Mohon tunggu...
Afifuddin lubis
Afifuddin lubis Mohon Tunggu... Pensiunan PNS -

Selalulah belajar dari siapapun

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Buk, HP Kakek Ini iPhone

11 Oktober 2017   21:52 Diperbarui: 11 Oktober 2017   22:16 547
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Tadi, sewaktu  menuju pulang ke rumah ,saya singgah sebentar di warung dekat rumah untuk membeli kebutuhan sehari hari.Di Medan warung seperti ini juga sering disebut " Kedai Kelontong". Ketika saya masuk ,warung tersebut ditunggui Mira,seorang gadis remaja yang berusia sekitar 18 tahun. Tidak jauh dari Mira ,ibunya sedang menyusun barang barang dagangan mereka pada rak rak kayu sederhana.

Sewaktu saya didalam warung ,masuk lah seorang laki laki paruh baya yang menurut dugaan saya ia berusia mendekati 70 tahun. Ketika laki laki paruh baya itu berdiri di depan Mira,tiba tiba gadis remaja itu seperti setengah berteriak " Buk,hp Kakek ini iPhone". Spontan saya melirik ke arah laki laki paruh baya itu dan memang terlihatlah di kantong kemejanya sebelah kiri ,menyembul pangkal hp nya dan terlihatlah sangat jelas simbol apple .

Simbol apple itulah kemudian yang kemudian menyiratkan sesuatu dalam pikiran Mira. Sesudah laki laki separoh baya itu meninggalkan warung itu ,saya bertanya kepada Mira apakah ia kenal dengan laki laki itu. Mira menyatakan ia tidak mengenalnya karena laki laki itu baru pertama kali datang ke warungnya.

Lalu saya bertanya lagi kepada Mira kenapa tadi ia setengah berteriak. Mira menjelaskan ,karena ia tidak sangka laki laki yang disapa nya kakek itu punya hp bermerek iPhone. Selanjutnya Mira menambahkan ,kakek itu keren dan canggih ,walaupun sudah tua tapi punya hp yang mahal.
Dalam perjalanan menuju pulang ke rumah saya bertanya dalam hati.

Mira tidak kenal kakek itu tetapi ia sudah punya gambaran tentang pria itu .Garis besar gambaran Mira tersebut:kakek itu berduit,keren dan canggih. Alangkah sederhananya cara berpikir anak gadis penjaga warung itu karena hanya dengan mempunyai iPhone telah muncul rasa kekagumannya kepada kakek yang tidak dikenalnya itu. Pada awalnya saya mencoba didalam hati untuk menyalahkan Mira ,tetapi kemudian saya sadar ,dia tidak perlu disalahkan karena memang sekarang ini tidak hanya para remaja ,tetapi saya dan mungkin banyak juga banyak orang lain menilai seseorang semata mata karena tampilan fisiknya.

Sering juga terjadi ketika duduk duduk di warung berpendingin udara dan kemudian datang seseorang turun dari mobil mewah lalu  kemudian masuk ke warung itu ,secara spontan kami yang duduk duduk di warung itu dengan bermurah hati memberikan seulas senyum kepadanya.Kami tidak kenal dia dan dia pun tidak kenal kami.Kami tersenyum karena seperti ada rasa kagum melihat mobil mewahnya.

Mungkin kami yang di warung berpendingin itu sudah terperangkap pada persepsi bahwa orang yang punya mobil mewah itu adalah seorang pria yang hebat.Artinya ukuran ukuran yang digunakan sudah sangat bersipat material. Kekaguman kepada seseorang sudah sangat tergantung kepada pakaian apa yang digunakannya.Kalau kemeja,sepatu maupun ikat pinggang yang dipakainya berasal dari produk bermerek atau yang punya brand atau istilah sekarang yang branded maka penghargaan akan muncul. Saya menggugam dalam hati ,kenapa sekarang semuanya diukur dari sesuatu yang bersifat material.

Kenapa misalnya tidak muncul penghargaan yang setara kepada mereka yang naik sepeda motor tetapi rajin memberi penyuluhan kepada anak anak yang hidup di perkampungan kumuh.

Kenapa misalnya saya atau orang lain tidak mampu memberikan penghargaan yang layak kepada seorang penggiat literasi. Alangkah naifnya kalau penghormatan ke orang lain hanya karena harta dan uangnya dan bukan karena apa yang diberikannya atau apa yang diperbuatnya untuk kemajuan masyarakatnya.

Ah memang jaman sudah berobah pikir saya. Pada awalnya saya ingin menyalahkan Mira tetapi niat itu saya urungkan karena remaja penunggu warung itu juga adalah produk jamannya.Dia dibesarkan di tengah tengah masyarakat yang juga sudah berobah. Saya pikir tidak hanya Mira yang seperti itu tetapi banyak kita temui Mira Mira lainnya.

Salam Persatuan!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun