Mohon tunggu...
Yulius Maran
Yulius Maran Mohon Tunggu... Educational Coach

- Gutta Cavat Lapidem Non Vi Sed Saepe Cadendo -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dare to Dream, Dare to Lead: Leadership Camp 2025 SMA Regina Pacis Jakarta

24 Februari 2025   22:48 Diperbarui: 24 Februari 2025   22:48 430
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam perjalanan menjadi seorang pemimpin, langkah pertama yang harus diambil adalah mengenali diri sendiri. Leadership Camp 2025 di SMA Regina Pacis Jakarta bukan sekadar perkemahan biasa. Ini adalah ruang eksplorasi bagi siswa kelas X untuk membuka potensi diri, menanamkan nilai kepemimpinan, serta membangun karakter yang kuat dalam menghadapi tantangan masa depan. Dengan mengusung tema "Dare to Dream, Dare to Lead", kegiatan ini menjadi titik awal bagi para peserta untuk memahami makna sejati kepemimpinan---bukan hanya tentang memimpin orang lain, tetapi juga memimpin diri sendiri.

Kegiatan yang berlangsung mulai 18-21 Februari 2025 ini dirancang dengan berbagai sesi inspiratif yang menantang. Dalam prosesnya, para peserta tidak hanya berlatih menjadi pemimpin yang tangguh tetapi juga belajar mengenali potensi terbesar dalam diri mereka. Didukung oleh Universitas Bunda Mulia dan CBC (Catholic Breakthrough Camp), Leadership Camp ini menghadirkan berbagai aktivitas yang memperkaya pengalaman siswa dalam pengembangan diri dan kepemimpinan.

Sejak hari pertama, atmosfer kebersamaan langsung terasa. Berbagai aktivitas yang dirancang untuk meningkatkan Self Leadership membuat setiap peserta semakin mengenali potensi mereka. Tidak hanya itu, nilai-nilai kepramukaan turut diintegrasikan dalam setiap tantangan yang mereka hadapi, menciptakan pengalaman yang tak hanya melatih fisik tetapi juga membentuk karakter. Melalui berbagai kegiatan eksploratif, siswa diajak untuk menggali kekuatan dalam diri mereka, menghadapi ketakutan, serta menemukan keberanian untuk mengambil keputusan.

Sesi "Unlock Your Potential and Capture Your Life" menjadi salah satu highlight dalam Leadership Camp kali ini. Para peserta diberikan kesempatan untuk mengeksplorasi bakat, minat, serta passion mereka dengan metode reflektif dan interaktif. "Kepemimpinan sejati bukan hanya tentang bagaimana kita mengatur orang lain, tetapi bagaimana kita mampu mengenali dan memaksimalkan potensi dalam diri," kata John C. Maxwell, pakar kepemimpinan dunia.

Seorang pemimpin tidak hanya dituntut untuk cerdas secara intelektual, tetapi juga mampu mengelola emosinya dengan baik. Oleh karena itu, sesi "Navigasi Emosi" menjadi salah satu bagian penting dalam Leadership Camp ini. Dalam sesi ini, siswa diajak untuk memahami pentingnya Emotional Intelligence dalam kepemimpinan. Dengan teknik-teknik praktis, mereka belajar bagaimana menghadapi tekanan, mengelola stres, dan menjaga keseimbangan emosional di tengah berbagai tantangan.

Daniel Goleman, dalam bukunya Emotional Intelligence, menegaskan bahwa 80% kesuksesan seorang pemimpin berasal dari kecerdasan emosional mereka, bukan hanya dari IQ. Hal ini membuktikan bahwa kepemimpinan yang efektif tidak hanya bergantung pada kecerdasan akademik tetapi juga pada kemampuan mengelola emosi dan memahami perasaan orang lain.

Kecintaan terhadap tanah air juga menjadi bagian penting dalam Leadership Camp ini. Sebagai generasi penerus bangsa, siswa tidak hanya diajak untuk memahami makna kepemimpinan dalam lingkup sekolah, tetapi juga dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Dengan semangat kebersamaan, mereka belajar bahwa seorang pemimpin sejati bukanlah mereka yang hanya mengejar prestasi pribadi, tetapi juga mereka yang peduli terhadap lingkungan dan sesama.

Nilai-nilai CHIPS (Compassion, Humility, Integrity, Peace, Servant Leadership) menjadi benang merah dalam seluruh rangkaian kegiatan. Para peserta tidak hanya mendapatkan teori kepemimpinan, tetapi juga mengalami secara langsung bagaimana menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Di tengah tantangan yang diberikan, mereka menemukan bahwa kepemimpinan sejati bukan hanya tentang keberanian berbicara di depan orang banyak, tetapi juga tentang kesediaan untuk mendengar, berkolaborasi, dan membangun hubungan yang kuat dengan sesama. "Seseorang tidak dapat mengajar orang lain kepemimpinan. Kepemimpinan adalah sesuatu yang harus dialami dan dipelajari sendiri." -- Harold Geneen.

Bagi Anjani, siswi kelas X St. Bonaventura, pengalaman Leadership Camp adalah sesuatu yang tidak akan pernah ia lupakan. "Awalnya saya tidak terlalu dekat dengan teman-teman seangkatan. Saya lebih nyaman dengan lingkaran pertemanan di luar sekolah. Tapi setelah mengikuti camp ini, saya sadar bahwa kami bisa menjadi angkatan yang solid. Kami belajar saling peduli dan menempatkan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi."

Sementara itu, Bryan Imanuel dari kelas X St. Klara merasakan perubahan besar dalam dirinya. "Leadership Camp benar-benar mengubah cara pandang saya. Saya belajar banyak tentang disiplin, tanggung jawab, dan bagaimana menjadi pemimpin yang baik. LC ini bukan hanya melatih kepemimpinan, tetapi juga membentuk karakter yang lebih kuat."

Pak Wiel, salah satu guru pendamping, juga berbagi pengalamannya tentang kegiatan ini. "Kegiatan ini membangkitkan perasaan yang campur aduk. Di satu sisi, saya merasa kagum dan terinspirasi melihat semangat, keberanian, dan potensi luar biasa dari para peserta didik. Di sisi lain, saya juga merasa terdorong untuk terus belajar dan mengembangkan diri agar dapat menjadi pendidik yang lebih baik."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun