Mohon tunggu...
Mappa Sikra
Mappa Sikra Mohon Tunggu... One Life, live it

pensiunan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tangan Siapa di Depan Keraton Sambaliung, Berau?

7 Maret 2020   10:34 Diperbarui: 7 Maret 2020   10:33 721
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika Jepang menduduki wilayah Berau, lalu ada serangan sekutu. Maksudnya mungkin mengancam keberadaan serdadu Jepang. Maka, dijatuhkanlah bom. Tak banyak. Hanya ada dua bom yang dijatuhkan dari udara.

Bom yang pertama dijatuhkan diposisi keraton Sambaliung, kecamatan Sambaliung, Berau Kalimantan Timur. Tidak sampai meledak disasaran.  Tapi jatuhnya di tempat lain yang lebih jauh dari target. Meledaknya dilokasi yang jauh.

Lalu, tak seberapa lama, menyusul dijatuhkan bom yang kedua. Kali ini juga tidak mengenai target. Jatuh ditempat lain, tapi bomnya tidak meledak. Begitu seterusnya.

Ceritera dari kerabat kesultanan. Bahwa ada yang 'menghalangi' bom yang dijatuhkan agar tidak mengenai sasaran. Bila tidak, bangunan keraton akan luluh lantak.

Seiring berjalanannya waktu,  sang pilot pesawat yang menjatuhkan bom dari udara, berkunjung ke Berau. Ia bertemu dengan salah seorang warga namanya Pak Aman. Berceritalah dia pada Pak Aman itu.

Kata sang pilot, tak pernah mengalami peristiwa dimana saat menjatuhkan bom, bomnya tidak meledak. Baru ketika bertugas  untuk melakukan pengeboman di wilayah Berau inilah.

Dari pilotlah yang berceritera, bahwa ketika bom dijatuhkan, ia seperti melihat tangan yang besar. Tangan inilah yang memegang Bom sebelum tiba ditanah. Bom yang pertama dijatuhkan, tangan tersebut menggenggam lalu membuang ke tempat lain.

Bom yang kedua, juga sama. Sebelum tiba di sasaran, muncul lagi tangan yang berukuran besar memegang bom itu. Bom itu sempat jatuh ke tanah, tak jauh dari keraton.  Lagi-lagi tidak meledak. Sang pilotpun bingung.

Kerabat kesultanan Sambaliung pernah berceritera, ada mahluk gaib yang menjadi 'sahabat' Sultan.  Namanya, si Garutu. Mahluk inilah yang menjaga keraton Sambaliung.

Karena sahabat itulah, setiap tahun sultan memberikan persembahan  yang prosesi ritualnya di keraton Sambaliung dan  Gunung Pangandakan.

Dari ceritera lainnya, digambarkan bantuk tangan 'si Garutu' yang bisa menutupi bangunan keraton yang sudah besar itu. Tangan saja sudah begitu besar.  Bagimana dengan badannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun