Kata ikhlas yang sering terucap, tak jarang masih jauh dari definisinya. Ikhlas seharusnya hanya mengharap ridha kepada Allah Swt. semata. Sehingga mendorong seseorang untuk melalukan aktivitas sesuai dengan yang diperintahkan tanpa memperdulikan resiko apapun, meskipun seluruh dunia mencaci dan membenci. Serta tidak mudah gentar ketika orang-orang menunjukkan keburukannya tatkala kita hendak mendekatkan diri kepada Allah Swt..
Ikhlas sendiri masih sering ternodai oleh riya. Al-Fudhail berkata, "Meninggalkan amal karena manusi adalah riya' dan beramal karena manusia adalah syirik. Sedangkan ikhlas ialah apabila Allah Swt. menyelamatkanmu dari keduanya."Â
Sudah selayaknya kaum Muslimin melakukan introspeksi diri. Apakah setiap amal yang diperbuat telah sesuai dengan standar syariah? Sudahkah setiap amal yang diperbuat ikhlas mengharap rida Allah semata? Sehingga kualitas amal kaum muslimin akan meningkat dari hari ke hari. Sudah selayaknya kaum muslimin menyelaraskan amal perbuatannya dengan niat yang lurus hanya mengharap rida-Nya serta sesuai dengan standar syariah Islam. Bukan hanya dalam ranah individu, masyarakat, tetapi juga dalam ranah bernegara. Wallahu 'alam bishshawab.
Oleh: Kunthi Mandasari*
*Penulis adalah pemerhati generasi dan aktif dalam komunitas menulis Akademi Menulis Kreatif (AMK)