Mohon tunggu...
Ahmad Saukani
Ahmad Saukani Mohon Tunggu... Administrasi - pensiun bukan lantas berhenti bekerja

pensiun bukan lantas berhenti bekerja

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Bambu, Tiang Bendera Kearifan Lokal

19 Juli 2018   11:23 Diperbarui: 19 Juli 2018   16:49 2400
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
merah putih di tiang bambu/ahmad saukani

Untuk membuat komplek seputar Gelora Bung Karno tampil lebih indah selama Asian Games, Panitia Penyelenggara Asian Games 2018, INASGOC  bekerja sama dengan pemvrop DKI akan menggusur sementara para pedagang kaki lima yang mangkal di depan Komplek Gelora Bung Karno dan tentu saja termasuk pedagang satay Taichan.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sudah menyediakan tempat di sekitar Senayan City  yang tidak terlalu jauh dari Gelora Bung Karno untuk menempatkan sementara pedagang satay atau sate taichan yang selama ini mangkal di depan komplek Gelora Bung Karno.

Sate atau satay Taichan sudah amat dikenal terutama oleh para pemburu kuliner dan lebih utama lagi di kalangan remaja Jakarta, mangkal di depan Komplek Gelora Bung Karno.

Sate taichan sebagai varian baru rasa satai ayam saya pernah mencecapnya menurut saya rasanya ya biasa-biasa saja; bahkan lidah saya lebih cocok dengan sate ayam Madura.

Baik sate Madura atau sate taichan keduanya sama menggunakan batang bambu untuk menyusun potongan daging dan memanggangnya.

Saya pernah tinggal beberapa lama di Arab, di sana juga ada sejenis satai yang potongan dagingnya agak besar dan bedanya lagi dengan sate yang kita kenal di Indonesia; sate di Arab menggunakan batangan metal atau besi untuk memanggangnya.

Potongan-potongan bambu yang diraut sedemikian rupa menjadikan sate mempunyai rasa yang khas dan menjadi ciri khas sate di tanah air dan mungkin di beberapa negara seputar Asia Tenggara.

Bambu dalam sejarah perjuangan bangsa punya peran sangat penting yang dikenal sebagai senjata bambu runcing yang membuat bergidik serdadu penjajah. Sampai akhirnya mereka hengkang dan Indonesia merdeka.

Setiap menjelang tujuh belas Agustus sebagai hari kemerdekaan Indonesia, para tetangga dan tentu saja saya tidak ketinggalan akan mengibarkan Sang Saka Merah Putih kebanggaan.

Kami mengibarkan bendera hampir semuanya dengan menggunakan tiang bambu, ada yang menggunakannya begitu saja secara sederhana, tapi lebih banyak yang men-cat tiang bambu tersebut dengan warna seperti bendera kita merah-putih.

Tiang bambu yang saya gunakan pun saya cat dengan warna merah putih. Kendati sedikit bengkok saya kibarkan sang saka merah putih di tiang tersebut setidaknya selama tiga hari sebelum tujuh belas Agustus sampai tiga hari sesudahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun