Mohon tunggu...
Maria Margan
Maria Margan Mohon Tunggu... Lainnya - Sekedar belajar menulis.

Live like a Dandelion. Never give up and always hope for everything in all circumstances.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Diary Incovid Desember 2020 (Part-1)

7 Desember 2020   22:30 Diperbarui: 7 Desember 2020   22:31 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilustrasi dari : https://cdn2.tstatic.net/newsmaker

Terkadang kita merasa sudah menjaga diri dengan baik. Dan tidak  menyangka bahwa meski kita sudah sangat menjaga dan berhati-hati di masa pandemi. Tapi virus Covid-19 ini tidak memilih korbannya. Dan bisa menyerang siapa saja dalam keadaan apapun. 

Keluarga kami yang selalu menerapkan protokol kesehatan, tidak pernah bepergian ke tempat umum bila tidak perlu. Dan selalu berusaha menjaga kebersihan pun tidak luput dari ganasnya virus Covid-19 ini.
Tulisan ini tentang pengalaman pribadi saya saat ini. Saya berbagi dengan maksud agar kita semua bisa saling menjaga diri sendiri dan keluarga juga lingkungan sekitar kita.

Hari Itu 25/11/2020
Malam itu waktu menunjukkan pukul 21.12 WIB. Terdengar suara papaku dari HP di seberang sana. Mengabarkan bahwa mama sakitnya semakin parah dan harus segera opname. Namun aku tidak setuju, berbahaya jika harus opname disaat seperti ini. Sebisa mungkin diupayakan rawat jalan saja, begitu kataku.

Setelah kami berunding akhirnya disepakati mama akan dirawat di rumah saya di kota Malang. Dan malam itu juga adik yang mengantarkan mama menuju rumah saya. Papaku tidak ikut karena beliau juga sedang dalam masa pemulihan setelah sakit beberapa hari sebelumnya.

Tepat pukul 23.30 WIB, mama dan adikku tiba di rumahku di Malang. Setelah kulihat kondisi mama yang tidak baik, setiap kali minum langsung muntah. Saya membawa mama malam itu juga ke UGD klinik 24 jam dekat rumah. Setelah mendapat pertolongan dan injeksi, mama lebih stabil. Dan kami pun membawanya pulang kembali. Dan adikku pun segera kembali ke rumahnya di Gresik malam itu juga.

Dan puji syukur, sampai menjelang pagi kondisi mama stabil dan bisa tidur nyenyak. Saya merasa lega. Tetapi ketika bangun mama kembali merasa kesakitan dan mengeluh. Akhirnya kuputuskan memanggil dokter ke rumah kami. Setelah diperiksa dan diberi resep obat, mamaku berangsur angsur lebih tenang. Saya tidak bilang sembuh, tapi setidaknya mama tidak lagi sering muntah dan bisa tidur.

Meski begitu kondisi mama tidak semakin membaik. Memang beliau bisa tidur, tetapi ketika bangun keluhan di perutnya semakin parah, bahkan sampai tidak mau makan karena perih yang dirasakan setiap kali ada makanan atau minuman masuk tubuhnya. 

Dan akhirnya kondisi tubuh mama pun semakin lemah dan tidak berdaya. Mengetahui mama yang memburuk, papa memutuskan datang ke Malang. Karena merasa sudah lebih sehat. Dan karena kasihan melihat saya harus merawat mama sendiri sambil tetap memenuhi pesanan masakan. Karena itu satu-satunya sumber nafkah saya selama ini.

Setelah beberapa hari kami berusaha mempertahankan mama dirawat di rumah. Pada akhirnya tanggal 2 Desember 2020 lalu kami putuskan membawa mama untuk di opname. Karena kondisi beliau yang semakin memburuk.
Bersambung...

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun