Mohon tunggu...
Marcellino MisaelKelang
Marcellino MisaelKelang Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

hobi bermain catur

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pemahaman Dasar tentang Pasar Oligopoli dan Pasar Monopolistik

1 Desember 2022   18:27 Diperbarui: 1 Desember 2022   18:34 509
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kelemahan pasar oligopoli

  • Produsen yang memiliki modal besar akan membuka banyak cabang perusahaan yang besar dan lengkap sehingga mampu untuk menutup pasar bagi produsen baru dan produsen yang memiliki modal kecil yang menjual produk sejenis
  • Diperlukan investasi yang sangat besar untuk bisa masuk pasar oligopoli
  • Adanya persaingan untuk mendapatkan pasar yang dilakukan oleh para produsen
  • Produsen terbesar memiliki kebijakan yang mampu mempengaruhi produsen yang lain
  • Hak paten akan suatu produk menghambat perusahaan lain untuk mengambangkan produk yang serupa

Keseimbangan pasar oligopoli

  • Keseimbangan pasar oligopoli terjadi jika laba maksimum tercapai
  • Keseimbangan oligopoli dianalisis dengan menekankan kompetisi
  • Seimbang atau tidak sebuah perusahaan dapat dilihat dari kemampuan memprediksi perilaku pesaing dan kemampuan mengatur pengeluaran dan harga

Studi Kasus pasar mie instan 

Indonesia berada pada peringkat dua setelah china dengan tingkat konsumsi mie instan terbanyak di dunia menurut World Instan Noodles association (WINA), Kalimantan menjadi wilayah dengan tingkat konsumsi tertinggi di Indonesia dengan 100% penduduknya pengonsumsi mie instan disusul jawa 95% dan maluku dengan paling sedikit 66%.

Di pasar Indonesia sendiri terdapat beberapa produsen mie instan:

  • PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk: dengan produknya indomie, sarimi, pop mie, Sakura, supermie, intermie
  • PT. Wings Food: mie sedap, mie sedap sukses, mie sukses dan so yumie gelas
  • Dll

Produk mie instan yang dijual merupakan produk homogen tetapi terdiferensiasi

Mie instan di Indonesia hadir dengan berbagai pilihan rasa khas nusantara seperti rendang, sate, sambal matah, cakalang, soto dan bermacam-macam masakan Indonesia lainnya.

Pangsa pasar secara nasional masih di dominasi oleh Indofood group namun dengan perlahan di susul oleh Wings Group.

Pasar monopolistik atau pasar persaingan monopolistik merupakan pasar yang terdapat banyak sekali produsen yang menjual barang serupa tetapi terdiferensiasi, setiap produk jenis sama namun memiliki perbedaan pada kualitas, reputasi, penampakan fisik, brand dan sebagainya.

Karakteristik dan Ciri-ciri pasar monopolistik

  • Produsen/penjual yang banyak dan tak terbatas akan tetapi tidak sebanyak pasar persaingan sempurna
  • Barang-barang yang jual terdiferensi, setiap barang berkarakteristik sendiri yang membedakan dari barang yang di jual produsen lain
  • Produsen baru bisa masuk lebih mudah masuk ke dalam pasar monopolistik , akan tetapi produsen harus bisa berinovasi dengan menciptakan produk baru yang unik dan berbeda dari produk lain sehingga mampu menarik konsumen
  • Produsen yang untung akan memunculkan produk baru. Namun, jika rugi maka produk akan hilang dari pasar
  • Harga pada pasar monopolistik mampu dipengaruhi oleh produsen, hal ini disebabkan oleh keunikan dari barang yang dijual sehingga pembeli sulit berpindah merk. Jadi, ketika produsen menaikkan harga maka pembeli tetap membeli produk tersebut.
  • Produk sangat membutuhkan iklan untuk mempromosikan barang yang dipasarkan

Keuntungan dari pasar monopolistik

  • Inovasi yang terus dilakukan oleh produsen sehingga membuat konsumen lebih mudah memilih barang sesuai selera
  • Konsumen mendapat pelayanan yang baik dari produsen, karena produsen berusaha memuaskan konsumen demi meminimalisasi persaingan
  • Produsen baru lebih mudah bergabung dibanding dengan pasar oligopoli
  • Lebih mudah mengetahui produk baru karena ada iklan/promosi dari konsumen

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun