Mohon tunggu...
Mardiana
Mardiana Mohon Tunggu... Penulis - Menulislah, walau sebait kata

Menuangkan segala dibenak menjadi tulisan yang bermanfaat bagi orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Menanti yang Belum Berujung

3 Juli 2020   01:59 Diperbarui: 3 Juli 2020   02:00 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ach.....

Rasa rindu ini membuncah di hati ku, entah sejak kapan rasa tak berupa ini ada. Hidupku sekarang berwarna, seperti pelangi yang menghiasi langit. Jika bisa di lihat hati ku, bagai taman bunga yang sedang bermekaran.

Ayu Sekar Darmawati, nama yang cukup panjang pemberian dari kakek ku. Aku lebih suka di panggil Ayu. Kulit ku berwarna exotic, seperti Anggun artis ternama itu, hehehe aku sich senang saja disamakan dengan artis.

Aku gadis yang berstatuskan JOKE jomblo tapi kece belum juga ketemu dambaan hati. Hingga suatu hari yang lumayan cerah, secerah hati ku saat membaca profil seorang pria yang wajahnya gak pas Pasan, cukup tak memalukan jika dibawa kemuka umum. 

Kemudian ku inbox dan terjadilah percakapan yang mengasyikan dan aku merasa cocok untuk menjadi suami ku nanti. Singkat cerita aku dan pria itu memberikan no WhatsApp. Akhirnya lancarlah percakapan di siang itu,dan sepakat mau bertemu.

Oh tuhan, kenapa hatiku dag Dig dug? Jantungku berdetak lebih kencang,seperti genderang yang mau perang. Apakah ini perasaan yang tak berupa tapi mewarnai hati ku? Aku merasa seperti anak ABG yang baru pertama kali jatuh cinta.

Pertemuan pertama, begitu mengesankan walau duduk di cafe dan ditemani secangkir Oreo kesukaan ku dan diiringi musik romantis, ach rasanya mau terbang saat berbicara dengannya.

Senyum indahnya di tambah lesung pipi sebelah kanan dan matanya yang tajam bak elang siap menerkam mangsanya. Membuat ku semakin lunglai tak berdaya di hadapannya.

*****

Hari - hariku di temani chat darinya, semakin berbunga jiwa dan raga ku. Walau dirinya belum mengatakan CINTA, entah kenapa aku bisa sebahagia ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun