Mohon tunggu...
maratuz sholehah
maratuz sholehah Mohon Tunggu... -

فليقل خيرا أو ليسمت

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

opini tragedi mina

18 Oktober 2015   21:04 Diperbarui: 18 Oktober 2015   21:05 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

 

Tragedi Mina

 

Umat muslim dunia akhir-akhir ini banyak berduka. Tahun haji kali ini banyak musibah yang terjadi pada jamaah haji di Tanah Suci Mekkah. Mulai dari pada tanggal 12 September 2015, Crane jatuh di Masjidil Haram, 109 orang tewas termasuk 10 WNI. Pada tanggal 17 September 2015, Hotel Sakaf al Barakah di Mekkah terbakar. 1000 jamaah Asia di evakuasi. Kemudian berlanjut pada 22 September 2015, puluhan tenda jamaah haji Indonesia di Padang Arofah roboh diterpa angin. Dan yang terbaru ada tragedi “Terowongan Mina 1990” terulang lagi pada 24 September 2015. Pemerintah Kerajaan Arab Saudi melansir korban tewas mencapai 717 orang dan 805 lainnya luka-luka.

Penyebab dari tragedi tersebut, dari berita yang saya baca Iran dengan Arab saling tuding. Media-media Iran menyebut kehadiran konvoi kendaraan Putra Mahkota sekaligus Menteri Pertahanan Saudi Mohammad bin Salman Al Saud di dekat lokasi kejadian sebagai pemicu tragedi. Kehadiran pangeran Salman penyebab kepanikan jamaah hingga timbul aksi saling dorong. Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei menyatakan bahwa Pemerintah Saudi harus bertanggung jawab atas insiden tersebut. Iran menyatakan kehilangan 131 jiwa warganya.

Sedangkan di akun twitter di Arab Saudi, pengguna twitter di Arab Saudi menganggap pemerintah telah berusaha maksimal dalam melancarkan ibadah haji tahun ini. Mereka menuding bahwa Iran dan milisi Syi’ah Hizbullah berada di balik tragedi itu. Salah satu pengguna mengatakan “64 ribu orang Iran dan Hizbullah menyelinap ke dalam rombongan dari Afrika untuk membuat jamaah di Mina saling berdesakan.” Yang lainnya mengatakan “Apa yang ada di baalik kejadian menyedihkan ini adalah sebuah agenda busuk. Dan kami akan menunggu hasil penyelidikan. Dendam Syi’ah Rafidah tidak lagi sembunyi-sembunyi dan sejarah mereka di musim-musim haji sangatlah buruk,” Sejumlah saksi mata di lokasi tragedi Mina mengatakan, bahwa insiden diawali dengan terburu-burunya para jamaah haji dari Iran untuk melewati dan menerobos rute jamaah lainnya seraya berkampanye tentang ide revolusi Iran. Media Pakistan, voice.pk hari Jum’at memutar ulang video, adanya sejumlah jamaah yang melawan arus sebelum musibah Mina.

Salah seorang saksi mata, Apep Wachyudin yang juga menjadi korban tragedi Mina menuturkan, musibh Mina terjadi ketika di pertigaan jln, petugas kemanan haji Arab Saudi mengarahkan jemaah haji, belok kiri sehingga harus melintasi Jalan 204. Sehingga mereka berhadapan dengan orang-orang berkulit hitam (jamaah asal Afrika). Dan maktab-maktab yang ada disitu sudah dikunci sehingga terjadi kemacetan dan saling bertubrukan kemudian terinjak-injak. Dari penuturan saksi Apep Wachyudin, disimpulkan bahwa penyebab kemacetan sehingga jamaah haji berdesak-desakan dan terinjak-injak adalah kelalaian dan ketidak siapan dari petugas keamanan haji Arab Saudi yang mengarahkan jamaah haji sehingga mereka menyalahi jalur yang seharusnya tidak dilalui. Jalur seharusnya yang harus dilewati adalah Jalan King Fahd. Disini ada kejanggalan kenapa petugas askar mengarahkan jamaah Indonesia yang hendak menuju Jamarah ke lokasi yang berbeda padahal Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi sudah memberikan peta dan jalur yang harus dilewati jamaah adalah jalur warna hijau. Selain itu, PPIH juga harus menelusuri cara Pemerintah Arab Saudi menangani para korban tragedi Mina baik yang meninggal maupun yang dirawat di rumah sakit. Informasi yang diperoleh KPHI, petugas dari Arab Saudi tidak memilah antara korban yang pingsan dengan yang sudah meninggal. Para korban ditumpuk di sekitar lokasi kejadian.

Dalam hal ini perlu juga mengintesvigasi kabar rombongan Pangeran Arab Saudi. Surat kabar dari Lebanon, Ad Diyar, menyebutkan penyebab tragedi di Mina adalah ulah dari Menteri Pertahanan Arab Saudi  yang melakukan kunjungan. Kunjungan tersebut didampingi lebih dari 200 tentara dan 150 polisi menerobos kerumunan jamaah haji yang sedang menunaikan ibadah di Mina. Pangeran Muhammad Salman meninggalkan lokasi dengan mengambil arah berlawanan dengan arus jamaah haji. Akibatnya jamaah haji semakin berdesakan dan kemudian korban berjatuhan. Seharusnya pemerintah Arab Saudi lebih memperhatikan lagi di dalam menangani kemacetan yang terjadi akibat kunjungan dari Putra Mahkota Pangeran Salman yang melibatkan 200 tentara dan 150 polisi. Menurut saya terlalu berlebihan, tidak perlu sebanyak itu dalam pengawalan. Hanya karena itu banyak jamaah haji yang meninggal dunia akibat berdesak-desakan.

Melihat kejadian-kejadian tragedi di Mekkah belakangan ini, menurut saya banyak dari kelalaian dari manusia sendiri. Mulai dari pangeran Arab Saudi yang datang berkunjung beserta dengan rombongannya, petugas askar yang menunjukkan jalur yang menyelisihi dari jalur yang berangkat, Syiah Iran yang katanya sengaja terang-terangan berani membuat keributan, sampai ada beberapa jamaah meninggal yang menurut keluarga sudah berencana ingin meninggal di Mekkah. Banyak berita dengan versi yang berbeda. Mungkin itu jawaban Allah atas kelalaian manusia yang bertingkah semena-mena, atau mungkin juga karena Allah ingin mengambil nyawa orang-orang yang beriman dikarenakan sudah rindu terhadap mereka. Mungkin pula Allah mengambil nyawa orang beriman dengn cara seperti itu (kejatuhan crane dan tertindih-tindih jamaah lain) adalah sebagai penghisab dosa yang telah dilakukannya di dunia sehingga ketika mati tidak ada beban dosa lagi. Wallahu a’lam bishshowab.

Pada awal tahun 2015 kemarin di Arab Saudi telah terjadi badai hujan salju. Turunnya salju sudah mulai ada di Saudi tahun 2009. Arab Saudi yang dulunya kering tandus disertai cuaca yang panas ekstrim. Di Arab hanya ada dua musim yaitu musim kemarau dan musim hujan. Arab yang dikenal dengan negri yang gersang. Kini dihujani salju sehingga tanah disana menjadi hijau dan subur. Fenomena ini sudah diterangkan oleh rasulullah sejak 1400 tahun silam. Salju yang turun justru menjadi pertanda bahwa akhir dunis semakin dekat. Hal ini juga sudah dibuktikan secara fakta dan sains. Dimana Era Salju Baru (New Snow Age) sebenarnya telah mulai. Salju dikutub utara sedang merangkak atau bergeser perlahan-lahan kearah selatan mendekati semenanjung Arab. Nabi Muhammad SAW dalam sebuah riwayat menjawab pertanyaan-pertanyaan sahabat-sahabatnya tentang tanda-tanda hari kiamat, “Hari Akhir tidak akan datang kepada kita sampai dataran Arab sekali lagi menjadi datar berpadang rumput dan dipenuhi dengan sungai-sungai.” (HR. Muslim)

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun