Seperti yang kita lihat pada acara ILC Tv One ,pekan yang lalu yang membahas tentang divestasi PT Freeport Indonesia.
Pria kelahiran Fak Fak ,Papua ini terlihat mampu membela kebijakan pemerintah berkaitan dengan pembelian 51 persen saham Freeport oleh PT Inalum.
Kemahirannya berorasi dan berdebat menjadikannya sebagai salah seorang andalan tim Jokowi.
Tidak hanya Ngabalin tetapi tokoh tokoh parpol pengusung Jokowi juga sering berbicara vokal ketika ada kelompok atau tokoh yang menyerang presiden petahana itu.
Tentulah setiap orang punya style masing masing ketika mengkritik lawan politik atau ketika membela sebuah kebijakan yang diluncurkan oleh presiden yang dibelanya.
Menurut pendapat saya ,seorang juru bicara atau seorang yang melakukan fungsi itu adakalanya memang harus bersikap reaktif untuk menanggapi sesuatu tetapi adakalanya tidak perlu reaktip.
Dalam kaitan yang demikian saya mengambil contoh tentang pernyataan atau keterangan SBY yang mengemukakan berbagai alasan mengapa pada akhirnya partai yang dipimpinnya tidak gabung dengan koalisi parpol pendukung Jokowi.
Presiden ke-6 itu antara lain menyatakan alasannya ,karena terasa ada hambatan untuk gabung dengan keenam parpol tersebut.Ketua Umum Demokrat itu juga menyatakan hambatan itu antara lain karena belum pulihnya hubungannya dengan Megawati ,Ketua Umum PDI-P.
Terhadap pernyataan SBY yang demikian ,Romahurmuzij ,Ketua Umum PPP menuding Demokrat batal berkoalisi karena permintaan cawapresnya tidak diterima.
Selanjutnya Ali Mochtar Ngabalin pun ikut angkat bicara.Mantan politikus PBB ini melancarkan kritik ke Demokrat dan SBY atas pertemuan mereka dengan Prabowo Subianto pada Selasa ,24 Juli 2108. Ngabalin menilai Demokrat pergi tanpa ijin padahal sudah ada deal untuk memberi jatah menteri kepada Agus Harimurthi Yudhoyono ( AHY ) jika partai berlambang Mercy itu bergabung keÂ
koalisi pendukung pemerintah.
Terhadap kedua pernyataan itu ,SBY memberi reaksi keras.
Romahurmuzij diperingatkannya agar hati hati mengeluarkan statement tanpa dasar yang kuat .Sedangkan kepada Ngabalin dinyatakannya " Saya tidak harus minta ijin ke beliau ,SBY bukan bawahan Jokowi.Partai Demokrat( Â juga ) bukan partai koalisinyaÂ
Pak Jokowi".(CNN Indonesia,25/7/2018).SBY selanjutnya mengatakan " Tidak ada itu dan tidak ada kata kata harus minta ijin.Saya tidak tahu dimana sekolahnya ( bisa berkata) seperti itu".