Mohon tunggu...
Maria Margan
Maria Margan Mohon Tunggu... Lainnya - Sekedar belajar menulis.

Live like a Dandelion. Never give up and always hope for everything in all circumstances.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menjadi Saksi Kasih dalam Kesesakan

22 Mei 2020   04:10 Diperbarui: 22 Mei 2020   04:36 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar dari https://image.slidesharecdn.com

Di Gereja Saya momen peringatan ini selalu dijadikan awal dimulainya program Gereja yaitu Bulan Kesaksian dan Pelayanan. Biasanya ada banyak kegiatan sosial yang dilakukan. 

Seperti pembagian tribako pada warga sekitar Gereja, aksi donor darah, pengobatan gratis bagi warga sekitar Gereja. Tentu saja saat pandemi ini ada kegiatan yang tetap dilakukan dan ditiadakan.  Namun apa hanya dengan cara itu saja yang merupakan wujud kesaksian kita ?

Dengan hal sederhana yang kita lakukan sehari-hari pun bisa menjadi kesaksian dan pelayanan kita pada sesama. Contoh sederhana adalah bertoleransi pada saudara Muslim kita yang saat ini sedang berpuasa. Atau sekedar saling menguatkan dan mendoakan agar tetap berpengharapan dimasa pandemi ini. 

Mau peduli dengan situasi lingkungan sekitar kita. Mengikuti anjuran pemerintah dimasa pandemi. Dan berempati pada sesama kita yang terus berjuang untuk kita agar terhindar dari Covid19.

Saya rasa melayani dan bersaksi tidak hanya bisa dilakukan dengan cara kotbah retorika. Karena mimbar kita sebenarnya bukanlah dalam gedung Gereja di hadapan banyak umat. Mimbar kita sebenarnya adalah kehidupan kita sehari-hari di antara sesama. Ketika kita berdampak positif dan menjadi berkat itulah wujud pelayanan dan kesaksian kita yang terbuka untuk sesama.

Walau sedang dalam kesesakan dan keterbatasan mari kita tetap fokus untuk menjadi saksi kasih Kristus yang hidup. Menjadi garam jangan ditengah lautan, dan menjadi terang di tengah kegelapan. Diberkati dan menjadi berkat. Shalom.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun