Mohon tunggu...
Maria Magdalena
Maria Magdalena Mohon Tunggu... Penulis - Metaverse

Metaverse builder, aktivis homeschooling dan pendidikan.

Selanjutnya

Tutup

Metaverse Artikel Utama

Kriteria Dunia Virtual Bisa Disebut Metaverse

17 Mei 2022   19:36 Diperbarui: 21 Mei 2022   03:15 1343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Imersif adalah ciri khas metaverse, dunia virtual dihadirkan secara kompleks dan interaktif.

Pada kondisi inilah saya dan murid-murid saya bersama-sama mengeksplorasi Borobudur dan Prambanan di dalam Second Life. Kebetulan yang bikin Borobudur dan Prambanan ini teman saya, seorang aktivis sejarah Indonesia.

Sekarang Anda tentu sudah lebih bisa menilai mana yang benar-benar metaverse, mana yang bukan. Headset VR, NFT, crypto, itu semua bukan metaverse. 

NFT dan crypto itu hanya memanfaatkan metaverse sebagai platform untuk menjual karya-karya seniman. Sedangkan headset VR itu hanyalah alat yang dipakai untuk akses metaverse, tanpa ini pun jika Anda sedang mengakses metaverse, Anda tetap disebut sebagai pengguna metaverse kok. 

Bukan bermaksud mendiskreditkan peran headset VR di dalam mengakses metaverse ya, karena pemakaian headset VR juga sangat bagus, bisa bikin badan kita aktif gak cuma duduk. Saya sendiri kepengen kok punya headset VR, tapi masih nabung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Metaverse Selengkapnya
Lihat Metaverse Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun