Mohon tunggu...
Afifuddin lubis
Afifuddin lubis Mohon Tunggu... Pensiunan PNS -

Selalulah belajar dari siapapun

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Puisi Sukmawati Dikecam, Layakkah Puisi Gus Mus yang Dibaca Ganjar Ikut Dihantam?

9 April 2018   09:40 Diperbarui: 9 April 2018   11:40 2606
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
SILATURAHMI - Paslon Gubernur-wakil Gubernur Jateng Ganjar Pranowo dan Taj Yasin Maimoen bersilaturahmi kepada Gus Mus di Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin, Jalan KH Bisri Mustofa nomor 1-4, Kelurahan Leteh, Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang, Jumat (16/2/2018). Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Gus Mus: Kalau Nggak Mau Dikritik Rakyat Jangan Jadi Wakil Rakyat (TRIBUNNEWS | ADI PRIANGGORO)

Dengan suara bergetar dan penuh wibawa  ia berbicara. Sidang yang tadinya ricuh menjadi tenang dan kemudian melalui pidatonya yang menyentuh, suasana sidang menjadi teduh. 

Dengan pidatonya yang berwibawa itu, banyak di antara Muktamirin yang meneteskan air mata. Sholawat Badar dilantunkan, peserta muktamar saling berpelukan dan kemudian acara acara persidangan dapat berjalan dengan baik.

Cuplikan suasana Muktamar NU di Jombang ini dikemukakan untuk menegaskan bahwa Gus Mus punya otoritas yang tinggi di bidang keilmuan yang berhubungan dengan Islam.

Selain sebagai ulama yang disegani, Gus Mus juga dikenal sebagai penyair. Berbagai karya sastranya terutama di bidang puisi juga sudah banyak tercipta. 

Lalu, bagaimana mungkin dengan posisi keilmuan Islamnya yang demikian, puisi karyanya yang dibacakan Ganjar Pranowo itu disebut menghina Islam.

Kalimat puisi karya Gus Mus yang dibacakan Ganjar itu berbunyi "Kau ini bagaimana.Kau bilang Tuhan sangat dekat. Kau sendiri memanggil manggilnya dengan pengeras suara setiap saat....".

Penggalan kalimat inilah yang kemudian dinyatakan sebahagian orang sebagai penghinaan terhadap agama Islam.

Mungkin orang yang mengecam kalimat ini beranggapan "kau sendiri memanggil manggilnya dengan dengan pengeras suara setiap saat "sama pengertiannya dengan azan.

Kita tahu di negeri ini pada setiap menjelang sholat wajib, melalui pengeras suara dilantunkan suara azan untuk memanggil umat datang ke Masjid menunaikan sholat.

Lalu, apakah azan yang dimaksudkan Gus Mus pada kalimat tersebut?

Tidak ada pertanda yang kuat bahwa yang dimaksudkan kalimat itu adalah azan. Kemudian perlu juga diingat bahwa azan bukanlah untuk memanggil Tuhan tetapi untuk menyeru umat Islam untuk datang ke Masjid menunaikan sholat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun