Mohon tunggu...
Ahmad Saukani
Ahmad Saukani Mohon Tunggu... Administrasi - pensiun bukan lantas berhenti bekerja

pensiun bukan lantas berhenti bekerja

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Poligami…Siapa Takut...Istri Saya Oke-oke Aja Tuh Dipoligami

4 Februari 2010   08:01 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:05 1760
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

kalau saya memutuskan untuk melakukan polygami dengan alasan yang sederhana saja yaitu sebagai manusia saya ingin punya lebih itu saja manusiawikan saya kira wajar dan boleh-boleh saja,semua manusia tidak lelaki tidak perempuan punya naluri yang sama selalu ingin punya lebih,sebenarnya ada alasan lain tapi saya kira nanti orang akan mengatakan saya mengada-ada dan cari-cari alasan saja  . [caption id="attachment_67959" align="alignleft" width="124" caption="poligami...yes"][/caption] namun apapun kata orang sama sekali tidak akan mengurangi hak dan tidak akan mempengaruhi keputusan saya untuk berpolygami,bagi orang-orang yang mengenal dekat dengan saya barangkali akan mengait-ngaitkannya dengan rumor yang salah tentang etnik tertentu dimana ayah dan ibu saya dilahirkan rumor yang sama sekali tidak bisa dipertanggung jawabkan kesahihannya dan yang kita tau dan kita harus mengakui polygamy agama membolehkanya puspo wardoyo sudah lama sebenarnya saya mengagumi tokoh satu ini dan menaruh respek seorang tokoh yang tidak asing lagi dan bahkan dimusuhi oleh kalangan  penentang polygamy suatu perbuatan yang sia-sia dibandung pada bulan oktober 2009 kita menjadi saksi sejarah didirikannya apa yang dinamakan klub polygamy dengan dihadiri oleh banyak orang yang sudah barang tentu mereka para pendukung polygamy sungguh saya menaruh respek,mereka orang-orang yang berani mengatakan YA untuk suatu kebenaran para penentang polygamy sesunguhnya sama sekali tidak punya alasan kuat dengan sikap dan argument-argumentnya mereka hanya mengandalkan nafsu saja meraka tidak rasional banyak memang contoh tentang keburukan dan kegagalan keluarga yang berpolygami namun kalau mereka mau jujur hal yang samapun bisa kita temukan pada keluarga yang monogamy,...ya mereka para penentang polygamy memang tidak jujur mereka mendustakan nuraninya sendiri . saya katakana saya ada mengenal beberapa keluaga yang melakukan polygamy namun rumah tangga mereka biasa-biasa saja tidak ada yang istimewa dalam pandangan saya keluarga mereka bahkan lebih tentram lebih ayem,begitu juga sebaliknya saya ada mengenal orang yang gagal rumah tangganya  padahal dia tidak berpolygami para penentang polygamy ini memang kelihatan aneh ketika menyikapi maraknya perzinahan,hamil diluar nikah yang kian merajalela,semakin banyaknya lokalisasi tempat mengekploitasi perempuan,mereka kelihatan tidak keberatan mereka oke-oke saja suatu sikap yang benar-benar tidak jujur . saudara belum lama sebenarnya saya punya apa yang orang mengistilahkannya dengan  WIL bukan suatu hal yang kebetulan memang,saya yakin benar itulah suratan takdir yang harus saya jalani WIL kalau perempuan dan para ibu yang kasak-kusuk berbisik-bisik membicarakannya adalah hal-hal yang negative saja yang muncul barangkali ada  benarnya saya tidak tahu persis namun WIL yang saya kenal tentu lain dan tentunya juga berbeda bersamanya saya merasakan mengalaminya ada sesuatu yang lain nuansa baru yang belum pernah saya dapatkan sebelumnya sehingga sulit bagi saya untuk tidak mengingatnya sehari saja     . satu soal barangkali yang meresahkan buat saya adalah bagaimana dan dengan cara apa untuk mengatakan kepada istri saya agar niatan saya tidak akan menjadi prahara dan gejolak dalam kehidupan rumah tangga saya namun kehidupan harus bejalan . . rupanya keyakinan saya tentang takdir dan begitu pula halnya dengan istri saya ternyata telah membuahkan hal yang mestinya luar biasa itu menjadi hal yang biasa-biasa saja,hal yang juga penting adalah bagaimana kita melakukan pendekatan mencari titik temu dalam rangka memahami apa itu polygami dan kemudian tentunya dengan lapang dada bisa menerimanya  . beruntung memang ketika pada ahirnya saya memutuskan untuk berpolygami jadinya tidak ada reasksi yang berlebihan dari istri saya walaupun dihati saya ada banyak tanya tapi biarlah saya memang tidak memerlukan jawaban . tengah januari awal tahun ini 2010 saya telah membuat suatu keputusan bersejarah dalam hidup saya ,sukur istri saya bisa menerimanya belakangan dia mulai akrab dan saya katakan bahkan sangat akrab mau bercengkerama tertawaria dengan madunya si kokom kompasiana     . catatan : wil = wajah idaman lain ( sibiru kompasiana )

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun