Mohon tunggu...
amanda phelia
amanda phelia Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

mahasiswa aktif semester 2 di Universitas Negeri Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peran Vital Program Sosial dalam Pengendalian Tingkat Tawuran Remaja; Perspektif Pemberdayaan Masyarakat Melalui Penyuluhan Partisipatif

30 Maret 2024   18:00 Diperbarui: 30 Maret 2024   18:03 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

PERAN VITAL PROGRAM SOSIAL DALAM PENGENDALIAN TINGKAT TAWURAN REMAJA: PERSPEKTIF PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENYULUHAN PARTISIPATIF

Tawuran telah menjadi fenomena yang akrab bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, merupakan salah satu bentuk kenakalan remaja yang menimbulkan masalah sosial yang serius. Tawuran dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia memilikiarti sebagai perkelahian massal atau perkelahian yang dilakukan beramai-ramai. Beramai-ramai dapat diartikan sebagai sesuatu yang dilakukan oleh Kelompok atau lebih. Tawuran adalah perkelahian massal antar Kelompok laki-laki dengan kekerasan yang ditujukan pada Kelompok pelajar dari sekolah lain (Mansoer, Solikhah 1999).

Tawuran, yang merupakan perkelahian massal dalam kelompok, merupakan contoh konkret dari penyimpangan perilaku remaja terhadap norma dan aturan yang berlaku. Tawuran masuk kedalam kategori kenakalan remaja yang merupakan gangguan perilaku sosial yang disebabkan oleh pengabaian sosial, sehingga mereka berperilaku menyimpang. Perilaku yang menyimpang dari siswa remaja merupakan salah satu tantangan dalam bidang sosial karena dapat mengancam stabilitas sistem sosial. Masalah tawuran remaja telah menjadi perhatian serius di lingkungan masyarakat karena dapat menimbulkan kerugian bagi individu dan orang lain, beberapa dampak dari tindakan tawuran remaja:

  • Fisik: Kerugian fisik dari tindak tawuran ini meliputi cedera fisik bahkan dapat kehilangan nyawa.
  • Psikologi: Trauma fisik mauopun psikologis yang diakibatkan oleh tawuran remaja dapat mempengaruhi Kesehatan mental.
  • Keugian Finansial: Kegiatan tawuran dapat merugikan secara finansial, kerusakan fasilitas pribadi maupun fasilitas publik sangat merugikan masyarakat.

Pada tingkat psikologis, masa remaja adalah periode di mana individu mulai berinteraksi dengan masyarakat dewasa, di mana mereka tidak lagi merasa terikat oleh otoritas orang yang lebih tua, melainkan berada dalam posisi yang lebih setara. Di masa ini, remaja sedang mencari identitasnya dengan mencoba berbagai hal. Namun, ketika emosi mereka belum stabil dan mudah berubah-ubah, keputusan impulsif yang dipengaruhi oleh emosi bisa menjadi pemicu konflik antar remaja.

Masyarakat secara umum menilai tawuran sebagai kegiatan yang tidak produktif dan merugikan. Seringkali, reaksi masyarakat terhadap perilaku tersebut adalah dengan mencela tanpa mencari solusi yang tepat. Namun, penting juga untuk memperhatikan faktor-faktor yang melatarbelakangi kenakalan remaja. Tawuran seringkali dipicu oleh faktor internal maupun eksternal, seperti kompetisi dalam berbagai bidang, dorongan ego dan gengsi, serta masalah pribadi seperti konflik keluarga dan kesulitan ekonomi. Semua faktor ini dapat menjadi pemicu utama terjadinya tawuran antar remaja.

Teori konflik sosial, dikembangkan oleh para ahli sosiologi seperti Karl Marx dan Max Weber menyatakan bahwa konflik merupakan bagian integral dari struktur sosial masyarakat. Menurut perspektif ini, masyarakat terdiri dari berbagai kelompok yang memiliki kepentingan yang saling bertentangan, seperti kelompok-kelompok berdasarkan kelas sosial, etnis, agama, atau status. Ketika diterapkan pada konteks tawuran, teori konflik sosial menawarkan pemahaman yang mendalam tentang faktor-faktor yang memicu dan memperkuat konflik di antara mereka.

Dari segi lingkungan, tekanan dari kelompok sebaya (peer pressure) seringkali memainkan peran besar dalam mendorong individu untuk terlibat dalam tawuran. Rasa ingin diterima dan diakui oleh kelompok, kebutuhan untuk mempertahankan reputasi, dan ketakutan akan menjadi korban bullying atau pengucilan sosial dapat menjadi pemicu bagi remaja untuk terlibat dalam kegiatan tawuran. Selain itu, ketidakstabilan dalam lingkungan keluarga juga dapat memperburuk situasi dan meningkatkan kemungkinan terjadinya tawuran.

Karena tawuran remaja merupakan masalah sosial yang kompleks yang menjadi tantangan bagi bangsa ini, maka untuk menanggulangi tantangan ini peran dari program sosial menjadi sangat penting. Salah satu pendekatan yang menjanjikan adalah melalui penyuluhan partisipatif yang mengutamakan pemberdayaan masyarakat sebagai solusi yang berkelanjutan.

Tawuran remaja sendiri di indonesia seperti sudah menjadi budaya yang melekat. Meskipun demikian, upaya pencegahan tidak boleh diabaikan. Pertama-tama, peran keluarga sangat penting dalam membentuk karakter dan nilai-nilai moral pada remaja. Orang tua perlu aktif terlibat dalam kehidupan anak-anak mereka, memberikan perhatian yang cukup, serta memberikan teladan yang baik. Selain itu, pendekatan komunitas juga krusial. Masyarakat harus menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan positif remaja, dengan menyediakan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat dan mendukung serta memberikan dukungan sosial yang kuat. Peran pemerintah juga tidak bisa diabaikan. Pemerintah perlu memberikan dukungan kebijakan dan sumber daya untuk program-program pencegahan tawuran remaja, serta meningkatkan penegakan hukum terhadap pelaku tawuran. Sekolah juga memiliki peran penting dalam membentuk karakter dan perilaku positif pada remaja melalui kurikulum dan kegiatan ekstrakurikuler yang mendukung pembentukan kepribadian yang baik. Dengan kolaborasi yang kuat antara semua pihak, kita dapat membangun masyarakat yang lebih aman dan berkualitas, di mana tawuran remaja tidak lagi dianggap sebagai hal yang biasa atau dibiarkan terjadi.

Program sosial yang efektif tidak hanya berfokus pada penanganan kasus-kasus tawuran yang sudah terjadi, tetapi juga pada pencegahan melalui pendekatan yang holistik. Penyuluhan partisipatif merupakan kegiatan yang terencana berupaya untuk bisa melaksanakan kegiatan pemberdayaan masyarakat dengan melibatkan masyarakat. Penyuluhan partisipatif menekankan pada keterlibatan aktif masyarakat dalam merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi program-program pencegahan tawuran remaja. Pendekatan ini memungkinkan masyarakat untuk memiliki pemahaman yang lebih baik tentang akar penyebab tawuran serta merasa memiliki tanggung jawab dalam mengatasinya.

Program sosial ini bertujuan salah satunya adalah untuk mengedukasi dan meningkatkan kesadaran masyarakat luas tentang pencegahan tawuran remaja. Program sosial ini bertujuan salah satunya adalah untuk mengedukasi dan meningkatkan kesadaran masyarakat luas tentang pencegahan tawuran remaja. Edukasi merupakan pondasi penting dalam upaya pencegahan, karena masyarakat perlu memahami akar permasalahan tawuran, dampak negatifnya, dan cara-cara untuk mencegahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun