Mohon tunggu...
Marahalim Siagian
Marahalim Siagian Mohon Tunggu... Konsultan - Konsultan-sosial and forest protection specialist

Homo Sapiens

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Kisah Guide Lokal di Balik Penemuan Kembali Wallace's Giant Bee

29 Desember 2019   05:14 Diperbarui: 31 Desember 2019   22:21 921
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Infografis dan momen penemuan Wallace's gian bee (Doc. Iswan Maujud)

Wallace's giant bee  atau Megachile pluto pertama kali ditemukan pada tahun 1859 oleh ilmuwan terkemuka Alfred Russel Wallace. Pada bulan Januari 2019, tim konservasi internasional menemukan kembali Megachile pluto di alam liar. 

Ini penemuan kembali setelah 38 tahun sejak para ilmuwan terakhir kali melihat lebah raksasa, spesies langka yang hanya ditemukan di Maluku Utara dengan foto dan video spesimen hidup yang pertama kali.

Lebah raksasa itu memiliki lebar sayap 2,5 inci dan tubuh seukuran ibu jari manusia, ia dianggap sebagai lebah terbesar di dunia serta dikhawatirkan akan punah. 

Wallace's giant bee atau Megachile pluto dengan perbandingan lebah madu biasa (Sumber: Clay Bolt/ The New York Times)
Wallace's giant bee atau Megachile pluto dengan perbandingan lebah madu biasa (Sumber: Clay Bolt/ The New York Times)
 

Hasil ekspedisi ilmuwan mendapat publikasi luar biasa, tidak tanggung-tanggung dimuat oleh The Guardian, The New York Times, National Geographic, Guinness Word Rocord dan banyak lagi.

Kesuksesan Clay Bolt, Simon Robson, dan kawan-kawan tidak terlepas dari peran guide lokal. Guide lokal itu bernama Iswan Maujud.

Iswan Maujud saat berada di hutan pada lokasi penemuan kembali Wallace's giant bee (Dok.Iswan Maujud)
Iswan Maujud saat berada di hutan pada lokasi penemuan kembali Wallace's giant bee (Dok.Iswan Maujud)
Segera setelah temuan ini dipublikasikan, dia malah mendapat teror, ditanyai macam-macam oleh para pihak yang mungkin merasa "kecolongan" karena penemuan kembali lebah raksasa itu justru oleh orang asing.

Ilmuwan universitas lokal merasa ditinggalkan. Lalu, seorang professor (maaf) mungkin cari panggung, "menggangu" Iswan berhari-hari setelah temuan itu terpublikasi dengan luas di media internasional dan nasional.  

Inbox Facebooknya dipenuhi "ceramah" dan tuduhan.  Tuduhan yang membuat Iswan cemas sampai-sampai tidak bisa tidur. Salah satu tuduhan yang serius adalah, Iswan dituduh membantu kejahatan yang disebut bioprospecting (mencuri keragaman hayati)--sesuatu yang tidak Ia lakukan dan tidak pula dilakukan oleh tim. 

Sebagai saksi mata yang ikut serta dengan tim sebelum, semasa, dan setelah selesai dari lapangan, Iswan bersaksi bahwa tim itu memang mengambil video dan gambar serta sempat menangkap lebah itu untuk tujuan identifikasi namun setelah itu lebah dilepaskan kembali. 

Sama sekali tidak mengambil sampel hidup atau mati Megachile pluto atau Wallace's giant bee ke luar negeri, seperti yang dituduhkan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun