Mohon tunggu...
Afifuddin lubis
Afifuddin lubis Mohon Tunggu... Pensiunan PNS -

Selalulah belajar dari siapapun

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Peminat PNS Tembus Angka Lebih Satu Juta Orang

26 September 2017   13:31 Diperbarui: 26 September 2017   13:53 1519
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Senin,25 September 2017 adalah hari terakhir pendaptaran Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS). Data pada posisi 25 September 2017,pukul 11.50 Wib menyatakan jumlah pelamar sudah mencapai 1.213.778 orang.Jumlah tersebut diperkirakan masih bertambah hingga pukul 24.00 Wib.
Selanjutnya detikfinance,25/9/2017, menyebutkan jumlah itu jauh melebihi formasi yang disediakan pemerintah yang pada gelombang kedua ini sebanyak 17.928 formasi untuk 60 kementerian/ lembaga.

Dengan tingginya jumlah pelamar ini menunjukkan bahwa jadi Pegawai Negeri Sipil ( PNS) merupakan favorit anak muda negeri ini. Sesungguhnya sepanjang yang dicermati tingginya minat untuk menjadi PNS terutama bagi generasi muda perkotaan ialah sejak terjadinya krisis moneter dan politik pada tahun 1998.

Sebelum terjadinya krisis ,generasi muda  perkotaan sudah lebih senang berkarir pada perusahaan perusahaan swasta. Pada masa itu gaji pada perusahaan swasta jelas lebih tinggi dari gaji  yang diterima oleh seorang PNS. Masa itu sangat populer istilah " Eksmud" atau eksekutif muda.Para Eksmud ini juga memperoleh berbagai fasilitas seperti mobil,asuransi kesehatan yang dilayani oleh perusahaan asuransi kelas dunia dan hal seperti ini tidak diperoleh seorang PNS.

Tetapi krisis 1998 mengubah paradigma sebahagian generasi muda perkotaan karena ketika krisis terjadi hal tersebut tidak membawa dampak negatif yang signifikan bagi seorang PNS. Sesudah krisis terjadi banyak sekali pegawai perusahaan yang dirumahkan atau diberhentikan dari tempat nya bekerja.

Pada masa itu merupakan hal yang lumrah apabila kita naik taksi di Jakarta dan kemudian berbicara dengan pengemudi nya ,kita langsung mendapat kesan bahwa pengemudi taksi itu sangat terdidik dan beberapa istilah yang meluncur dalam pembicaraan semakin menguatkan keyakinan bahwa sebelum nya ia pernah bekerja di sebuah perusahaan.Sesudah didalami ,pengemudi taksi tersebut bercerita bahwa ia pernah menjadi manajer di sebuah perusahaan yang kemudian harus di PHK akibat krisis yang terjadi.

Dengan peristiwa pada 1998 itu muncul pandangan bahwa jadi PNS jauh lebih aman ketimbang bekerja di sebuah perusahaan.Memang gaji awal sebagai PNS mungkin lebih rendah dari gaji awal ketika bekerja di sebuah perusahaan ,tetapi dengan status sebagai PNS ,rasa aman akan muncul karena andainya terjadi krisis ekonomi maka tidak terjadi turbulensi dalam kehidupannya.

Alasan lainnya kenapa kepingin jadi PNS ialah adanya jenjang karir yang terbuka lebar. Kita ambil contoh ,apabila seorang sarjana diterima jadi PNS maka pangkat awalnya adalah III/a.Sesudah III/a lanjut ke III/b,III/c,III/d,IV/a,IV/b,IV/c,IV/d hingga pangkat tertinggi IV/e.Artinya sesudah pangkat awal III/a akan ada delapan jenjang kepangkatan yang bisa dilaluinya.Secara umum kenaikan pangkat butuh waktu empat tahun untuk PNS yang bekerja di Kementerian,Provinsi,Kabupaten/Kota.

Seseorang yang baru diangkat pada pangkat  III/a maka dia akan punya cita cita 16 tahun lagi pangkat yang disandangnya IV/a dan dia punya peluang untuk menjadi Kepala Bagian pada lingkup organisasinya.

Tetapi kenaikan pangkat untuk tenaga tehnis fungsional termasuk tenaga dosen,guru,petugas kesehatan termasuk jabatan fungsional lainnya tidak harus empat tahun.Kalau persyaratan untuk kenaikan pangkat terpenuhi maka kenaikan pangkat bisa kurang dari empat tahun.
Mungkin ada yang berpendapat bahwa keinginan menjadi PNS karena adanya semangat feodalisme di bangsa kita.Tetapi penulis kurang sependapat dengan hal tersebut.

Mungkin memang ada motif yang demikian untuk sebahagian orang tetapi perlu juga diingat ,untuk berusaha sendiri atau mempunyai usaha sendiri atau untuk menjadi wira usahawan  tidak akan semua orang mampu. Ada proses panjang agar seseorang atau sebuah keluarga dapat menjadi wira usahawan.

Perbandingan antara wira usaha dengan jumlah penduduk di negeri ini masih rendah dibandingkan dengan negara negara Asean. Singapura jumlah pengusaha nya sudah mencapai 7 persen dari jumlah penduduk,Malaysia 5 persen,Thailand 3 persen sedangkan Indonesia masih pada kisaran 1,65 persen.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun