Mohon tunggu...
Afifuddin lubis
Afifuddin lubis Mohon Tunggu... Pensiunan PNS -

Selalulah belajar dari siapapun

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Bermain Politikkah MUI DKI?

26 Februari 2019   07:41 Diperbarui: 26 Februari 2019   08:15 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Acara yang diselenggarakan  di Monas pada Kamis ,21 Pebruari malam menjadi pembicaraan hangat karena pada malam itu terasa nuansa politis yang sangat kuat .

Sekurang - kurangnya ada 3 penyebab ,mengapa nuansa politis itu sangat terasa .

Pertama ,acara tersebut dihadiri oleh tokoh - tokoh politik yang mendukung Prabowo - Sandiaga Uno ,seperti Amien Rais ,Hidayat Nur Wahd ,Fadli Zon ,Fahri Hamzah ,dan juga Zulkifli Hasan .

Acara itu juga dihadiri tokoh - tokoh Front Pembela Islam seperti Sobri Lubis yang juga menyampaikan sambutan pada acara itu.

Kedua ,Neno Warisman pada malam itu membacakan  puisinya yang dinilai sangat sarat dengan kepentingan dan tujuan politik untuk memenangkan capres 02 .

Ketiga ,Zulkfli Hasan, Ketua MPR yang juga Ketua Umum DPP PAN dalam pidatonya ,tiga kali menanyakan ke massa yang hadir," Persatuan nomor satu ,Presiden ...? " , yang dijawab massa "nomor dua" .

Oleh karena  acara di Monas itu tengah disorot karena diduga bermuatan politik maka menjadi penting untuk mengetahui siapa sesungguhnya penyelenggara atau penanggung jawab acara itu .

Beberapa hari sebelum tanggal 21 Pebruari ,dengan membaca beberapa berita ,dalam hati saya sudah bertanya ,penyelenggara acara di Monas itu  apakah Majelis Ulama Indonesia ( MUI) DKI atau Front Pembela Islam ( FPI) atau MUI DKI bekerjasama dengan FPI.

Mengapa pertanyaan muncul dalam hati saya? 

Pertama,pada malam yang sama ,ditempat yang sama ,digelar acara dengan tajuk yang berbeda.

MUI DKI menamakan acara itu"Senandung Salawat dan Zikir Nasional", sementara FPI menamakan acara itu "Munajat 212" .

Kedua, beberapa hari sebelum tanggal 21 Pebruari 2019 ,Imam Besar Front Pembela Islam ,Habib Rizieq Shihab telah menyampaikan seruan agar Ummat Islam putihkan Monas pada acara Munajat yang akan dilaksanakan pada  ,Kamis ,21 Pebruari 2019 (CNN Indonesia).

"Insya Allah para habib ,Kiai ,bisa mengajak kerabat ,sahabat serta jamaah untuk mengerahkan ,untuk memutihkan monas, ramai - ramai meminta berkah dari Allah SWT agar Indonesia menjadi negara yang sejahtera ,yang adil dan makmur " ,ujar Rizieq .

Imam Besar FPI juga menyatakan ,Malam Munajat 212 adalah acara yang dihelat oleh Lembaga Dakwah FPI bekerjasama dengan Majelis Ulama Indonesia ( MUI ) DKI Jakarta .

" Insya Allah acara akan dimulai dengan pelaksanaan Salat Maghrib berjamaah di Monas ,tutur Rizieq .

Ketiga ,walaupun seruan Rizieq itu telah terpublikasi secara luas tetapi tidak ada penjelasan dari MUI DKI tentang acara " Senandung Salawat dan Zikir Nasional" itu.

Artinya MUI DKI tidak menjelaskan apakah Malam Munajat 212 itu sama atau tidak dengan acara "Senandung Salawat dan Zikir Nasional".

Sesudah acara Munajat 212 ramai diperbincangkan maka mengemuka berbagai keterangan yang menurut saya justru semakin menimbulkan tanda tanya .

Sekretaris Umum MUI DKI Yusuf Aman menegaskan undangan Senandung Salawat dan Zikir Nasional hanya ditujukan ke pengurus masjid ,musala ,pimpinan majelis taklim ,dan ormas .Yusuf mengaku heran atas kehadiran sejumlah tokoh politik di acara itu ( detiknews) .

Penjelasan Sekretaris MUI DKI ini ingin menegaskan bahwa kehadiran para tokoh politik pada acara di Monas itu bukan karena diundang MUI .

Ketua Umum MUI DKI KH Munahar Muchtar juga memberi pernyataan yang sama ,bahwa MUI tidak mengundang tokoh tokoh tertentu pada acara itu.

Selanjutnya ada lagi penjelasan Sekretaris MUI DKI yang layak dicermati.

Menurutnya semua pengurus MUI DKI sudah pulang saat Ketua MPR yang juga Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan menyampaikan sambutan .Dia mengatakan pengurus MUI DKI pulang setelah acara selesai pukul 22.00 WIB.

Keterangan ini mengisyaratkan bahwa Pengurus MUI DKI telah meninggalkan lokasi ketika massa masih berkumpul dan kemudian acara masih berlanjut antara lain dengan mendengarkan sambutan Ketua MPR.

Pertanyaannya ,siapa yang masih melanjutkan acara itu?

Kemudian backdrop yang dipasang di panggung bertuliskan " Malam Munajat " .Backdrop yang memasang foto Imam Besar FPI Habib Rizieq itu juga bertuliskan " Bersama MUI DKI Jakarta dan Majelis Ta' lim se- Jabodetabek ". 

Tentang backdrop ini juga jadi tanda tanya .Mengapa foto Rizieq yang dipasang ? .Bukankah pengurus MUI juga sangat paham posisi politik Rizieq dalam Pilpres .Dengan memahami posisi Rizieq tersebut sungguh tidak bijaksana mencantumkan fotonya pada backdrop .

Dengan mencermati hal - hal yang demikian tidak salah kalau timbul kesan bahwa MUI DKI telah ikut bermain di arena politik praktis .

Mudah - murahan kesan ini tidak benar .

Salam Demokrasi !

***

Sumber :

- detiknews ,25/2/2019: Momen MC Sebut Munajat 212 Saat Panggil Ketum MUI DKI untuk Sambutan 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun