Mohon tunggu...
manti gampo
manti gampo Mohon Tunggu... -

berusaha menjadi manusia

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Endang Irzal Terharu Saat Kunjungi RS Semen Padang

4 Maret 2014   17:04 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:16 574
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Endang Irzal Terharu di Semen Padang Hospital

MATA Drs. H. Endang Irzal, Akt, MBA tampak berkaca-kaca ketika sampai di gerbang  pintu masuk Semen Padang Hospital (SPH). Sosok yang  dikenal tegar itu tak kuasa menahan haru, tatkala menyaksikan salah satu “buah perjuangannya” bersama manajemen Semen Padang lainnya, berupa rumah sakit megah berstandar internasional, terwujud sudah.

Awal November 2013 siang, mantan Dirut PT Semen Padang Endang Irzal bersama Tresdi Arma (mantan Direktur Litbang dan Operasi Semen Padang),  diundang Direktur Keuangan PT Semen Padang Epriliyono Budi untuk mengunjungi Semen Padang Hospital di Jalan By Pass, KM 7 Padang.

Undangan itu sebagai penghormatan bagi Endang Irzal yang dimasa menjadi Dirut Semen Padang  telah berjasa memperjuangkan pembangunan RS tersebut. Apalagi pada  Grand Launching SPHpada5 Juli 2013 Endang Irzal tak bisa hadir karena sakit.

“Saya tak bisa menghadiri peresmian SPH karena dalam keadaan sakit, dan menjalani opname di sebuah rumah sakit di Jakarta,” tutur Endang Irzal.

Saat memasuki ruang demi ruang SPH bersama  Epriliyono Budi,  Endang Irzal merasa takjub. Dalam hatinya ia bersyukur kepada Allah, mimpinya di masa lalu  telah menjadi kenyataan.

Pasalnya, dia merasakan betul beratnya perjuangan bersama manajemen Semen Padang ketika mengusung pembangunan rumah sakit itu. Saat itu ketika mengusulkan rumah sakit itu dibangun tujuh lantai,  pemegang saham ketika itu menolaknya, dan meminta agar dibangun tiga lantai saja.

“Kita mencoba meyakinkan pemegang saham berkali-kali, tapi pemegang saham bergeming,” ungkap Endang Irzal.

Bagi Endang Irzal dan direksi lainnya, mendirikan sebuah rumah sakit berstandar internasional di Sumbar merupakan sebuah keharusan. Hal itu merupakan bentuk sumbangsih sebagai darma bhakti Semen Padang untuk Sumatra Barat.

“Kita menyadari Semen Padang harus memberikan sesuatu  bagi masyarakat Sumbar. Tak hanya sebatas kebanggaan-kebangaan di masa lalu, atau sumbangan dalam bentuk CSR dari tahun ketahun. Karena itu, kami memandang, Semen Padang harus memberikan sesuatu yang monumental bagi Sumbar,” kata  Endang Irzal.

Pilihannya pada saat itu adalah dengan membangun rumah sakit dengan fasilitas lengkap, dan bertaraf internasional. Kehadiran RS ini diharapkan menjadi rujukan  dari seluruh RS yang ada di Sumbar dan Provinsi tetangga. Tak hanya itu, kehadiran RS itu diharapkan dapat membendung ribuan masyarakat Sumbar setiap tahunnya yang memilih berobat ke luar negeri, khususnya Malaysia dan Singapura.

Dari data  Pemprov Sumbar saat itu, sekitar 8000 masyarakat Sumbar memilih berobat ke Singapura dan Malaysia. Hal itu mengakibatkan larinya devisa negara, dan tentunya tidak menguntungkan bagi perekonomian Sumatera Barat.

Dengan alasan itulah, Endang Irzal dan manajemen Semen Padang lainnya “mati-matian” berjuang agar SPH bisa direalisasikan. Pemegang saham pada saat itu tidak menerima begitu saja. Imbasnya, pembangunan SPH sempat tertunda pembangunannya setelah peletakkan batu pertama 6 Juli 2009 (pengecoran fondasi bangunan itu dimulai pada 26 Maret 2009).

“Banyak yang menjuluki proyek RS Semen Padang ketika itu sebagai RS Insya Allah,” kata Endang Irzal mengenang.

Berkat perjuangan  gigih manajemen, pemegang  saham akhirnya melunak dan menyetujui pembangunan RS itu sesuai perencanaan awal, yakni tujuh lantai, dengan fasilitas lengkap.

Setelah memakan waktu lebih empat tahun, proyek ini baru rampung pada  2013.

Pada peresmian yang dilaksanakan 5 Juli 2013,  tak kurang dari Ketua DPD RI Irman Gusman, Gubernur Sumbar Irwan Prayitno, Direktur Utama PT Semen Indonesia (Persero), Tbk menyatakan kekagumannya dengan Semen Padang Hospital.

Dwi Soetjipto mengakui  perjuangan yang gigih dari manajemen Semen Padang sehingga SPH bisa terwujud dan beroperasi.

"Alhamdulillah, secara fisik SPH jauh lebih bagus dari RS Semen Gresik," kata Dwi Soetjipto.

Gubernur Sumbar Irwan Prayitno mengatakan, kehadiran SPH akan memberi peluang besar pada masyarakat dalam memberi layanan kesehatan. Dengan hadirnya SPH diharapkan akan melengkapi jumlah RS di Sumbar  yang dirasakan masih kurang.

Dengan kehadiran SPH, kata Irwan, diharapkan para kepala daerah, para petinggi dan elite Sumbar tidak perlu lagi ke Malaysia dan Singapura.Ini menjadi tantangan bagi SPH untuk menyiapkan alat-alat atau teknologi yang canggih, sehingga  dengan izin Allah pasien bisa sembuh.

Ketua DPD RI Irman Gusman menilai, keberadaan SPH adalah sangat penting, bukan saja karena memiliki fasilitas dan peralatan yang lengkap dan canggih. Lebih-lebih diharapkan akan mampu menjawab meningkatnya kebutuhan  masyarakat akan pelayanan  kesehatan yang baik dan bermutu.

"Keberadaan SPH diharapkan menjadi pelopor dan titik awal dari tujuan pengembangan potensi daerah tersebut. Dengan demikian pula, Semen Padang tetap setia dengan mottonya yang pernah sangat terkenal, ' Kami sudah membuat sebelum orang lain memikirkannya.',” kata Irman.

Seperti Mall

Ketika memasuki SPH, pengunjung seakan tidak berada di Rumah Sakit, melainkan di sebuah mall yang nyaman, karena di lobi rumah sakit itu tersedia berbagai fasilitas perbelanjaaan.

SPH hadir dengan  dengan konsep Green Architecture, dengan layanan 20 Poliklinik, dan 40 dokter spesialis.

Pelayanan Unit Gawat Darurat   24 jam dilengkapi Ruang Resusitasi,  Pelayanan Rawat Inap  yang nyaman, asri dan bersih, didukung dengan berbagai peralatan canggih seperti, Treadmill untuk pemeriksaan fungsi jantung, ENT SET , pemeriksaan THT secara komputerisasi,  Audiometri  & Spirometri,
EEG 54 channel, guna mendeteksi nyeri kepala, kejang,dan kemunduran intelektual.

SPH  dilengkapi dengan  Laboratorium, pemeriksaan darah rutin dengan kecepatan pemeriksaan 120 sample/jam,  alat pemeriksaan kehamilan,kelainan perut & saluran kecing dengan resolusi 4 Dimensi, mammography, mendeteksi tumor/kanker payudara, Radiologi : CT scan 64 slices, X- Ray, Panoramic, MRI 1,5T, mammography, dan USG 4D.  (*)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun