Mohon tunggu...
Ghulam Asrofi Buntoro
Ghulam Asrofi Buntoro Mohon Tunggu... -

Logic, Realistic & Manualistis

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Qurban ditengah Korban

17 November 2010   07:56 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:32 375
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Setelah sepekan lebih kita berhirukpikuk dengan berita tentang korban-korban, yang hampir setiap hari kita melihat berita-beritannya, sekarang kita berhirukpikuk dengan Qurban, Hari Raya Idul Adha atau Hari Raya Qurban pada tahun ini ditetapkan berbeda antara salah satu organisasi kemasyarakatan islam dengan pemerintah. jadi menambah keragaman dinegara kita, tapi tidak perlu dibesar-besarkan masalah seperti itu, semua punya dasar sendiri-sendiri, tidak usah perlu dipertentangkan, buang-buang waktu saja.

Qurban berasal dari kata Qoroba (fi'il madi) dan Yaqrobu (fi'il mudhori') dalam shorof Qoroba-Yaqrobu-Qorban artinya : dekat, mendekatkan. jadi secara bahasa bearti kita mendekatkan diri, yaitu dengan menyembelih hewan Qurban, yaitu : Kambing, Sapi, Unta dan sebagainya, tapi tidak semudah syariatnya ternyata berQurban itu, kalau syariatnya mudah, kita membeli hewan Quran, lalu disembelih sendiri atau lewat panitia terus dibagi-bagikan keMustahiq Zakat (orang yang berhak menerima Zakat atau Qurban) sudah selesai, tapi sebenarnya esensi Qurban sangat sulit sekali kita laksanakan.

Dalam Al-Qur'an disebutkan "Allah tidak menerima darah dan daging Qurbanmu, kecuali hanya Taqwamu" jadi tidak cukup bila kita melaksanakan syariatnya, tapi juga esensinya, yaitu kita jadi orang yang lebih bertaqwa setelah kita berQurban, seperti halnya ibadah haji, syariat haji siapa yang tidak bisa melaksanakan, cuma begitu-begitu saja, tapi yang sulit kan esensi dari haji, yaitu menjadi haji mabrur yaitu sebelum dan sesudah melaksanakan ibadah haji baik dan menjadi lebih baik, karena haji yang mabrur berhubungan dengan lingkungan masyarakat, kalau cuma syariat hajinya cuma untuk diri kita sendiri.

Jadi menurut saya, berQurban itu tidak perlu dihari raya idul adha, seperti meminta maaf tidak perlu dihari raya idul fitri saja, jadi terkesan kita tidak pernah punya salah jadi meminta maafnya cuma pas dihari idul fitri, seperti sekarang ini kita harus berQurban untuk saudara-saudara kita yang terkena musibah, untuk lebih mendekatkan kita kepada yang maha kuasa, intinya berQurban tidak hanya waktu idul adha, bisa kapan saja dan dimana saja. terima kasih.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun