Mohon tunggu...
Mang Pram
Mang Pram Mohon Tunggu... Freelancer - Rahmatullah Safrai

Penikmat kopi di ruang sepi penuh buku || Humas || Penulis Skenario Film || Badan Otonom Media Center DPD KNPI Kota Cilegon

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Kado Ulang Tahun Cilegon dari Mahasiswa, Kritik adalah Cinta, Jangan Baper!

28 April 2022   03:02 Diperbarui: 28 April 2022   03:06 653
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aksi mahasiswa (foto Cilegon Kota Industri)

Di tengah guyuran hujan, puluhan mahasiswa tetap berdiri tegak di depan Kantor Wali Kota Cilegon. Spanduk panjang dibentangkan. Orasi lantang diteriakkan.

Itulah cara mahasiswa menyampaikan aspirasi dan menyambut hangat peringatan hari jadi Kota Cilegon ke-23 tahun, 27 April 2022.

Gerakan aksi mahasiswa ini terhimpun dari berbagai organisasi, ialah Ikatan Mahasiswa Cilegon (IMC), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), BEM Universitas Al-Khairiyah, dan BEM Politeknik Krakatau.

Aksi mahasiswa Cilegon (foto Kang Juli)
Aksi mahasiswa Cilegon (foto Kang Juli)

Bentangan spanduk memang terkesan berani dalam menyampaikan kritik. Ketum IMC Hariyanto pernah mengatakan bahwa kritik adalah bentuk rasa cinta terhadap pemerintah.


Kritik adalah cinta. Sebuah ungkapan yang didasarkan adanya proses dan akibat. Dalam hal ini, mahasiswa mengkritik dengan mengacu pada sebab dan akibat yang bisa dilihat dengan nyata.

Jika proses kinerja Pemkot Cilegon baik, maka mahasiswa pun akan mengapresiasi. Namun jika terdapat proses yang tidak baik, maka hasilnya pun merugikan. 

Kewajiban mahasiswa adalah mengingatkan dan mengawal untuk tercapainya program kerja pemerintah yang baik dan bermanfaat untuk masyarakat.

Aksi mahasiswa Cilegon (Foto Kang Juli)
Aksi mahasiswa Cilegon (Foto Kang Juli)

Hariyanto sudah beberapa kali mengajak diskusi petinggi Kota Baja itu. Namun, itu semua tidak pernah direspon. Bahkan ia pun ingat sebuah janji akan rutin melaksanakan coffee Morning bersama mahasiswa, namun janji itu tak pernah diagendakan.

Aksi mahasiswa di jalanan itu bukan untuk main-main. Mahasiswa adalah kaum intelektual yang memiliki semangat perjuangan, kritis, dan memiliki idealisme tinggi. Sebelum turun ke jalanan, pekikan orasi berasal dari proses diskusi yang panjang dan analisis data yang akurat.

Mahasiswa menilai jika saat ini kesejahteraan di Kota Cilegon jauh dari kata ideal. Sorotan janji politik yang tak kunjung terealisasi, Kartu Cilegon Sejahtera (KCS) yang menjanjikan dapat mengentaskan permasalahan 25.000 pengangguran, Beasiswa full sarjana sebanyak 5.000, dan bantuan dana usaha sebesar Rp25.000.000.

Sorotan fasilitas pelayanan dasar seperti jalan pun kondisinya memprihatinkan. Kota yang mendapat penghargaan sebagai kota investasi justru berbanding terbalik dengan kondisi jalan yang hancur dan lambat diperbaiki.

Belum lagi, keberadaan sejumlah BUMD yang seharusnya dapat mendongkrak Pendapatan Asli Daerah justru menimbulkan kerugian. Pengelolaan yang harus dikoreksi, jangan muncul kasus korupsi dan kekisruhan.

Aksi mahasiswa Cilegon (foto Kang Juli)
Aksi mahasiswa Cilegon (foto Kang Juli)

Menguraikan betapa kompleks permasalahan yang ada di Kota Cilegon terlalu rumit memang. Dibutuhkan jiwa kepemimpinan yang baik dan mampu memberikan solusi dengan gagasan baru dan berani.

Kegagalan dalam menjalankan program dapat dibuktikan dengan Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (Silpa) 2021 sebesar Rp457 miliar. 

Banyak program macet, gagal lelang proyek, dan banyak alasan lainnya. Masyarakat yang seharunya bisa menikmati hasil pembangunan yang baik, kini hanya mendapat kekecewaan.

Program yang tak berjalan membuahkan Silpa yang besar, sebanding dengan capaian Pendapatan Asli Daerah (PAD) 2021 yang sangat kecil dengan realisasi di angka Rp630 miliar. Kota Investasi tidak mampu menyerap PAD yang lebih besar lagi.

Wajar jika kemudian mahasiswa turun ke jalan menyuarakan aspirasi, itulah cara yang terbaik untuk saling mengingatkan dalam kebaikan. Kota Cilegon harus diurus dengan serius.

Jika sudah ada aksi, apakah akan ada respon dan perubahan pada kinerja yang harus dilakukan oleh para elit birokrasi di kota ini?

Harapannya, apa pun cara yang disampaikan mahasiswa dalam mengkritik adalah upaya untuk saling mengingatkan. Tugas mahasiswa memang harus kritis dan mengawal jalannya pemerintahan.

Jangan sampai pihak-pihak yang dikritik justru menjadi baper. Repot urusan jika sudah diingatkan malah menjadi baper dan anti kritik. 

Perlu dipahami sekali lagi, kritik adalah cinta. Tolong Jangan Baper!

Happy Birthday Cilegon .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun