Sesampainya di rumah keluarga perempuan, mereka disambut oleh perwakilan atau juru bicara pihak perempuan.
Sebelum menyampaikan maksud kedatangan rombongan calon pengantin laki-laki mereka terlebih dulu memberikan minuman adat berupa sopi sejenis tuak sebagai pembuka pembicaraan.Â
Saat sopi tersebut diambil oleh pihak perempuan pertanda mereka setuju pihak laki-laki meneruskan pembicaraannya.Â
Sopi tadi kemudian dituang dalam gelas sloki dan diedarkan kepada keluarga perempuan yang saat itu duduk bersama.
Pendamping atau juru bicara yang hadir dari pihak laki-laki bertindak sebagai penyambung lidah, menyatakan maksud kedatangan mereka untuk meminang calon pengantin perempuan dan direspon oleh perwakilan atau juru bicara pihak perempuan.
Selanjutnya pihak laki-laki menyerahkan lagi sopi, sumbat (uang), dan sepasang loran.Â
Jumlah uang yang diberikan tidak bisa dipastikan karena dapat disesuaikan dengan situasi hanya barang yang wajib diberikan adalah sopi dan loran tadi.Â
Loran dan uang bermakna sebagai mahar atau tebusan untuk melamar anak perempuan masyarakat Tanimbar.Â
Barang-barang ini kemudian diterima juru bicara pihak perempuan dan selanjutnya diberikan kepada saudara laki-laki dari ibu calon pengantin perempuan yang dipanggil Om atau paman.
Karena posisi dan peran Om sangat dihormati, maka sebelum mengambil keputusan, Om-Om dari calon pengantin perempuan akan berembuk untuk menentukan apakah lamaran ini diterima atau ditolak.Â
Kedudukan Om sangat penting karena Om bertanggungjawab terhadap anak-anak dari saudara perempuan mereka yang bisa dilihat dari  peranan untuk menerima atau tidak lamaran tersebut.