Mohon tunggu...
Marcko Ferdian
Marcko Ferdian Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pencinta Monokrom dan Choir

Love what you have || Kompasianer pemula

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Berpancasila Lewat Alunan Nada Paduan Suara

1 Juni 2022   14:43 Diperbarui: 1 Juni 2022   23:42 1869
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Paduan Suara yang tampil dengan balutan busananya/Sumber : Dokprivp

Dalam Jurnal Satwika, perihal berkomunikasi di era teknologi ini, terjadi pergeseran perilaku komunikasi iGeneration atau generasi Z, dari yang aktif ketika dilakukan lewat gadget ke pasif ketika face to face.

Kemajuan teknologi berdampak besar bagi perkembangan generasi dan juga peradaban namun di lain sisi, kemajuan tersebut juga berdampak negatif bagi generasi bangsa Indonesia. Dampak negatifnya adalah lunturnya nilai persatuan yang terdapat dalam ideologi bangsa yakni Pancasila.

Seperti apa dampaknya ? Bagaimana menanamkan nilai-nilai Pancasila bagi kedua generasi tersebut ?

Tak terima ditegur wanita muda debat dengan seorang Ibu/Sumber: sumsel.tribunnews.com
Tak terima ditegur wanita muda debat dengan seorang Ibu/Sumber: sumsel.tribunnews.com

Teknologi, Etika, dan Norma yang Hilang

Pernah tahu peristiwa antrian turun dalam pesawat terbang, dimana seorang Ibu menegur salah satu pemudi yang katanya nyerobot antrian turun ? Apalagi ketika ditegur si pemudi malah membuang kata tak pantas serta sikapnya yang sangat tak patut.

Kasus nyerobot antrian turun dari pesawat, menggambarkan bahwa masih ada generasi yang lahir dan besar di era kemajuan teknologi saat ini sangat tipis adab saat berada di tempat atau fasilitas umum.

Tipis adab yang dimaksud adalah tidak paham bagaimana bersikap menghormati dan mengutamakan kepentingan umum jauh di atas kepentingan pribadi. 

Padahal sebagai generasi muda, nilai-nilai kesopanan dan budi pekerti adalah pedoman yang seharusnya dijunjung. Nilai-nilai tersebut merupakan turunan yang diperoleh lewat Pancasila sebagai pedoman bangsa.

Dari peristiwa nyerobot antrian tersebut sebagai generasi milenial dan iGeneration, budi pekerti dan kesopanan dalam aktifitas harian seharusnya dapat diterapkan, misalnya dengan mengutamakan kepentingan umum dibanding pribadi.

Sebagai generasi penerus, kemajuan teknologi bukan untuk mengikis adab melainkan sebagai modal untuk  mengenalkan Pancasila kepada banyak orang yang mungkin memiliki pola pikir keliru, ingin merubah ideologi bangsa dengan ideologi lain yang bukan lahir dari rahim Bumi Pertiwi.

Mengenalkan Pancasila bukan hanya lewat kampanye atau simposium dan seminar kebangsaan loh, mengenalkan Pancasila dapat dilakukan dengan berbagai cara dan sarana, salah satunya Paduan Suara.

Proses pengambilan video paduan suara/Sumber : Dokprivp
Proses pengambilan video paduan suara/Sumber : Dokprivp

Berpancasila dalam Alunan Nada

Vocalista Paradisso (VP) adalah kelompok paduan suara mahasiswa, beranggotakan generasi Z yang sama dengan teman-teman sebayanya, tak lepas dari pengaruh gawai dan teknologi.

Anggotanya punya latar belakang yang berbeda, tapi tak jadi soal bagi mereka untuk bersahabat, berorganisasi, dan belajar bernyanyi bersama.

Melalui kelompok ini, mereka dikenalkan untuk hidup saling memahami dan menghargai antara satu dengan lainnya bukan saja saat berlatih bersama tapi juga ketika berada dalam lingkungan kelas perkuliahan. 

Momen Hari Lahir Pancasila hari ini, ada beberapa hal yang dapat direfleksikan lewat aktifitas mereka:

Busana daerah yang dipakai kelompok paduan suara/Sumber: Dokprivp
Busana daerah yang dipakai kelompok paduan suara/Sumber: Dokprivp

Pertama : Buang sikap individu, perkuat kebersamaan

Sebagai paduan suara, beragam materi lagu, baik bergenre klasik, pop, maupun folklore atau lagu daerah sudah sangat familiar.

Nah, lagu daerah Indonesia adalah warisan budaya bangsa yang tak berwujud, menggambarkan kekayaan bangsa yang kontras karena lagu-lagu tersebut dinyanyikan dalam bahasa daerah (Prasetyo et al., 2020) yang setiap daerah, penuturan atau pelafalannya berbeda.

Misalnya Walang Kekek, lagu tradisional Jawa yang berkarakter lembut, serta riang karena menggambarkan aktifitas dolan (bermain).

Menyanyikan lagu daerah tidaklah semudah yang dipikirkan, apalagi anggota VP yang beragam suku, dengan cara bicara dan intonasi yang berbeda satu dengan yang lain.

Akan tetapi perbedaan itu bukan soal, hal ini terlihat ketika belajar melafalkan lirik Walang Kekek dalam bahasa jawa. Sudah tentu beberapa akan mengalami kesulitan, sebab ada aksara yang sekalipun mirip namun pelafalannya berbeda.

Di tengah perbedaan dialek, intonasi dan cara berbicara, mereka terlihat sangat serius memperhatikan temannya mencontohkan bagaimana melafalkan lirik dengan benar. Dari sini mereka belajar untuk membuang sikap individu dan memupuk kebersamaan untuk meraih prestasi bersama.

Keragaman anggota paduan suara, berbeda bukan berarti tidak bersatu dalam harmoni/Sumber: Dokprivp
Keragaman anggota paduan suara, berbeda bukan berarti tidak bersatu dalam harmoni/Sumber: Dokprivp

Kedua : Berdampingan dalam Harmoni Kebhinekaan

Ada momen yang paling berkesan setidaknya dari sudut pandang penulis. 

Momen tersebut ketika lagu O Magnum Mysterium sebuah misteri agung Ilahi yang mengisahkan tentang peristiwa kelahiran Anak Manusia ke dunia, atau Shalawat Badar yang berisi puji-pujian kepada Allah dan Nabi Muhammad SAW, dalam bentuk aransemen paduan suara dinyanyikan pada satu kompetisi yang bertepatan dengan Bulan Puasa. 

Kedua lagu tersebut dinyanyikan dengan begitu syahdu, penuh harmoni dan sangat indah didengar. Dengan menempatkan ego pribadi dengan tepat, mereka mampu melantunkan lagu-lagu tersebut dengan nada-nada yang begitu harmoni.

Menerima perbedaan sebagai keniscayaan dan hidup berdampingan dalam harmoni kebhinekaan sebagai sesama saudara, rasa-rasanya mereka ingin berteriak mewakili generasinya bahwa Indonesia ini punya perbedaan yang menyatukan.

Dengan merangkai nada-nada lewat lagu, mereka ingin berteriak bahwa generasinya adalah calon-calon pemimpin bangsa yang masih punya semangat Pancasila dalam diri mereka.

Ketiga : Bertanggungjawab dan Disiplin

Dalam paduan suara bertanggungjawab dan disiplin diajarkan. Mengatur waktu antara kuliah, tugas, praktikum dan latihan bukan perkara mudah. Kebiasaan dimanjakan teknologi kadang membuat generasi ini keteteran mengatur waktu.

Tetapi dalam kelompok ini, masalah akademik dan non-akademik dapat berjalan bersama.

Hal tersebut terlihat ketika beberapa anggota yang harus kuliah online sehingga saat yang lain berlatih, mereka ijin sebentar untuk kuliah di tempat latihan.

Sikap bertanggungjawab seperti itu patut dihargai. Di usia muda mereka bisa menjadi contoh bagaimana mengatur waktu sehingga kuliah dan latihan berjalan beriringan tanpa satu menjadi penghalang untuk yang lain.

Selain kuliah, ada juga anggota yang mengerjakan tugas dan laporan praktikum sambil mengamati proses latihan. Hal ini dilakukan agar tidak tertinggal materi lagu maupun koreo. 

Sikap tersebut sejalan dengan hasil temuan Maulina et al (2018) bahwa mengamati merupakan salah satu cara untuk membantu pelajar atau mahasiswa menguasai materi pembelajaran dengan baik.

Bertanggungjawab, disiplin diri, kerja keras dan pantang menyerah baik secara individu maupun kelompok adalah modal untuk mencapai prestasi.

Melihat mereka bersenda gurau, berlatih bersama, bernyanyi bersama tanpa ada sekat yang membatasi persahabatan adalah momen yang membahagiakan. 

Seumpama teman-teman seusianya yang lain punya kesamaan sikap, masih ada harapan bahwa di masa depan, ada calon-calon pemimpin bangsa yang tidak perlu diragukan lagi jiwa Pancasila mereka.

Referensi :

[1],[2],[3],[4]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun