Pak JO merupakan anak sulung dari 13 bersaudara yang lahir di Magelang Jawa Tengah. Bermimpi ingin menjadi seorang pastor membuatnya mengenyam pendidikan di sekolah seminari. Berayahkan seorang guru Sekolah Rakyat bernama Raymundus Josef Sandiyo Brotosoesiswo dan Ibu Margaretha Kartonah. Karena ayahnya seorang pensiunan guru, dengan tanggungjawab membiayai 13 anak, membuat Pak JO tidak menyelesaikan pendidikan Pator tersebut.
Disinilah saya melihat bahwa pernyataan beliau tentang Providentia Dei itu bermakna. Masa depan seseorang menjadi misteri dan hanya Tuhan yang mengendalikannya.Â
Bentuk kepasrahan total yang dilakukan Pak JO disertai kerja keras dan kedisiplinan tinggi mengantarkan beliau pada buah manis yang dipetiknya saat ini. Pantaslah penerima Tanda Bintang Mahaputra ini dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata. Beliau bukan saja kusuma bangsa, bukan saja pahlawan bangsa, lebih dari itu beliau adalah pahlawan pers dan kemanusiaan.
Sosok yang inspiratif, bersahaja, dan guru yang baik itu telah pergi untuk selamanya, namun nama baik dan buah tangan serta pikirannya untuk bangsa akan selalu dikenang.
requiescat in pacem Pak JO..
Damai Tuhan menyambutmu..