Mohon tunggu...
Manajemen Rekayasa
Manajemen Rekayasa Mohon Tunggu... Blogger

Menulis blog

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Critical Thinking dalam proyek Teknik di Program S1 Manajemen Rekayasa

10 Juni 2025   11:02 Diperbarui: 10 Juni 2025   11:02 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dalam menghadapi dinamika industri yang terus berkembang dan dipenuhi tantangan kompleks, kemampuan berpikir kritis menjadi salah satu keahlian penting yang harus dimiliki oleh mahasiswa teknik. Di Program S1 Manajemen Rekayasa Telkom University, kemampuan ini menjadi bagian fundamental dari proses pembelajaran, yang mendukung mahasiswa dalam menyelesaikan proyek teknik secara sistematis, rasional, dan inovatif.

Pentingnya Kemampuan Berpikir Kritis di Dunia Teknik

Berpikir kritis merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi yang melibatkan proses kognitif untuk menganalisis permasalahan secara reflektif dan rasional. Keterampilan ini mencakup kemampuan berpikir induktif, seperti mengenali pola hubungan antar elemen, mengevaluasi masalah terbuka, menentukan hubungan sebab-akibat, menyusun kesimpulan yang masuk akal, serta mempertimbangkan informasi yang relevan secara menyeluruh. Manajemen Rekayasa merupakan bidang studi interdisipliner yang menggabungkan keahlian teknis dengan pendekatan manajerial. Dalam konteks ini, kemampuan berpikir kritis membantu mahasiswa untuk:

  • Mengidentifikasi permasalahan dengan pendekatan logis dan terstruktur
  • Menganalisis data dan informasi untuk memahami akar permasalahan
  • Mengevaluasi berbagai alternatif solusi berdasarkan pertimbangan teknis dan ekonomis
  • Mengambil keputusan berdasarkan bukti dan data yang relevan
  • Mengintegrasikan solusi teknis dengan kebutuhan strategis perusahaan

Dalam pelaksanaan proyek teknik, mahasiswa kerap dihadapkan pada tantangan kompleks yang tidak memiliki jawaban tunggal. Oleh karena itu, berpikir kritis sangat diperlukan untuk menyusun strategi yang tepat guna mencapai hasil yang optimal.

Pengembangan Critical Thinking dalam Kurikulum

Kemampuan berpikir kritis dikembangkan melalui integrasi antara pembelajaran teoritis dan praktik berbasis proyek. Beberapa mata kuliah yang dirancang secara khusus untuk mendukung pengembangan kemampuan ini antara lain:

  • Perancangan Sistem Produksi
    Mahasiswa dilatih untuk menganalisis dan merancang sistem produksi yang efisien melalui pendekatan sistemik.
  • Manajemen Proyek Teknik
    Mata kuliah ini mengasah kemampuan mahasiswa dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi proyek teknik secara menyeluruh, termasuk dalam aspek pengelolaan risiko dan waktu.
  • Simulasi Sistem Industri
    Dengan menggunakan perangkat lunak simulasi, mahasiswa mempelajari interaksi antar elemen dalam sistem industri dan dampaknya terhadap performa secara keseluruhan.

Pendekatan pembelajaran yang digunakan tidak hanya berbasis kuliah klasikal, tetapi juga menerapkan problem-based learning (PBL). Mahasiswa diberi tantangan berupa studi kasus nyata, yang mendorong mereka untuk mengidentifikasi masalah, merumuskan hipotesis, menganalisis data, serta menguji dan menyempurnakan solusi.

Tahapan Berpikir Kritis dalam Proyek Teknik

Dalam pelaksanaan proyek teknik, mahasiswa menerapkan proses berpikir kritis melalui langkah-langkah berikut:

  1. Identifikasi Permasalahan
    Mengumpulkan informasi dan data untuk memahami konteks serta permasalahan yang dihadapi.
  2. Analisis Data
    Menelaah informasi yang tersedia untuk menemukan akar penyebab dan pola yang relevan.
  3. Evaluasi Solusi
    Menyusun dan membandingkan alternatif penyelesaian berdasarkan kriteria teknis, biaya, dan dampak jangka panjang.
  4. Pengambilan Keputusan
    Memilih solusi yang paling efektif dan menyusun rencana implementasinya secara logis dan terstruktur.
  5. Refleksi dan Penyempurnaan
    Melakukan evaluasi atas hasil implementasi dan merancang perbaikan berkelanjutan jika diperlukan.

Studi Kasus: Penerapan Lean Manufacturing

Salah satu bentuk nyata penerapan berpikir kritis adalah dalam proyek optimalisasi produksi menggunakan pendekatan Lean Manufacturing. Dalam kegiatan ini, mahasiswa melakukan:

  • Pemetaan alur proses produksi dengan menggunakan Value Stream Mapping
  • Identifikasi sumber pemborosan, seperti kelebihan produksi atau waktu tunggu
  • Analisis akar masalah menggunakan metode Root Cause Analysis
  • Rancang ulang sistem dengan metode Kanban atau penyesuaian tata letak
  • Pengujian solusi melalui simulasi perangkat lunak industri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun