Masakan di atas buatan sendiri, selama tinggal di Pare-Jawa Timur. Berhubung masa covid dan puasa waktu lalu, akhirnya masak sendiri tiap hari. Menu tiap hari hampir sama, harus ada sayur. Mulai dari sayur sawi, bayam, pakcoy, caisim dan jenis sayur lainnya yang hijau.
Ditambah tahu dan tempe, tapi lebih sering masak tempe, karena masak tahu agak ribet. Telur menjadi menu rutin, dari telur dadar hingga telur mata sapi dan sekali-kali goreng ikan asin.
Dari menu di atas sebenarnya sangat sederhana, dari berbagai kalangan bisa mengolah dan menikmatinya. Secara pribadi, masakan tersebut menjadi menu terbaik selama di Pare dan selama merantau. Tak heran hingga barat badan pun naik dan kelihatan sehat dan bugar.
Terlebih sangat menikmati prosesnya, dari belanja sendiri tiap pagi, ngupas bawang, motong cabai dan lainnya, hingga mengolah menu harian. Setelahnya, langsung mandi pagi dan masak air panas untuk buat susu (kalau ketepatan masi ada) dan teh manis atau kopi.
Menikmati makanan tersebut selalu berkeringat, padahal masi pagi dan ada kepuasan menikmati masakan sendiri. Mempelajari dan mengoreksi masakan setiap harinya, kurang garam, kebanyakan air atau yang lainnya.
Sehingga, setiap hari masakan semakin enak dan lezat. Ditambah lagi menu lainnya, buah pisang atau jus di siang hari. Tak heran memang, berat badan meningkat dan segar bugar. Seumur-umur, kondisi kesehatan paling prima waktu di Pare dan masi memiliki waktu untuk olahraga.
Sekarang, di Bandung, sejak sabtu 11 Juli. Semua berubah karena lingkungan baru. Di kos an tidak menyediakan tempat masak dan akhirnya beli makan diluar. Cuman makanan di luar yang tersedia hanya bubur ayam, nasi uduk, nasi kuning, bakso, batagor dan lainnya.
Dari kondisi yang berbeda-beda ini, biasanya harus dengan cepat menyesuaikan mencari alternatif. Dari kampung ke Medan juga demikian, dari Medan ke Jakarta juga demikian, dari Jakarta ke Tangerang juga demikian, dari Tangerang ke Pare-Jawa Timur juga demikian, hingga sekarang dari Pare ke Bandung.
Demikianlah kesulitan dan perubahan dari yang terkecil yang terjadi, mengajarkan untuk cepat dan segera beradaptasi. Terlebih juga dengan hal ke-iman-an, akan selalu menghadapi hal-hal yang diluar dugaan di waktu yang akan datang, baik godaan dan pencobaan.
Akan berdoa untuk setiap halnya dan setia hingga akhir.