Mohon tunggu...
Afifuddin lubis
Afifuddin lubis Mohon Tunggu... Pensiunan PNS -

Selalulah belajar dari siapapun

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Kalau Tim Jokowi Terlalu Reaktif Bisa Merugikan

26 Juli 2018   14:12 Diperbarui: 26 Juli 2018   14:10 661
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seperti yang kita lihat pada acara ILC Tv One ,pekan yang lalu yang membahas tentang divestasi PT Freeport Indonesia.
Pria kelahiran Fak Fak ,Papua ini terlihat mampu membela kebijakan pemerintah berkaitan dengan pembelian 51 persen saham Freeport oleh PT Inalum.

Kemahirannya berorasi dan berdebat menjadikannya sebagai salah seorang andalan tim Jokowi.
Tidak hanya Ngabalin tetapi tokoh tokoh parpol pengusung Jokowi juga sering berbicara vokal ketika ada kelompok atau tokoh yang menyerang presiden petahana itu.

Tentulah setiap orang punya style masing masing ketika mengkritik lawan politik atau ketika membela sebuah kebijakan yang diluncurkan oleh presiden yang dibelanya.

Menurut pendapat saya ,seorang juru bicara atau seorang yang melakukan fungsi itu adakalanya memang harus bersikap reaktif untuk menanggapi sesuatu tetapi adakalanya tidak perlu reaktip.

Dalam kaitan yang demikian saya mengambil contoh tentang pernyataan atau keterangan SBY yang mengemukakan berbagai alasan mengapa pada akhirnya partai yang dipimpinnya tidak gabung dengan koalisi parpol pendukung Jokowi.

Presiden ke-6 itu antara lain menyatakan alasannya ,karena terasa ada hambatan untuk gabung dengan keenam parpol tersebut.Ketua Umum Demokrat itu juga menyatakan hambatan itu antara lain karena belum pulihnya hubungannya dengan Megawati ,Ketua Umum PDI-P.


Terhadap pernyataan SBY yang demikian ,Romahurmuzij ,Ketua Umum PPP menuding Demokrat batal berkoalisi karena permintaan cawapresnya tidak diterima.

Selanjutnya Ali Mochtar Ngabalin pun ikut angkat bicara.Mantan politikus PBB ini melancarkan kritik ke Demokrat dan SBY atas pertemuan mereka dengan Prabowo Subianto pada Selasa ,24 Juli 2108. Ngabalin menilai Demokrat pergi tanpa ijin padahal sudah ada deal untuk memberi jatah menteri kepada Agus Harimurthi Yudhoyono ( AHY ) jika partai berlambang Mercy itu bergabung ke 

koalisi pendukung pemerintah.
Terhadap kedua pernyataan itu ,SBY memberi reaksi keras.

Romahurmuzij diperingatkannya agar hati hati mengeluarkan statement tanpa dasar yang kuat .Sedangkan kepada Ngabalin dinyatakannya " Saya tidak harus minta ijin ke beliau ,SBY bukan bawahan Jokowi.Partai Demokrat(  juga ) bukan partai koalisinya 

Pak Jokowi".(CNN Indonesia,25/7/2018).SBY selanjutnya mengatakan " Tidak ada itu dan tidak ada kata kata harus minta ijin.Saya tidak tahu dimana sekolahnya ( bisa berkata) seperti itu".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun