Karenanya sangat diharapkan agar khutbah Idul Fitri pada 1 Syawal 1438 H kiranya dapat kembali menyalakan semangat toleransi itu.
Para guru guru,kiai maupun ustadz kita selalu mengajarkan bahwa Islam adalah agama yang memberi rahmat bagi sekalian alam.Artinya siapapun di bumi ini akan memperoleh rahmat karena ajaran islam.
Tidak kan usah manusia malahan binatang juga akan memperoleh rahmat dari ajaran Islam.
Sejatinya Islam berarti kedamaian,keselamatan dan selayaknyalah pesan pesan suci yang mengacu kepada kedamaian dan keselamatan itu digali dan diungkapkan kembali.
Bukankah sejarah awal kerasulan Muhammad terutama sesudah hijrah ke Madinah menggambarkan bagaimana Rasul menunjukkan hidup berdampingan secara damai dengan kaum Yahudi di kota yang sebelumnya bernama Yatsrib itu.Kerjasama dan saling menghargai itu kemudian dikenal dunia sebagai " Piagam Madinah".
Selayaknyalah khutbah idul fitri mengeksplorasi hal hal seperti ini.
Sangat terpuji apabila isi khutbah hari raya mengungkapkan bagaimana Muhammad SAW menyayangi seorang Yahudi tua dan buta .Walaupun Yahudi tua itu memaki maki Rasul tapi kasih sayangnya tidak pernah berkurang.Muhammad SAW dengan penuh cinta terus menyuapi dengan makanan mulut si Yahudi tua itu.
Kepada para pengkhotbah ingin disampaikan bahwa thema khotbah yang mengungkapkan semangat damai dalam islam tetap akan mendapat perhatian yang khusuk dari jemaah.
Khotbah yang baik bukanlah khotbah yang berisi cacian atau  makian kepada orang lain.
Justru khotbah yang damai juga disenangi oleh jemaah dan dengan khutbah yang damai itu jugalah suasana kedamaian di negeri kita ini akan semakin sejuk.
Harus diakui perkataan atau pernyataan para dai atau pengkhotbah selalu dijadikan pedoman atau rujukan oleh ummat, karenanya dengan ikut ambil bagian dalam menumbuhkan suasana damai itu ,berarti para dai,para pengkhotbah sebagai penyampai pesan suci telah ikut pula memberi andil yang besar untuk menumbuhkan Indonesia yang toleran.
Semoga harapan ini dapat didengar!