Mohon tunggu...
Marcko Ferdian
Marcko Ferdian Mohon Tunggu... Dosen

Love what you have || Kompasianer pemula

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Artikel Utama

Gen Cerdas dari Ladang: Ambisi Swasembada Pangan RRT Lewat Biotek Pertanian

13 Juni 2025   15:59 Diperbarui: 14 Juni 2025   12:10 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bioteknologi Pertanian (Sumber:kompas.com)

Pemerintah RTT baru saja mengumumkan rencana strategis nasional 2024–2028 untuk percepat pengembangan varietas unggul gandum, jagung, kedelai, dan unggas melalui teknologi editing genetik (gene editing). 

Langkah ini menjadi bagian dari strategi besar untuk mencapai swasembada pangan di tengah tekanan geopolitik, perubahan iklim, dan ketegangan pasokan global.

Mengapa ini penting? serta apa dampaknya bagi dunia termasuk Indonesia?

Genetika di Garis Depan Perang Pangan

Tiongkok saat ini merupakan negara dengan populasi terbanyak di dunia, tetapi masih sangat bergantung pada impor pangan, terutama untuk kedelai dan beberapa varietas jagung pakan ternak. Ketergantungan ini menjadi kerentanan strategis, terutama ketika hubungan dengan negara eksportir seperti AS dan Brasil mulai memburuk akibat konflik dagang.

Untuk itulah, bioteknologi pertanian menjadi senjata baru. Pemerintah Tiongkok menempatkan teknologi CRISPR dan gene editing lainnya sebagai prioritas nasional. Target mereka bukan hanya produktivitas, tetapi juga menciptakan tanaman dan hewan ternak yang tahan iklim ekstrem, efisien dalam pemanfaatan nutrisi, dan tahan penyakit.

Fokus pada Empat Pilar Pangan

Rencana Pangan Tiongkok 2024-2028 diutamakan atau dipusatkan pada komoditas:

  • Gandum yaitu dengan meningkatkan hasil panen hingga 15% melalui varietas baru yang tahan kekeringan dan hama.
  • Jagung, dengan mengembangkan jagung transgenik dan hasil gene editing untuk pakan ternak, yang lebih cepat tumbuh dan rendah kebutuhan air.  
  • Kedelai dengan memfokuskan pada efisiensi penyerapan nitrogen dan adaptasi terhadap lahan marginal. 
  • Ternak unggas dengan meluncurkan program seleksi genetik ayam pedaging dan petelur yang tahan penyakit dan cepat tumbuh tanpa antibiotik berlebih. 

Bahkan Tiongkok mendirikan zona pilot nasional untuk mempercepat uji lapang dan komersialisasi varietas hasil editing gen. Hal ini membuat proses yang sebelumnya bisa memakan waktu 10 tahun, dipangkas menjadi 2–4 tahun.

Pengujian Laboratorium(Sumber: https://agrotek.id)
Pengujian Laboratorium(Sumber: https://agrotek.id)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun