Mohon tunggu...
Mardiana
Mardiana Mohon Tunggu... Penulis - Menulislah, walau sebait kata

Menuangkan segala dibenak menjadi tulisan yang bermanfaat bagi orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kenapa Para Emak Galau dengan Pandemi?

6 Juni 2020   06:38 Diperbarui: 6 Juni 2020   07:02 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Mak- Mak mulai galau melihat keadaan saat ini tak kunjung sudah. Tugas sekolah anak yang setiap hari harus di selesaikan. Satu hari bukan satu pelajaran saja yang dikerjakan,tetapi bisa dua atau tiga pelajaran yang dikerjakan anak,dan Mak pasti akan setia mendampingi anak-anaknya belajar.

Tiga bulan peran orang tua Mak khususnya menjadi Guru untuk anak-anak mereka, adalah hal yang tak pernah di duga. Biasanya setiap pagi hanya menyiapkan sarapan bagi keluarga, kemudian melanjutkan kegiatan rumah lainya. Sekarang keadaan rumah 80 derajat berubah, seorang Mak selalu standby mendampingi anaknya belajar hingga selesai.

Kagalauan selanjutnya adalah, Mak harus memastikan bahwasanya paket data masih aman. Jika anak mereka yang duduk di bangku SMA, lebih banyak menyita paket internet. Bukan sekedar menerima dan mengirim jawaban dari soal-soal yang diberikan Guru, tetapi ketika ada Materi yang mengharuskan anak untuk menonton YouTube berkaitan dengan pembelajaran, atau mendownload aplikasi, semua itu lebih banyak menyita kuota internet.

Anak - anak yang mulai jenuh dengan sistem pembelajaran online, mereka yang rindu sekolah ingin belajar seperti biasa. Kejenuhan itu bukan saja pada anak-anak, para Mak juga ikutan, karena biasanya Mak - Mak fokus pada pekerjaan rumah,sekarang harus mendampingi anaknya belajar dan menyita banyak waktu bagi para Mak. 

Harapan para Mak, pandemi ini segera berlalu dan anak - anak melakukan aktivitas belajar seperti biasanya lagi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun