Mohon tunggu...
Marahalim Siagian
Marahalim Siagian Mohon Tunggu... Konsultan - Konsultan-sosial and forest protection specialist

Homo Sapiens

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Pentingnya Mengurus "Value Proposition" Komoditas Desa

10 Januari 2021   16:04 Diperbarui: 5 April 2022   16:17 1930
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Petani kelapa di Kabupaten Pohuwato (Marahalim Siagian)

Value proposition adalah istilah yang kita temui dalam perangkat analisis usaha yang disebut bussiness model generation atau umum dikenal dengan bisnis model kanvas. Value proposition merupakan cara baru dalam memenuhi kebutuhan pelanggan dengan memiliki nilai tambahan dari produk maupun layanan yang ditawarkan kepada pelanggan/segmen pasar.

Komoditas kelapa di Pohuwato

Dalam tulisan ini saya mengangkat komoditi kelapa di Kabupaten Pohuwato, Provinsi Gorontalo.

Kelapa adalah komoditas pertanian terbesar kedua di Kabupaten Pohuwato setelah jagung dengan luas areal tanam 16.821 hektar yang menghasilkan buah kelapa matang 27.936 ton per tahun. 

Tanaman kelapa umumnya diusahakan dalam bentuk perkebunan rakyat dalam bentuk monokultur maupun polikultur dengan tingkat kerapatan yang berbeda-beda serta menyebar merata di 13 kecamatan di Kabupaten Pohuwato.

Berdasarkan data Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupten Pohuwato (2019), Kecamatan Randangan adalah areal panen terluas kelapa di Kabupaten Pohuwato dengan luas 2.590 hektar dan produksinya per tahun 4.403 ton. Sementara luas areal panen terkecil adalah Kecamatan Taludi dengan luas 165 hektar dan produksinya 264 ton per tahun.

Karakteristik perkebunan kelapa rakyat di Kabupaten Pohuwato adalah menyebar. Jika kita membuat model bisnis multiproduk kelapa dan turunannya, akan berguna jika dilakukan klusterisasi sentra-sentra produksi kelapa tersebut. 

Klusterisasi dilakukan berdasarkan kedekatan jarak tempuh, aksesibilitas serta kondisi infrastruktur yang baik yang menghubungkan antar wilayah penghasil kelapa yang dimasukkan dalam satu kluster.

Manfaat klusterisasi ini dapat membantu membuat keputusan bisnis, pada wilayah mana sebaiknya fasilitas pemrosesan kelapa dan turunannya diletakkan? Memudahkan proses pengumpulan bahan baku (collecting) yang korelasional dengan biaya angkutannya.

Dengan dasar di atas, saya mencoba membuat klusterisasi sentra penghasil kelapa di kabupaten dengan gambaran sebagai berikut:

  • Popayato-Popayato Barat-Popayato Timur yakni tiga kecamatan dilihat dalam satu kluster memiliki luas areal panen 3.961 hektar dan menghasilkan 6.796,9 ton per tahunnya.
  • Lemito-Wanggarasi yakni dua kecamatan dilihat dalam satu kluster memiliki luas areal panen 3.174 hektar dan menghasilkan 5.93,2 ton per tahunnnya.
  • Randangan-Taluditi yakni dua kecamatan dilihat dalam satu kluster memiliki luas areal panen 2.755 hektar dan produksi kelapa 4.667 ton per tahunnya.
  • Paguat-Dengilo yakni dua kecamatan dilihat dalam satu kluster memiliki luas areal panen 1.554 hektar dan produksi kelapa 2.541,5 ton per tahunnya.
  • Marisa-Buntulia-Duhiadaa-Patilanggio yakni empat kecamatan dalam satu kluster memiliki luas areal panen 4.188 hektar dan produksi kelapa 6.537,1 ton per tahunnya.

Guna melihatnya lebih sederhana, lihat grafik di bawah ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun