Bagi konsumen : Larangan penjualan iPhone 16 di Indonesia membuka peluang bagi penjual ilegal yang menawarkan produk tanpa terdaftar IMEI, sehingga perangkat tidak dapat digunakan. Selain itu, konsumen yang membeli iPhone 16 dari luar negeri tidak mendapatkan dukungan resmi dari Apple, yang dapat menyebabkan masalah jika perangkat mengalami kerusakan.
Bagi Ekonomi Negara: Larangan ini mengakibatkan hilangnya potensi pendapatan pajak dari penjualan iPhone 16, yang seharusnya dapat meningkatkan pendapatan negara. Dengan keluarnya Apple dari pasar, produsen lokal atau merek internasional lain yang memenuhi regulasi dapat mengambil alih pangsa pasar yang ditinggalkan.
Peran Negara dalam Mengatur Ekonomi Global
Dalam konteks ekonomi politik, peran negara adalah kunci dalam mengatur hubungan antara pasar global dan kepentingan nasional. Negara, melalui kebijakan ekonomi, berusaha untuk mengatur arus modal, tenaga kerja, dan teknologi agar sesuai dengan tujuan pembangunan nasional. Pemerintah Indonesia sendiri memiliki alasan yang jelas di balik regulasi tersebut. Tujuan utama dari kebijakan ini adalah untuk mendorong perkembangan industri lokal dan menciptakan lapangan pekerjaan. Dengan mewajibkan perusahaan-perusahaan besar untuk memproduksi perangkat mereka di dalam negeri, Indonesia berharap dapat mengurangi ketergantungan pada impor dan meningkatkan kapasitas produksi lokal.
Namun, dari sisi korporasi global, negara-negara seperti Indonesia seringkali dipandang sebagai pasar yang masih memiliki banyak keterbatasan dalam hal infrastruktur dan kualitas sumber daya manusia yang siap bersaing di tingkat internasional. Sebagai perusahaan besar yang beroperasi di banyak negara, Apple tentu lebih cenderung mengikuti standar global mereka, yang tidak selalu sesuai dengan kebijakan ekonomi yang ditetapkan oleh negara berkembang. Dalam hal ini, kita melihat ketegangan antara kepentingan negara untuk menjaga kedaulatan ekonomi dan tujuan korporasi global untuk memaksimalkan keuntungan.
Kasus penolakan investasi iPhone 16 di Indonesia memberikan gambaran jelas mengenai dinamika ekonomi politik yang melibatkan kebijakan proteksionis negara dan kepentingan perusahaan multinasional. Meskipun pemerintah Indonesia berusaha melindungi dan mengembangkan industri lokal, regulasi yang terlalu ketat dapat menghalangi masuknya investasi asing dan merugikan pertumbuhan ekonomi. Sebaliknya, perusahaan global seperti Apple cenderung memprioritaskan kontrol atas produksi dan standar kualitas, yang seringkali bertentangan dengan kebijakan ekonomi domestik.
Indonesia dan perusahaan multinasional seperti Apple perlu mencari solusi yang saling menguntungkan membangun ekonomi lokal tanpa mengorbankan potensi kemajuan teknologi global yang bisa dihadirkan oleh korporasi besar. Dialog dan kompromi yang konstruktif akan menjadi kunci untuk menciptakan ekosistem yang sehat bagi investasi asing di Indonesia.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI