Di tengah hiruk-pikuk kota, hadir sebuah ruang kecil yang membawa ketenangan melalui seni menata alam dalam wadah kaca. Terramori, workshop terarium yang berlokasi di Tangerang, menjadi tempat bagi banyak orang untuk berkreasi dan merasakan pengalaman unik dalam menciptakan miniatur ekosistem. Tidak hanya sekadar menyusun tanaman dalam botol, tetapi juga mengeksplorasi seni, kreativitas, dan bahkan menemukan ketenangan batin.
Awal Mula: Dari Proyek Kuliah Menjadi Bisnis Nyata
Terramori didirikan oleh dua orang founder, Dennis dan Valen. Salah satu di antaranya, Dennis, adalah mahasiswa jurusan Business Creation di Binus Alam Sutera. Ide bisnis ini bermula dari ketertarikannya menonton video-video tentang terarium di YouTube. Seiring waktu, ketika ia harus mengerjakan proyek kampus, ia melihat peluang yang belum banyak dijamah di Indonesia: workshop terarium.
Berbeda dengan sekadar menjual terarium yang sudah jadi, Dennis ingin menciptakan konsep di mana pelanggan tidak hanya membeli, tetapi juga mengalami langsung proses pembuatannya. Dengan konsep ini, Terramori menjadi first mover dalam industri workshop terarium di Indonesia. Bisnis ini mulai beroperasi pada April 2024, dan dalam waktu kurang dari setahun, telah berhasil menarik banyak pelanggan dari berbagai latar belakang.
Workshop yang Menghadirkan Pengalaman Unik
Lebih dari sekadar bisnis, Terramori menawarkan pengalaman kreatif yang unik. Workshop ini dirancang agar peserta dapat belajar langsung cara membuat terarium dengan berbagai elemen alami seperti tanaman kecil, tanah, batuan hias, dan dekorasi mini. Dengan bimbingan dari Dennis dan tim, setiap peserta bisa menciptakan desain yang unik sesuai dengan selera masing-masing.
Dalam sesi workshop, pelanggan tidak hanya mendapatkan keterampilan baru, tetapi juga menemukan momen relaksasi. "Kami ingin memberikan experience kepada pelanggan, agar mereka tidak hanya memiliki terarium, tetapi juga menikmati proses pembuatannya," ujar Dennis saat diwawancarai. Seni menata alam dalam wadah kaca ini memiliki efek terapi, di mana banyak pelanggan merasa lebih tenang dan rileks setelah mengikuti workshop.
Tantangan dalam Mengelola Bisnis Berbasis Pengalaman
Meskipun terlihat menyenangkan, menjalankan bisnis berbasis pengalaman memiliki tantangan tersendiri. Salah satu yang terbesar adalah mengelola ekspektasi pelanggan. Tidak semua permintaan bisa dipenuhi, dan terkadang pelanggan memiliki ide-ide yang sulit diwujudkan. "Kadang ada pelanggan yang ingin desain tertentu, tetapi setelah mereka mencoba sendiri, mereka sadar bahwa permintaan tersebut sulit diwujudkan karena faktor teknis," jelas Dennis.
Selain itu, berinteraksi langsung dengan pelanggan menjadi tantangan lain. Setiap orang memiliki karakter yang berbeda-beda---ada yang sangat antusias, ada yang banyak permintaan, bahkan ada yang rewel. Namun, Dennis menganggap hal ini sebagai bagian dari pengalaman yang memperkaya wawasannya.
Kerjasama dengan platform Klook juga membawa tantangan baru, yaitu menghadapi pelanggan asing yang datang untuk mengikuti workshop. Dennis harus menyampaikan materi dalam bahasa Inggris, yang menjadi tantangan tersendiri dalam mengajar sekaligus memastikan pengalaman pelanggan tetap maksimal.