Mohon tunggu...
Afifuddin lubis
Afifuddin lubis Mohon Tunggu... Pensiunan PNS -

Selalulah belajar dari siapapun

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Kang Pepih Terlalu Merendah Ketika Katakan Kekuatan Blog Kita Ini Karena Kompasianer

5 November 2018   15:18 Diperbarui: 5 November 2018   15:46 539
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos


Sudah agak lama juga keinginan untuk ikut menulis berkaitan dengan usia satu dekade Kompasiana ,blog yang kira banggakan ini.
Keinginan itu terkadang tertahan karena saya gabung dengan blog keroyokan ini masih sekitar dua tahun empat bulan dihitung dari pertama kali posting pada 28 Juli2016.


Tetapi sesudah ditimang timang ,andainya saya menulis sesuatu berkaitan dengan sepuluh tahun Kompasiana tokh  kan tidak akan ada yang marah.Karenanya saya putuskan harus menulis ,tidak ada alasan untuk mengatakan tidak.Mungkin dalam bahwa kerennya " Why Not".
Pertanyaan awal yang muncul di hati saya ialah mengapa saya harus menulis di blog ini.Bukankah banyak tersedia blog yang lain kalau hanya sekedar menyalurkan keinginan untuk menulis.


Saya menemukan jawabannya yang tentu bersifat subjektif.Saya memilih Kompasiana karena blog ini milik surat kabar terkemuka " Harian Kompas". Saya sudah menjadi pembaca setia surat kabar ini sejak tahun tujuh puluh. Tetapi sesudah beberapa kali posting artikel ,saya menjadi ketagihan menulis di blog yang pada awalnya digunakan hanya oleh awak Kompas ini.Ketagihan menulis itu tentu bukan lagi disebabkan karena blog ini milik Kompas tetapi karena ada " sesuatu " yang saya jumpai di blog ini.


" Sesuatu " itu antara lain ada rasa nyaman menulis disini.Agak sulit menjelaskan apa yang dimaksud dengan nyaman itu.Artinya saya tidak mampu mendefinisikan seperti apa rasa nyaman yang dialami itu. Tetapi saya bisa menjelaskannya dengan beberapa ilustrasi.


Ketika masih dimasa awal posting artikel dengan kemampuan yang masih sangat minim( sekarang juga masih seperti itu) saya merasakan mendapat penghargaan dari para penulis yang sudah lama bermarkas di blog ini.Tidak ada komentar yang mengecilkan hati.Bahkan yang muncul adalah kata kata atau voting yang memberi semangat .Andainyalah diawal saya menulis muncul kata kata seperti " artikel sampah " atau " artikel tidak bermutu" mungkin saat itu juga saya sudah berhenti menulis.


Dengan hal yang demikian ,saya menyadari bahwa para penulis di Kompasiana ini secara umum adalah orang orang terpelajar yang ingin menyalurkan hobi menulisnya dan sekaligus ingin berbagi pengetahuan dengan orang lain. Selanjutnya saya menyadari semakin banyak pengunjung pada sebuah artikel ,muncul rasa gembira di hati.Dengan terbacanya jumlah viewers itu menumbuhkan gairah menulis yang semakin membara.


Kadang kadang saya senyum sendiri ketika memperhatikan naiknya jumlah viewers seolah olah saya sedang mengamati pergerakan saham di Bursa Efek Jakarta ( BEJ).Komentar pada kolom yang tersedia juga melahirkan diskusi yang membangun walaupun ada juga beberapa komentar  yang menyebabkan munculnya rasa sebel.


Semakin lama berselancar di Kompasiana semakin disadari bahwa blog ini adalah " sumur " tempat menimba banyak sekali pengetahuan yang juga datang dari berbagai disiplin ilmu.Banyak sekali yang dahulunya tidak diketahui kemudian menjadi dipahami sesudah menimba air dari ' sumur " itu.
Dugaan saya hal hal subjektif yang saya rasakan itu jugalah yang hinggap di hati para Kompasianer lainnya sehingga kemudian membuat Kompasiana memiliki beberapa catatan yang mengagumkan .


Seperti diberitakan pada ulang tahunnya yang kesepuluh ini Kompasiana telah memiliki 381.000 user ( Kompasianers) dengan jumlah kunjungan ( pageviews) 26 juta perbulannnya.Konten yang tercatat lebih dari 1,6 juta artikel dan lebih dari 20.000 komentar setiap bulan mengisi ruang percakapan di Kompasiana .


Jumlah Kompasianer yang demikian adalah jumlah yang besar .Oleh karena saya sering menulis artikel politik maka tiba  tiba terlintas dipikiran saya ,andainya blog kita ini sebuah parpol maka sudah bisa ditempat kan 5 orang anggotanya untuk berkantor di Senayan.Tidak hanya tentang Senayan tapi kemudian bayangan yang ada dipikiran saya menjadi semakin liar.


Dulu saya pernah tinggal di sebuah kota berukuran sedang di Sumatera Utara.Kota itu berpenduduk sekitar 150 ribu jiwa. Kalau dikaitkan jumlah Kompasianer dengan jumlah penduduk kota itu berarti jumlah Kompasianer sudah dua setengah kali lipat  dari keseluruhan penduduk kota itu.
Selanjutnya sejalan dengan kebesaran blog ini, muncul juga keingin tahuan saya ,dimana letak kekuatan blog ini menurut pandangan pengasuhnya .
Jawaban tentang pandangan tersebut saya peroleh dari artikel yang ditulis oleh Pak Wijaya Kusumah ,Kompasianer yang hadir pada Perayaan Ultah Kompasiana yang ke-10 di Hotel Mercure Cikini .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun