Mohon tunggu...
M dan S Aja
M dan S Aja Mohon Tunggu... Administrasi - Daddy, Mami beserta cici dan boy tinggal di NZ

Cuma Marcel

Selanjutnya

Tutup

Edukasi Pilihan

Lebih "Pintar" Orang tua atau Anak??

12 Juli 2014   13:14 Diperbarui: 18 Juni 2015   06:34 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beauty. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kalau kita di ajukan pertanyaan, siapa yang lebih pintar antara anak atau orang tuanya?? Saya yakin banyak yang akan menjawab tentu orang tua lah yang lebih pintar dibandingkan anaknya. Namun kalau di lihat dari keseharian, saya lebih mengatakan anaklah yang lebih pintar dari orang tua. Kenapa saya bisa katakan demikian??

Tidak sedikit banyak orang tua yang mengeluh akan kelakuan dari anak2nya. Yang sering kali merengek minta di beliin mainan misalnya. Si anak tidak segan2 untuk berteriak atau menangis sekencang2nya untuk mendapatkan mainan yang di inginkannya itu. "Kepintaran" si anak ini menjadi senjata yang ampuh dalam menghadapi orang tuanya.

Di salah satu acara program tivi mengenai kepolisian yang sering kita nonton setiap minggunya, ada sepasang kakek nenek yang berwajah India/Asia Tengah yang kalah dengan "kepintaran" cucunya yang baru berusia 2 tahun. Yup, si cucu bisa meyakinkan kakek-neneknya dia ini untuk tidak memakai seatbelt saat berada di dalam mobil.

Banyak pula acara2 di tivi yang mengangkat tema "kepintaran" si anak dalam mengatur orang tuanya. Dari yang tukang milih2 untuk makan dan khsusnya tidak mau makan sayur2an atau buah2an, tidak mau tidur tepat waktu saat malam, mempunyai kelakuan yang pembangkang, dsb.

Pengalaman pribadi saya juga merasakannya koq. Lah saya sendiri saja dulu juga pembangkang. Dari tidak mau makan sayur, maunya berrambut panjang, pakai baju nggak mau yang ada kerahnya, gak mau pakai celana kalau nggak jeans, dsb.

Nah karena menyadari "kepintaran" anak baik dari membaca, menonton, mendengar maupun pengalaman pribadi, makanya saya bertekad untuk bisa lebih "pintar" dari cici dan boy. Bahkan bukan cuma lebih pintar saja melainkan juga lebih baik, lebih bijak dan juga lebih sukses dari mereka. Karena kalau saya sudah lebih baik, pintar, bijak dan sukses dari mereka otomatis mereka akan melihat realita dari apa yang selalu kami bimbing dan ajarkan buat mereka, dan mereka jadi termotivasi untuk mau belajar dari kami.

Selalu tunjukan dan katakan kalau kita sebagai orang tua juga masih belajar untuk bisa lebih baik, saat kita menyuruh buah hati kita untuk belajar. Sediakan waktu untuk bisa bermain, mendengarkan, membimbing dan mengajarkan buah hati kita walau sesibuk apapun kita hari ini. Buat target untuk mereka dan buat target juga untuk keluarga. Dengan adanya target berarti dibutuhkan suatu usaha dan kerja sama dari semua. Dan rayakan sukses dari target yang berhasil di capai atau buat plan B buat target yang tidak tercapai untuk target berikutnya. Inilah yang kami selalu biasakan dalam berkomunikasi dan berinteraksi sehari2 dengan cici dan boy kami

Semua anak adalah pelajar terbaik. Mereka mempelajari semua karakter dan kelemahan dari orang tua mereka. Sayangnya tidak semua orang tua menyadari kalau orang tua juga bisa belajar untuk bisa lebih "pintar" dari anak2nya dan bisa juga utnuk membantu untuk membentuk buah hati mereka menjadi orang yang baik, pintar, bijak dan sukses. Jadi sebenarnya pilihan ada di tangan orang tua, terus di "akalin" sama anak atau membantu diri sendiri dan anak menajdi lebih pintar.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Edukasi Selengkapnya
Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun