Mohon tunggu...
Afifuddin lubis
Afifuddin lubis Mohon Tunggu... Pensiunan PNS -

Selalulah belajar dari siapapun

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

"Warung Pecal" Pasar Enam Medan Sudah Berusia Lebih Setengah Abad

22 Maret 2018   17:56 Diperbarui: 22 Maret 2018   18:04 1048
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Warung Pecal Mbak Supia Pasar Enam Medan.Di foto,Kamis,22 Maret 2018,pukul 14.30 WIB.Dok.Pribadi

Bagi Kompasianer yang sekarang  tidak tinggal di Medan tetapi dulunya pernahtinggal di kota ini mungkin sudah pernah makan Pecal  di Warung Pecal Pasar Enam Medan. Warung Pecal itu pada tahun 70 an sering digunakan sebagai tempat makan siang mahasiswa terutama yang kuliah di Universitas Sumatera Utara ( USU) .Letak Warung di pasar enam ini tidak terlalu jauh dari Kampus USU Jalan Dr Mansyur Medan.

Di sebahagian wilayah kota Medan ada beberapa tempat yang menggunakan kata " pasar" sebagai nama jalan.Tetapi penggunaan kata " pasar" yang sama artinya dengan jalan selalu diikuti dengan angka.Misalnya Pasar Satu,Pasar Dua ,Pasar tiga dan seterusnya. Demikianlah Warung Pecal Pasar  Enam yang disebut pada artikel ini punya nama resmi Jalan Sungai Putih Baru.

Sedangkan untuk kata " pasar" sebagai tempat berbelanja ,di Medan disebut dengan " pajak". Pajak Sentral,Pajak Peringgan maksudnya adalah Pasar Sentral dan juga Pasar Peringgan. Warung Pecal Pasar Enam tidak hanya sebagai tempat makan siang para mahasiswa tetapi juga sebagai tempat makan bersama dengan pacar.
Suasana tahun tujuh puluhan membuat pacaran atau makan siang di Pasar Enam dianggap bergengsi juga. Kalau diingat ingat sekarang ,pada tahun 70 an itu belum ada tempat untuk makan yang punya AC. Pergi dengan pacar ke Kolam Raja sembari makan rujak di ruang terbuka sudah dianggap sebagai kemewahan.Begitu juga lah halnya makan Pecal dengan pacar di Pasar Enam sudah dianggap sangat mengesankan.

Beberapa kali saya makan di Pasar Enam ,saya ketemu pasangan yang saya kenal.Tanpa ditanya langsung menjelaskan ,mereka datang ke tempat itu untuk bernostalgia .Oooo rupanya sewaktu remaja dulu ,pasangan ini sering menghabiskan waktunya di Pasar Enam. Seorang teman yang ketemu di Warung Pecal itu menyatakan ,nostalgia ke satu tempat kan bukan karena bangunannya dan kursinya tetapi lebih karena kenangan yang pernah terukir di tempat itu.

Memang dari segi bangunan, Warung Pecal Pasar Enam itu terbuat dari bahan bahan sederhana.Dindingnya terbuat dari tepas atau bambu yang dianyam ,atapnya dari padang ilalang yang dirajut dan lantainya adalah lantai tanah. Walaupun bangunannya sangat sederhana tetapi pecalnya sungguh enak. Pecal dengan kuah kacang ,lalu ada peyek kacang yang dipotong kecil kecil ditaburkan diatas pecal sungguh makanan yang lezat . Ada beberapa pilihan menu antara lain ,Pecal dengan nasi putih,Pecal dengan mi atau Pecal lontong .

Minuman khas pada Warung itu adalah cendol atau yang disebut juga dawet.Cendol disini termasuk enak karena gula aren yang digunakan terasa asli tidak dicampur dengan bahan lain. Warung ini sudah berdiri pada sekitar tahun 66 jadi usianya sekarang sudah lebih dari setengah abad. Warung ini terdiri dari 2 bangunan yang sama sama terbuat dari tepas dan berlantai tanah.Kedua bangunan ini dapat menampung sekitar 50 orang sekali duduk.Para pengunjung pun duduk pada papan panjang yang didepan kita tersedia meja.

Kalau datang kesana sekitar pukul 12-13.00 bisa bisa harus antri ,nunggu ada tempat duduk yang kosong. Menurut keterangan juru parkir yang bertugas di Pasar Enam itu,setiap harinya sekurang kurang nya ada mobil sekitar 60 buah parkir disana .Belum lagi termasuk sepeda motor yang digunakan pengunjung. Di Medan sama dengan di Kota kota lainnya tentu banyak Warung Warung makan ber AC,nyaman dan mempunyai wifi.

Di Medan juga banyak ditemui tempat minum dan makan yang menggunakan nama nama asing termasuk yang menggunakan franchise yang sudah Go internasional .
Karenanya ketika makan Pecal Nasi di Pasar Enam ini saya sering menggugam juga didalam hati.Hebat juga ya Warung berdinding tepas ini yang  berlantai tanah tetapi didatangi pengunjung dengan menggunakan mobil dan sepeda motor. Lebih dari 50 tahun Warung ini masih berdiri ditengah gempuran restoran asing.Sebuah capaian yang membanggakan. Dan sekarang Warung Pecal ini bernama " Warung Pecal Mbak Supia".

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun