Mohon tunggu...
Roni Ramlan
Roni Ramlan Mohon Tunggu... Freelancer, Guru - Pembelajar bahasa kehidupan

Pemilik nama pena Dewar alhafiz ini adalah perantau di tanah orang. Silakan nikmati pula coretannya di https://dewaralhafiz.blogspot.com dan https://artikula.id/dewar/enam-hal-yang-tidak-harus-diumbar-di-media-sosial/.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Learning by Doing: Kunjungan Produksi ke UD Intan Jaya

15 Desember 2022   12:25 Diperbarui: 15 Desember 2022   12:33 582
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Foto partisipan kunjungan produksi ke UD Intan Jaya)

Demonstrasi Proses Pembuatan Produk

Setelah orasi sejarah berdiri perusahaan, sang owner langsung menunjukkan demonstrasi proses pembuatan kerupuk rambak. Proses itu dimulai dengan menunjukkan kulit kering mentah, pembakaran, perendaman dan pendinginan, pemotongan, penjemuran dan pengopenan kulit. 

Disebutkan, kulit yang berkualitas adalah kulit yang tidak menyisakan lapisan daging yang menempel pada kulit, memiliki lebar dan tebal yang ideal serta melalui proses penjemuran yang sempurna. Adapun jika ada serpihan daging yang tertinggal (menempel pada kulit) dan tidak sempurna dalam penjemuran maka kulit akan mudah berjamur.

Selama ini bahan baku kerupuk rambak di UD Intan Jaya selalu menggunakan kulit yang segar yang dikeringkan. Bahan baku tersebut dipasok dari Nusa Tenggara Timur dan Sulawesi yang terkenal sebagai wilayah produsen kulit kering. Satu kali datang kulit biasanya berbobot 1 ton. Sekitar satu truk.

Menilik kebiasaan produksi yang berlaku, dalam seminggu umumnya pabrik dapat membakar 40 lembar kulit kering. Jumlah itu diproses dua kali masak. Jika dikalkulasikan, kurang lebih sebanyak 2 kwintal atau kisaran 120 kg setiap satu kali proses masak. Masak di sini berarti direbus.

Untuk menghilangkan bulu, kulit dibakar sampai warna putih. Stabilitas nyala api turut menentukan. Kulit yang dibakar jauh lebih efektif dalam menghilangkan bulu daripada dikerok. Pemilihan cara menghilangkan bulu turut memengaruhi durasi pengolahan. 

Setelah dibakar, kulit direndam sehari semalam. Kemudian kulit dikerok untuk menghilangkan bulu yang tersisa. Kulit yang benar-benar sudah bersih dari bulu lantas direbus kurang lebih selama 3-4 jam, khusus kulit kerbau. Sementara kulit sapi direbus selama 2-3 jam. Rumusnya, semakin tebal kulit maka proses merebus semakin lama. 

Dalam proses merebus suhu api harus stabil. Air harus tetap mendidih. Bahan bakar yang digunakan menggunakan kayu bakar. Jika kulit sudah matang, diambil menggunakan gandol (semacam pengait khusus yang bergagang kayu berujung besi runcing). Matang tidaknya kulit memengaruhi tingkat kemekaran rambak. 

Adapun kadaritas matang dalam proses memasak kulit adalah jika saat permukaan kulit ditekan menggunakan jari tembus maka tingkat kematangannya sudah pas. Setelah itu diangin-anginkan dan didinginkan kurang lebih selama 1 jam. Supaya lebih kenyal, kulit yang sudah matang tidak boleh dijemur langsung melainkan harus dijemur di bawah pohon.

Setelah itu baru dapat dijemur di bawah terik mentari. Penjemuran sendiri dilakukan berkali-kali. Penjemuran yang sempurna tergantung pada kolaborasi: sinar matahari dan proses pengopenan. Pada musim hujan penjemuran kulit yang sudah direbus menyesuaikan. 

(Dokumentasi pribadi: Siswa-siswi sedang menjereng kulit yang telah dipotong kecil-kecil)
(Dokumentasi pribadi: Siswa-siswi sedang menjereng kulit yang telah dipotong kecil-kecil)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun