalah suatu perilaku moral yang mengandung kebajikan universal, membuahkan kebaikan bagi masyarakat yang lebih luas (greater goodness).

Moralitas dan kepahlawanan

Terkait dengan moralitas, perlu dibedakan antara perasaan moral, berpikir moral dan perilaku moral. Menurut Freud (1933), perasaan moral terkait dengan superego, atau perasaan tentang mana yang benar dan salah. Oleh karena itu, jika kita melanggar nilai aturan, maka akan muncul perasaan bersalah; sebaliknya akan muncul perasaan sukacita dan puas jika mampu melakukan perilaku yang sesuai dengan nilai yang kita percaya. Perasaan moral membentuk hati nurani (conscience).

Kohlberg (1969) menjelaskan bahwa pemikiran moral sebagai dasar berkembangnya moralitas manusia. Seiring dengan perkembangan intelek dan juga pengalaman hidupnya, manusia akan berkembang kemampuan berpikir moralnya. 

Dimulai dengan pemikiran moral yang ditentukan hanya oleh keinginan mendapatkan kesenangan dan menjauhi hukuman (pre-conventional). Hal ini terjadi karena manusia pada masa awal masa kanak belum mampu memahami nilai-nilai moral yang abstrak dan sifat kemampuan pikirnya masih egosentris. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun