Selanjutnya adalah proses mengambil calon pengantin perempuan yang selama proses pelamaran disembunyikan di dalam kamar.
Kamar merupakan simbol privasi, tempat yang sangat privat yang tidak sembarangan dimasuki orang sehingga dalam ritual masu minta ini perempuan yang disembunyikan memiliki nilai yang tinggi dari sudut pandang kultur.
Calon pengantin perempuan yang disembunyikan di kamar didandani dengan pakaian adat lengkap dengan asesoris serta ditemani oleh sang ibu.
Jadi di dalam kamar hanya terdapat calon pengantin perempuan dan sang ibu. Ibu adalah segalanya untuk anak perempuan dari rahim ibu lahir kehidupan sehingga peran ibu menjadi penting karena akan melepaskan anak perempuannya untuk hidup dengan orang lain.
Belum selesai disitu, prosesi ritual ini berlanjut dengan calon pengantin laki-laki akan menjemput calon pengantin perempuan di dalam kamar, namun sebelum masuk, mereka akan bertemu dengan juru bicara perempuan untuk menyampaikan maksud ingin mengambil calon pengantin perempuan dari dalam kamar.Â
Saat disetujui calon pengantin laki-laki dengan sendirinya akan masuk ke dalam kamar dan memberikan sopi serta uang sebagai permohonan ijin pada ibu calon pengantin perempuan.Â
Sang ibu menerima pemberian tersebut dan mengalungkan kain tenun di leher calon pengantin laki-laki yang akan manikahi anak gadisnya.Â
Disaat inilah suasana menjadi haru biru diisi dengan tangis dan pelukan antara ibu dan anak perempuannya.Â
Disini juga biasanya nasehat dari sang ibu diberikan kepada anak perempuan yang akan pergi meninggalkan rumah dan memasuki rumah baru dengan suasana yang baru sehingga seolah-olah ibu sangat berat untuk melepaskan anak perempuannya itu.
Dari proses masu minta ini setidaknya antara budaya masyarakat Tanimbar dan budaya daerah lain memiliki kesamaan makna diantaranya :
Pertama, proses lamaran yang sangat panjang dan melewati serangkaian proses bermakna bahwa untuk mendapatkan calon pengantin perempuan tidaklah mudah banyak hal yang harus disiapkan dan dilewati disinilah keseriusan calon pengantin laki-laki diuji untuk melamar calon pengantin perempuan yang bisa saja dalam proses tersebut terdapat perdebatan atau pro dan kontra.